20
a. Rukun Perkawinan
Rukun perkawinan adalah hakikat dari perkawinan itu sendiri, tanpa adanya salah satu rukun. Maka perkawinan tidak bisa di laksanakan karena
rukun nikah merupakan bagian dari hakikat perkawinan dan wajib di penuhi pada saat berlangsungnya perkawinan,
13
rukun perkawinan itu terdiri atas:
1. Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan perkawinan. 2. Adanya wali nikah.
3. Adanya dua orang saksi yang adil. 4. Sighat akad nikah yaitu ijab dan qobul yang diucapkan oleh wali atau
wakilnya dari pihak wanita, dan dijawab oleh calon pengantin laki- laki.
14
b. Syarat Sahnya Perkawinan
Perkawinan merupakan salah satu ibadah dan memiliki syarat- syarat sebagaimana ibadah lainnya. Syarat-syarat yang dimaksud tersirat
dalam Undang-Undang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, Syarat- syarat perkawinan merupakan dasar bagi sahnya perkawinan. Apabila
13
Nur Yasin, Hukum Perkawinan Islam Sarak, Cet.1, Malang: UIN Malang Press, 2008, h.57.
14
Ali Hasan, Pedonan Hidup Rumah Tangga dalam Islam, Cet.1, Jakarta: Siraja, 2003, h.56.
21
syarat-syaratnya terpenuhi, maka perkawinan itu sah dan menimbulkan adanya segala hak dan kewajiban sebagai suami istri.
15
Pada garis besarnya syarat-syarat sahnya perkawinan yaitu: 1. Syarat-syarat calon mempelai pria adalah
a. Beragama Islam b. Laki-laki
c. Baligh d. Berakal
e. Jelas orangnya f. Dapat memberikan persetujuan
g. Tidak terdapat halangan perkawinan 2. Syarat-syarat calon mempelai wanita adalah:
a. Beragama Islam b. Perempuan
c. Jelas orangnya d. Dapat dimintai persetujuan
e. Tidak terdapat halangan perkawinan
16
Dari ketentuan di atas mengenai Syarat-syarat perkawinan juga diatur mengenai ketentuan batas umur calon mempelai. Baik dari calon
mempelai laki-laki maupun calon mempelai perempuan.
15
Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Cet.1, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, h.12.
16
Ali Hasan, Pedonan Hidup Rumah Tangga dalam Islam, h.56.
22
Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur
19 Sembilan belas tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 enam belas tahun. Ketentuan batas umur seperti yang tercantum dalam
pasal 15 ayat 1 Kompilasi hukum Islam di dasarkan kepada pertimbangan kemaslahatan keluarga dan rumah tangga perkawinan. Hal ini sejalan
dengan penekanan Undang-Undang perkawinan, bahwa calon suami dan istri harus sudah matang jiwa dan raga agar dapat mewujudkan tujuan
perkawinan secara baik.
17
4. Tujuan dan Hikmah Perkawinan