33
investasi yang dikeluarkan. Dari program CSR menjadi lebih jelas dan tegas, sehingga pada akhirnya keberlanjutan yang diharapakan akan dapat
terimplementasi berdasarkan harapan semua stakeholders. Banyak perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan besar yang
telah melakukan berbagai bentuk kegiatan CSR, umumnya kegiatan-kegiatan Community Development, charity maupun filanthropy, yang saat ini mulai
berkembang di bumi Indonesia masih merupakan kegiatan yang bersifat pengabdian kepada masyarakat ataupun lingkungan yang berada tidak jauh
dari lokasi tempat dunia usaha melakukan kegiatannya. Dan seringkali kegiatannya belum dikaitkan dengan tiga elemen yaitu profit, planet dan
people Triple Bottom Line yang menjadi kunci dari pembangunan berkelanjutan. Namun hal ini adalah langkah yang perlu dikembangkan dan
diperluas hingga benar-benar dapat dijadikan kegiatan CSR yang benar-benar berkelanjutan.
4. Fungsi dan Tujuan CSR Corporate Social Responsibility
a. Fungsi bagi individu karyawan
1 Belajar metode alternatif dalam berbisnis
2 Menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam
lingkungan baru 3
Mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru. 4
Memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan memberi kontribusi bagi komunitas.
5 Mendapatkan persepsi baru atas bisnis.
34
b. Fungsi bagi penerima program
1 Mendapatkan keahlian dan keterampilan profesional yang tidak
dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana untuk mengadakannya. 2
Mendapat keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah.
3 Memperoleh pengalaman dari organisasi besar.
c. Fungsi bagi perusahaan
a. Memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas
bekerjasama komonitas. b.
Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal. c.
Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas. d.
Meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan menjadi duta besar bagi karyawan.
Tujuan program CSR Corporate Social Responsibility
1. Meminimalisasi resiko sosial
2. Membangun harmonisasi dengan masyarakat.
3. Peran aktif dalam memperbaiki masyarakat dengan melibatkan perusahaan
pada masyarakat sekitar. 4.
Pengembangan bisnis perusahaan. 5.
Menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat dan mitra bisnis. 6.
Meningkatkan harapan masyarakat agar perusahaan mengejar sasaran sosial dan ekonomis.
35
5. Pola CSR Corporate Social Responsibility
Menurut Saidi dan Abidin setidaknya ada empat model atau pola CSR Corporate Social Responsibility yang umumnya diterapkan di Indonesia.
29
a. Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa
perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti Corporate Secretary or
Public Affair Manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat Public Realation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau
dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. c.
Bermitra dengan pihak lain Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga
sosial atau organisasi non pemerintah, universitas atau media massa. Baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingakn
dengan modal lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah
29
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri ‘Memperkuat Tanggung Jawab Social Perusahaan CSR, Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 106
36
perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan” pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang
mendukungnya secara produktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang
disepakati bersama. Bidang kegiatan yang dibantu perusahaan juga mencakup berbagai
bidang. Dari jumlah dana yang disalurkan, bidang yang paling banyak hingga yang paling sedikit menerima sumbangan dari perusahaan berturut-turut
adalah pendidikan dan penelitian, pelayanan sosial, kesehatan, musibah mendadak, pembangunan dan prasarana perumahan, seni dan pariwisata serta
ekonomi produktif dan lingkungan. Namun dari frekuensi bidang yang disumbang secara berturut mulai dari yang paling sering dilakukan adalah
pelayanan sosial, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, musibah mendadak, lingkungan hidup, ekonomi produktif, seni olah raga dan pariwisata, dan
pengembangan prasarana perumahan.
30
Kedermawanan social juga berhubungan dengan beberapa hal, antara lain adalah motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan
kedermawanan sosial. Cara pengambilan keputusan dan nilai-nilai yang akan dicapai dalam memberikan sumbangan. Hal-hal tersebut merupakan hal yang
penting untuk diketahui dalam rangka menggali potensi dana karena selama ini ada kecenderungan dana local lewat dana social perusahaan tersalurkan
dalam area yang sangat variatif sesuai dengan keinginan perusahaan penyumbang.
30
Edi Suharto, Pekerjaan di Dunia Industri, Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 107
37
Di Indonesia, kebiasaan perusahaan dalam meyumbang pada dasrnya tidak sepopuler dengan kebiasaan individu yang menjadi pemilik atau
eksekutif puncak perusahaan tertentu. Bahkan kadang kala sulit membedakan apakah sumbangan yang diberikan oleh perusahaan adalah sumbangan yang
secara sengaja dan terencana menjadi program perusahaan, atau justru karena program atau motivasi dari pemilik perusahaan.
31
6. Tahap Penerapan CSR Corporate Social Responsibility