24
1. Nikah adalah jalan alami yang paling baik dan sesuai untuk menyalurkan
dan memuaskan naluri seks dengan kawin badan jadi segar, jiwa jadi tenang.
2. Nikah jalan terbaik untuk memperbanyak keturunan, melestrarikan hidup
manusia, serta memelihara keturunan yang oleh Islam sangat diperhatikan sekali.
3. Naluri kebapaan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi dalam
suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula perasaan-perasaan ramah, cinta dan sayang yang merupakan sifat-sifat baik yang
menyempurnakan kemanusiaan seseorang. 4.
Perkawinan dapat membuahkan di antaranya, tali kekeluargaan memperteguh kelanggengan rasa cinta antara keluarga dan memperkuat
hubungan masyarakat yang memang oleh Islam direstui ditopang dan ditunjang karena masyarakat yang saling menunjang lagi saling
menyayangi merupakan masyarakat yang kuat lagi bahagia.
21
5. Pengertian Perkawinan di Bawah Tangan
Menurut bahasa perkawinan di bawah tangan berarti perkawinan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau perkawinan yang dirahasiakan.
Sedangkan menurut hukum, perkawinan di bawah tangan adalah perkawinan yang bisa dinyatakan sah secara agama apabila Syarat dan rukunya terpenuhi
namun tidak berkekuatan hukum.
21
Tihami, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, h.20.
25
Dalam pernikahan dibawah tangan, petugas pencatat nikah KUA tidak akan mencatat perkawinannya tersebut karena dianggap menyimpang
dari Undang-Undang yang berlaku.
22
Akibatnya, pasangan yang menikah tidak akan mendapatkan surat nikah. Kalaupun mendapatkan surat nikah ada
dua kemungkinan. 1.
Surat nikah aspal asli tapi palsu. 2.
Petugas KUA-nya berkolusi. Sedangkan sistem hukum Indonesia tidak mengenal istilah perkawinan
di bawah tangan dan semacamnya. Namun, secara sosiologis istilah ini diberikan bagi perkawinan yang tidak dicatatkan dan tidak memenuhi
ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Khususnya tentang pencatatan perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan pasal 2 ayat 2 yang menegaskan bahwa perkawinan harus
dicatat sesuai ketentuan perundang-undang yang berlaku.
23
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkawinan di bawah tangan adalah perkawinan yang sudah memenuhi syarat dan rukun dalam
hukum Islam. Tetapi tidak mengikuti hukum Negara yang mengharuskan untuk dicatat.
22
Lembaga Bantuan Hukum APIK, Dampak Pernikahan Bawah Tangan Bagi Perempuan Artikel diakses pada kamis, 14 Juli 2011 dari:hpp:www.lbh-apik.or.idfact51-bwh20tangan.htm
23
Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Cet.1, Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2009, h. 538.
26
1. Faktor Terjadinya Pernikahan di Bawah Tangan
Terdapat beberapa faktor yang melatar belakangi terjadinya pernikahan bawah tangan di antaranya yaitu:
a. Tidak adanya kemampuan melaksanakan perkawinana secara Syariat,
karena tidak bisa menyediakan tempat tinggal, disebabkan penganguran dan tidak adanya kesempatan kerja yang layak.
b. Ikut-ikutan kelompok masyarakat yang menyimpang yang dikuasai
oleh mass media yang rusak melalui alat teknologi yang canggih dan merebaknya pemikiran yang menyimpang, seperti yang disebarkan
oleh telenofela, film-film dan buku-buku.
24
c. Lemahnya benteng agama dan akidah serta kurangnya pembinaan
keluarga untuk mengarahkan kepada akhlak yang mulia.
25
d. Pemahaman yang salah terhadap kebebasan pribadi di kalangan
remaja, mereka mengartikan kebebasan adalah” tidak boleh ada yang mengarahkan mereka “ meskipun untuk mengarahkan perilaku mereka
atau pengontrolan, sementara dikalangan perempuan berpendapat bahwa mereka mempunyai hak yang sama dalam berbuat seperti laki-
laki dalam alam kebebasan ini tanpa ada batas-batas dan nilai. e.
Tersedianya alat dan obat anti hamil tanpa adanya ketentuan-ketentuan yang jelas bagi siapa dan kapan boleh didapatkan, hingga
24
M uhammad Fu’ad Syakir, Perkawinan Terlarang, Cet.1, Jakarta: CV Cendikia Sentra
Muslim, 2002, h.55.
25
Ibid
27
penyimpangan moral menjadi suatu perbuatan yang tidak ditakuti karena resikonya bisa dihindari.
f. Dikarenakan ikatannya dengan beberapa keluarga dan beberapa istri
serta anak-anaknya, dan ia takut jika ketahuan akan menghancurkan bangunan rumah tangganya,
g. Terjadinya hubungan gelap yang mengakibatkan kehamilan
h. Serta kurangnya ekonomi yang menjadi alasan mereka melakukan
pernikahan di bawah tangan. Dilihat dari berbagai penyebab di atas hal yang perlu dianalisa
kembali adalah sesungguhnya perkawinan dengan cara ini tidak memenuhi anjuran-anjuran yang diarahkan oleh Islam yang semestinya
dilakukan
26
2. Status Hukum Pernikahan di Bawah Tangan