Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cd pada Kerang Hijau Perna

yang bermuara di perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta yang membawa limbah- limbah logam berat dan bergantung pada besar kecilnya konsentrasi logam-logam tersebut yang terbuang ke dalam sungai hingga mencapai perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta. Limbah logam berat ini diduga berasal dari limbah industri dan limbah rumah tangga. Jika dibandingkan dengan baku mutu untuk biota air yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 bahwa kandungan logam berat di perairan Muara Kamal,Teluk Jakarta untuk logam berat Pb belum melampaui ambang batas. Untuk logam berat Pb nilai ambang batasnya adalah 0.008 mgL. Berbeda dengan kandungan logam berat Pb, kandungan logam berat Hg dan Cd nilainya masih di bawah ambang batas yaitu 0.001 mgL. Namun demikian konsentrasi yang rendah ini tetap harus diwaspadai karena logam-logam berat yang terlarut dalam kolom perairan pada konsentrasi tertentu dapat berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan Palar, 1994. Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh suatu jenis logam berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun kehancuran dari suatu kelompok dapat menjadikan terputusnya satu mata rantai kehidupan relungniche.

4.3. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cd pada Kerang Hijau Perna

viridis L. Pra Perlakuan Hasil analisis AAS, menunjukkan bahwa kandungan logam merkuri Hg pada tubuh kerang hijau yang dibudidayakan di perairan Muara Kamal Teluk Jakarta berkisar antara 0,0017 – 0,012 ppm dengan rata-rata 0,005 ppm. Kisaran k P K p d d b y a y d a kadar Hg in POM No. Kandungan ppm dan k ditetapkan o 1976 sebe dengan rata- batas baku 03725BSK yang rendah alami sangat 0,11 ppb ata yang beruku digunakan o anti korosif. Gamba 1 1 1 1 Ka nd ung a n Lo ga m Berat ppm ni masih jau 03725BSK logam Pb b adar Pb ter oleh Kep. D sar 2 ppm. -rata 0,629 p u mutu ya KVII1989 d h ini berasal t rendah bila au 0,00011 p uran kecil oleh nelayan ar 10. Kand 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 .0000 .2000 .4000 .6000 Hg Pb Cd Kandu uh di bawah KVII1989 berkisar anta rsebut masih Dirjen POM Kandungan ppm. Kisara ang ditetap dan FAOW dari ketersed a dibandingk ppm. Hal in sehingga m n untuk mel dungan Log Titik I 0.0017 1.485 0.743 Sta ungan Log h ambang b dan FAOW ara 0,92 – 1 h di bawah M No. 03725 logam Cd an kadar Cd pkan oleh WHO 1976 diaan logam kan dengan l ni diduga ka mudah terang apisi permu gam Berat K Titik II 0.0025 1.37 0.685 asiun Pengama gam Bera batas yang d WHO 197 1,485 ppm d h ambang b 5BSKVII berkisar ant d ini masih j Keputusan sebesar 1 m Cd di kolom logam Cu, Z arena Cd ber gkat dari da ukaan badan Kerang Hija Titik 0.01 0.92 0.46 atan at Kerang ditetapkan K 76 sebesar dengan rata- batas baku m 1989 dan F tara 0,46 – jauh di bawa n Dirjen P ppm. Kons m perairan y Zn dan Ni ya rikatan deng asar. Logam kapal karen au Pra Perla III 12 2 6 g Hijau Kep. Dirjen 0,5 ppm. -rata 1,258 mutu yang FAOWHO 0,743 ppm ah ambang POM No. sentrasi Cd yang secara aitu sebesar gan mineral m Cd juga na sifatnya akuan Hg Pb Cd Kandungan logam berat cenderung tinggi di sekitar muara dan konsentrasinya akan berkurang secara gradien ketika mendekati mulut teluk. Kandungan logam berat di kerang hijau lebih tinggi daripada di perairan karena kerang hijau dapat menyerap logam berat yang ada di perairan tempat hidupnya sehingga terus terakumulasi. Semua logam berat pada kerang hijau pra perlakuan masih berada di bawah ambang batas WHO Gambar 10. Tingginya konsentrasi Pb pada Musim Barat bulan Februari – April terkait dengan pergerakan angin yang berhembus lebih kencang pada musim tersebut. Angin yang kencang pada Musim Barat mengakibatkan kecepatan arus permukaan meningkat sehingga memungkinkan terjadinya turbulensi atau pengadukan. Pada kedalaman yang relatif dangkal, pengadukan oleh arus atau gelombang mengakibatkan endapan partikel Pb terangkat ke kolom perairan Teluk Jakarta. Peristiwa ini disebut resuspensi logam Pb. Faktor lain yang mempengaruhi hal ini adalah aktivitas di sepanjang aliran sungai, sekitar muara dan laut; kedalaman dan kondisi hidrodinamika perairan seperti arus dan gelombang pasang surut, ditambah lagi dengan adanya curah hujan yang tinggi pada Musim Barat mengakibatkan debit air meningkat sehingga terjadi penggelontoran material air sungai yang lebih besar dibandingkan Musim Timur. Alasan lainnya bahwa kawasan Muara Kamal dan Kapuk mengalami peningkatan konsentrasi Pb karena didominasi oleh kegiatan industri terutama cat, penyamakan kulit, tekstil, percetakan dan baterai, pendaratan ikan dan bongkar muat kayu pergudangan. Aktivitas ini memberikan andil semakin tingginya konsentrasi logam Pb karena logam Pb digunakan untuk aktivitas docking kapal, seperti perbaikan kapal pengisian bahan bakar tetra etil timbal dan pengecatan badan kapal Pb putih atau PbOH 2 .2PbCO 3 dan Pb merah atau Pb 3 O. Aktivitas penurunan muatan hasil tangkapan dari kapal nelayan yang menggunakan bahan bakar minyak solar dengan campuran tetra etil timbal berpotensi tumpah dan tercecer saat merapat ke pelabuhan atau perkampungan nelayan tempat pelelangan ikan. Sedangkan kegiatan manufaktur atau industri berpotensi menghasilkan limbah logam serta limbah B3 lainnya baik dalam bentuk cair, lumpur ataupun dalam bentuk gas. Logam Hg, Pb dan Cd yang terkandung pada kerang hijau tersebut berasal dari perairan sepanjang Muara Kamal Teluk Jakarta. WHO 1976 menetapkan batas maksimum yang disarankan untuk konsumsi Hg sebesar 0,3 mg atau 300 μg per 70 kg berat badan per minggu, untuk Pb 0,7 mg atau 700 μg per 70 kg berat badan per minggu dan untuk Cd 0,4 mg atau 400 µg per 70 kg berat badan per minggu. Berdasarkan hal tersebut, maka konsumsi maksimum kerang hijau adalah sebanyak 556,306 gr per 70 kg berat badan per minggu atau 79,472 gr per 70 kg berat badan per hari. Dengan demikian tingkat konsumsi kerang hijau yang aman untuk kesehatan tidak boleh melebihi 556 gr per 70 kg berat badan per minggu WHO, 1976.

4.4. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cd pada Kerang Hijau Perna