Analisis Data Peranan Orang Tua Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Anak (Studi Kasus di Lingkungan RT. 004 RW. 01 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara).

persen menyatakan tidak pernah bertutur kata lemah lembut dan penuh kasih saying terhadap anaknya, 16,7 menjawab kadang-kadang, 23,3 menjawab sering dan 46,6 persen menyatakan selalu bertutur kata lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap anaknya. Tabel 4.10 Memberikan perhatian penuh kepada anak dengan meluangkan waktu sejenak untuk anak walau hanya sekedar menemaninya bermain sebentar No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 3 3 20 4 10 10 66,6 13,4 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.10, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua hanya kadang-kadang saja meluangkan waktu untuk anaknya walau hanya sekedar menemaninya bermain sebentar, dikarenakan banyak kedua ornag tua mereka sibuk bekerja, intensitas pertemuan mereka dengan anak jadi jarang, tidak terlalu dekat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian diperoleh data bahwa 13,4 orang tua tidak pernah meluangkan waktunya, 10 menjawab sering bahkan selalu, dan selebihnya 66,6 menyatakan bahwa kadang-kadang meluangkan waktu sejenak untuk anak. Tabel 4.11 Melarang anak bermain No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 8 12 4 6 26,6 40 13,4 20 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.11, 13,4 kadang-kadang melarang anaknya bermain, 20 orang tua tidak pernah melarang anaknya bermain, 26,6 menyatakan selalu, dan sisanya yang menjawab sering melarang anak untuk bermain sekitar 40. Tabel 4.12 Meluangkan waktu untuk berdongeng atau bercerita untuk anak sebagai pengantar sebelum anak tertidur No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 5 8 8 9 16,7 26,7 26,7 29,9 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.12, dapat diambil kesimpulan bahwa kadang-kadang bahkan seringnya orang tua meluangkan waktu untuk berdongeng sebagai pengantar tidur sang anak dengan prosentase masing-masing sebanyak 26,7, 16,7 menjawab selalu dan 29,9 menjawab tidak pernah menceritakan atau berdongeng untuk anak menjelang tidurnya dikarenakan beberapa sebab seperti kelelahan karena seharian bekerja. Tabel 4.13 Mengapreasiasi apapun yang dilakukan oleh anak No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 3 5 8 14 10 16,7 26,7 46,6 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.13, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya dari jumlah responden yang ada mengapresiasi apapun yang dilakukan anak. Hal ini terlihat berdasarkan hasil penilitian yaitu 3 responden atau 10 yang menjawab selalu mengapresiasi apapun yang dilakukan anak dan 5 responden atau 16,7 yang menjawab sering, kemudian ada 8 responden atau 26,7 yang menjawab kadang-kadang dan 14 responden atau 46,6 yang menjawab tidak pernah memberikan apresiasi kepada anaknya. Apapun bentuk dan wujudnya, apreasi sangatlah dibutuhkan. Agar anak merasa dihargai dan disayangi. Apresiasi juga sebagai rangsangan agar anak semangat dalam mengikuti hal-hal yang diajarkan dan meminimasir keengganan anak ketika orang tua menyuruh anak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan penanaman pendidikan agama seperti shalat, mengaji, dan lain sebagainya maka orang tua boleh menyediakan hadiah bagi anak sebagai penghargaan atas kesalehannya. Tabel 4.14 Membiasakan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 15 8 4 3 50 26,7 13,3 10 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.14, dapat diambil kesimpulan bahwa setengahnya responden menyatakan selalu membiasakan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik. 50 menjawab selalu, 26,7 menjawab sering, 13,3 menjawab kadang-kadang, dan hanya 10 yang menjawab tidak pernah membiasakan anaknya untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik. Tabel 4.15 Merasa senang apabila anak melaksanakan tugas dengan baik No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 18 7 5 60 23,3 16,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.15, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar seorang anak merasa senang telah melaksanakan tugas dari orang tuanya dengan baik. Tidak ada yang menjawab tidak pernah, 16,7 menjawab kadang-kadang, 23,3 menjawab sering dan 60 menjawab selalu. Tabel 4.16 Anak bapakibu mempunyai banyak teman di sekitarnya No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 7 18 4 1 23,3 60 13,3 3,4 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.16, dapat diambil kesimpulan bahwa hanya sebagian besar anak mempunyai banyak teman disekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan 3,4 menjawab tidak pernah, 13,3 menjawab kadang-kadang, 23,3 menjawab selalu, dan 60 menjawab sering. Tabel 4.17 Membiasakan berdoa terlebih dahulu sebelum belajar, makan dan tidur atau menjawab salam ketika ada yang mengucapkan salam No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 5 14 9 2 16,7 46,6 30 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.17, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir setengah dari responden sering membiasakan anaknya untuk berdoa terlebih dahulu sebelum belajar, makan dan tidur atau menjawab salam ketika ada yang mengucapkan salam. Hasil penelitian menunjukkan yaitu 6,7 menjawab tidak pernah, 16,7 menjawab selalu, 30 menjawab kadang-kadang, dan 46,6 menjawab sering. Tabel 4.18 Langsung memenuhi permintaan anak No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 6 17 4 3 20 56,7 13,3 10 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.18, dapat diambil kesimpulan bahwa lebih dari setengahnya responden langsung memenuhi keinginan anak, seperti ketika anak meminta dibelikan mainan atau meminta uang dan lain-lain. 10 menjawab tidak pernah, 13,3 menjawab hanya kadang-kadang saja, 20 menjawab selalu memenuhinya, dan 56,7 orang tua menjawab sering memenuhi langsung permintaan anak. Tabel 4.19 Membiasakan untuk menjelaskan dan meminta maaf apabila tidak bisa memenuhi keinginan anak No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 3 4 17 6 10 13,3 56,7 20 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.19, dapat diambil kesimpulan bahwa lebih dari setengahnya orang tua yang dijadikan sampel menjawab hanya kadang-kadang ia meminta maaf dan menjelaskan kepada anak saat tidak bisa memenuhi keinginan anak. Hasil perhitungannya yaitu 10 menjawab selalu, 13,3 menjawab sering, 20 menjawab tidak pernah, dan 56,7 menjawab kadang-kadang. Tabel 4.20 Memberikan anak buku- buku, juz „amma, alat-alat tulis, alat-alat menggambar atau alat berhitung No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 15 13 2 50 43,3 - 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.20, dapat diambil kesimpulan bahwa setengahnya responden menjawab sering menyediakan fasilitas kepada anak dengan cara memberikan anak buku- buku, juz „amma, alat-alat tulis, alat-alat menggambar atau alat berhitung. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang ada yaitu sebanyak 15 orang atau 50 menjawab selalu memberikan anak buku-buku, juz „amma, alat-alat tulis, alat-alat menggambar atau alat berhitung, dan 13 orang tua atau 43,3 menyatakan sering, tidak ada responden yang menjawab kadang- kadang dan hanya 2 responden yang menjawab tidak pernah menyediakan atau Memberikan anak buku- buku, juz „amma, alat-alat tulis, alat-alat menggambar atau alat berhitung. Tabel 4.21 Ketika anak sedang bermain, kemudian tiba waktunya anak untuk belajar atau mandi atau makan. Apakah saat itu anak bapakibu langsung berhenti bermain? No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 3 4 15 8 10 13,3 50 26,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.21, dapat diambil kesimpulan bahwa setengahnya menyatakan anak hanya kadang-kadang langsung berhenti bermain ketika tiba waktu untuk belajar, makan atau mandi. 10 menyatakan selalu berhenti bermain ketika tiba waktu untuk belajar, makan atau mandi, 13,3 menyatakan sering, 26,7 menyatakan tidak pernah, dan 50 menyatakan kadang-kadang. Tabel 4.22 Menciptakan suasana keluarga dengan penuh keterbukaan dengan sesama anggota keluarga, misalnya jika ada masalah atau konflik yang timbul dalam keluarga diselesaikan secara bersama-sama dengan saling menghargai dan mendengarkan pendapat satu sama lain No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 20 6 4 1 63,3 20 13,3 3,4 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.22, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua menciptakan suasana keluarga dengan penuh keterbukaan dengan sesama anggota keluarga, misalnya jika ada masalah atau konflik yang timbul dalam keluarga diselesaikan secara bersama-sama dengan saling menghargai dan mendengarkan pendapat satu sama lain. Hal tersebut terlihat berdasarkan hasil penelitian yaitu sekitar 63,3 menjawab selalu, 20 menyatakan sering, 13,3 menyatakan kadang-kadang, dan hanya 3,4 yang menyatakan tidak pernah. Tabel 4.23 membiasakan anak untuk menyelesaikan pertengkaran dengan cara baik-baik No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 8 11 9 2 26,7 36,6 30 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.23, dapat diambil kesimpulan bahwa ketika anak bapakibu memiliki masalah bertengkar dengan temannya atau anggota keluarga. Hanya sebagian kecil orang tua yang membiasakan anaknya untuk menyelesaikan pertengkaran dengan cara baik-baik. Hal tersebut dapt dilihat berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu 36,6 menyatakan sering, 30 menyatakan kadang-kadang, 26,7 menyatakan selalu, dan sisanya 6,7 menyatakan tidak pernah. Tabel 4.24 Mengajarkan kepada semua anggota keluarga bapakibu untuk bersikap ramahsopan atau santun kepada orang lain No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 18 7 5 60 23,3 16,7 - Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.24, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua mengajarkan kepada semua anggota keluarganya untuk bersikap ramahsopan dan santun kepada orang lain. Tidak ada responden yang menjawab tidak pernah, 16,7 menjawab kadang-kadang, 23,3 menjawab sering, dan 60 menjawab selalu mengajarkannya. Tabel 4.25 Mengajarkan tentang apa arti tanggung jawab melalui aktivitas sehari-hari anak, seperti merapikan kembali mainannya tanpa harus diperintah No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 14 10 4 2 46,7 33,3 13,3 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.25, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya orang tua mengajarkan tentang apa arti tanggung jawab melalui aktivitas sehari-hari anak, seperti merapikan kembali mainannya tanpa harus diperintah. Hal ini berdasarkan hasil yaitu 6,7 menjawab tidak pernah, 13,3 menjawab kadang-kadang, 33,3 menjawab sering, dan 46,7 menjawab selalu. Tabel 4.26 Ketika anak bapakibu merasa cemburu dengan mainan adiknya yang lebih bagus, apakah anak bapakibu bertindak agresif dengan merusak mainan adiknya? No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 15 10 4 1 50 33,3 13,3 3,4 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.26, dapat diambil kesimpulan bahwa setengahnya orang tua menyatakan bahwa anaknya bertindak agresif dengan merusak mainan adiknya ketika ia merasa cemburu dengan mainan adiknya yang lebih bagus. Hasil tersebut dapat diketahui dari 50 menjawab selalu, 33,3 menjawab sering, 13,3 menjawab kadang-kadang, dan hanya 3,4 yang menjawab tidak pernah. Tabel 4.27 Secara tidak langsung menyuruh anak untuk berbohong. Misalnya, ketika ada tukang kredit datang, bapakibu berpesan kepada anak “bilang bapakibu sedang tidak ada di rumah”. No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 8 13 5 4 26,7 43,3 16,7 13,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.27, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya responden secara tidak langsung menyuruh anak untuk berbohong. Misalnya, ketika ada tukang kredit datang, bapakibu berpesan kepada anak “bilang bapakibu sedang tidak ada di rumah”. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab sering sebanyak 43,3, yang menjawab selalu sebanyak 26,7, yang menjawab kadang- kadang sebanyak 16,7, dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 13,3. Tabel 4.28 Bertanya kepada anak tentang apa cita-citanya No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 8 20 2 26,7 63,3 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.28, dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua sebagian besar semuanya menanyakan tentang cita-cita anak. Terbukti dengan jawaban responden yang menjawab sering sebanyak 63,3, yang menjawab selalu sebanyak 26,7, dan yang menjawab kadang-kadang hanya 6,7. Tidak ada orang tua yang menjawab tidak pernah menanyakan tentang cita-cita anaknya. Ketika orang tua bertanya tentang apa cita-cita anak, berbagai jawaban atas pertanyaan tersebut diberikan anak mereka, diantaranya ada yang ingin: a. Menjadi dokter, karena ingin menolong orang yang sakit, dan jadi orang pertama yang menyembuhkan bapakibu ketika sakit. b. Menjadi polisipolwan, karena ingin menangkap para penjahat, agar tercipta suasana aman dan damai, juga ingin menegakkan keadilan. c. Menjadi guru, karena ingin agar ilmunya bermanfaat, dan berguna bagi sesama. d. Menjadi bidan, karena ingin membantu orang melahirkan. e. Menjadi pemain sepak bola, ingin menjadi TIMNAS Indonesia, mengharumkan nama Indonesia melalui sepak bola. f. Menjadi presiden, karena ingin menjadi orang nomor satu di negeri ini. g. Menjadi TNI, penyanyi, pegawai kantoran dan lain sebagainya. Dengan demikian orang tua sudah mencoba membantu merumuskan untuk menentukan apa cita-cita anak kedepannya, meskipun hal ini bukanlah tujuan akhir hidup anak. Tabel 4.29 Menanyakan keinginan anak dan bertanya tentang alasannya mengapa anak berkeinginan demikian No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 7 14 7 2 23,3 46,7 23,3 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.29, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir dari setengahnya responden bertanya kepada anak bapakibu jika anak bapakibu sudah besar nanti ingin apa, pernahkah bapakibu menyakan alasannya mengapa anak bapakibu berkeinginan demikian. Terbukti dengan jawaban responden yang menjawab sering sebanyak 46,7, sebanyak 23,3 menjawab selalu dan kadang- kadang, dan hanya 6,7 yang menjawab tidak pernah. Ketika ornag tua bertanya kepada anak tentang apa yang menjadi keinginannya dan alasan mengapa ingin demikian, berbagai jawaban diberikan anaknya, diantaranya: a. Ingin bekerja, cari uang, bantu meringan bapakibu. b. Ingin sekolah tinggi, agar mudah mencapai keinginan tersebut. c. Ingin memiliki kendaraan untuk bersekolah. d. Ingin jadi orang kaya agar semua yang diinginkan mudah dicapai. e. Ingin punya rumah, biar tidak mengontrak lagi. f. Ingin jadi anak solehsoleha dan berbakti kepada orang tua. g. Ingin lebih baik dari sekarang dan lain-lain. Sampai disini apa yang ditanyakan kepada anak dan diinginkan anak tersebut, berarti orang tua sudah membantu dan mencoba merumuskan tujuan hidup anak-anaknya. Tabel 4.30 Mengajarkan anak membaca Al- Qur’an No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 6 7 15 2 20 23,3 50 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.30, dapat diambil kesimpulan bahwa hanya sebagian kecil orang tua yang mengajarkan anaknya membaca Al- Qur’an. Hal tersebut terlihat dari 20 atau 6 orang yang menjawan selalu, 23,3 atau 7 orang menjawab sering, 50 atau 15 orang menjawab kadang-kadang, dan 6,7 atau 2 orang menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya orang tua untuk mengajarkan anaknya membaca Al- Qur’an masih sangat rendah, hal tersebut terlihat dari besarnya jawaban kadang-kadang yang dipilih orang tua, begitupun dari hasil pengamatan dan wawancara penulis kepada responden yang menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua tidak pernah mengajarkan anak membaca Al- Qur’an di rumah. Dikarenakan berbagai hal seperti kedua orang tuanya bekerja, para orang tua lebih mempercayakan atau menitipkan anak mereka untuk diajarkan membaca Al- Qur’an kepada guru ngaji atau sekolah agama. Tabel 4.31 Menjelaskan artimakna Al- Qur’an yang dibaca anak No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 5 2 17 6 16,7 6,7 56,6 20 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.31, dapat diambil kesimpulan bahwa lebih dari setengahnya orang tua yang menjelaskan tentang artimakna Al- Qur’an yang dibaca anaknya. Hal tersebut dapat diketahui dengan jawaban kadang-kadang yang prosentasenya lebih banyak sekitar 56,6, yang menjawab tidak pernah sebanyak 20, yang menjawab selalu sebanyak 16,7 dan yang menjawab sering sebanyak 6,7. Tabel 4.32 Menceritakan kisah-kisah para Nabi seperti kisah Nabi Muhammad atau kisah Nabi lainnya kepada anak No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 3 7 6 14 10 23,3 20 46,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.32, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir dari setengah responden tidak pernah menceritakan kisah-kisah para Nabi seperti kisah Nabi Muhammad atau kisah Nabi lainnya kepada anak. Hal tersebut terlihat dari 10 atau 3 orang yang menjawab selalu, 23,3 atau 7 orang yang menjawab sering, 20 atau 6 orang menjawab kadang-kadang dan 46,7 atau 14 orang menjawab tidak pernah. Dari hasil wawancara penulis kepada salah satu orang tua, beliau mengatakan, “saya tidak pernah menceritakan kisah-kisah para Nabi dikarenakan saya juga kurang mengetahui bahkan tidak hafal kisah- kisah para Nabi”. 1 Berdasarkan pengamatan penulis, bertolak belakang dari latar belakang pendidikan orang tua yang mayoritas hanya berpendidikan SDSederajat, mereka tak tahu betul kisah-kisah terdahulu seperti kisah-kisah para Nabi dan lain sebagainya. Dari hal dapat diketahui bahwa upaya orang tua menceritakan kisah- kisah para Nabi kepada anak masih sangat rendah. 1 Wawancara dengan orang tua, Ibu Nurhayati, pada tanggal 22-Desember-2013, Pukul 10.00 WIB. Tabel 4.33 Meneladani kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu tersebut dalam kehidupan sehari-harinya No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 2 4 6 18 6,7 13,3 20 60 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.33, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua tidak memberikan penjelasan kepada anak untuk meneladani kisah- kisah para Nabi dan umat terdahulu dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa 2 orang atau 6.7 orang tua memilih jawaban selalu, 4 orang atau 13,3 menjawab sering, 6 orang atau 20 menjawab kadang- kadang, dan 18 orang atau 60 menjawab tidak pernah. Dari hasil tersebut maka dapat penulis simpulkan bahwa karena orang tua di lingkungan RT 004 sebagian besar tidak pernah memberikan cerita kisah para Nabi kepada anaknya, maka banyak pula orang tua yang tidak pernah memberikan penjelasan hikmah atau pelajaran dari kisah-kisah para Nabi atau umat terdahulu untuk dijadikan sebagai teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 4.34 Mengajarkan anak untuk shalat dan berpuasa No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 4 8 14 4 13,3 26,7 46,7 13,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.34, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir setengahnya dari responden yang ada hanya kadang-kadang mengajarkan anak untuk shalat dan berpuasa. Hal itu dapat terlihat dari 4 orang atau 13,3 menjawab Selalu mengajarkan anak untuk shalat dan berpuasa, 8 orang atau 26,7 menjawab sering, 14 orang atau 46,7 menjawab kadang-kadang, dan 4 orang atau 13,3 menjawab tidak pernah. Tabel 4.35 Menyanyikan lagu-lagu rohaniah shalawatan kepada anak No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 15 10 3 2 50 33,3 10 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.35, dapat diambil kesimpulan bahwa setengahnya responden menyanyikan lagu-lagu rohaniah shalawatan kepada anak. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan 50 menjawab selalu, mereka beralasan menyanyikan atau melantunkan nyanyian rohani untuk mengenalkan kepada anak agar lebih tau dan lebih mengenal Nabi dan Rasul, melalui shalwatan agar anaknya ingat dengan ajaran agama Islam dan Nabinya., juga tau lagu-lagu Islam. Selain itu juga memberikan warna baru dalam pelajaran bernyanyi, dan ada juga yang melantunkan shalawat sebagai pengantar agar anak cepat tertidur. Sedangkan sisanya 33,3 menjawab sering, 10 menjawab hanya kadang- kadang, dan 6,7 menjawab tidak pernah dengan alasan tidak tau, tidak hafal atau sibuk dengan pekerjaan. Tabel 4.36 Mengajak anak bapakibu pergi rekreasi ke alam terbuka, seperti ke pantai, ke gunung dan lain-lain No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 2 8 14 6 6,7 26,7 46,6 20 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.36, dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua hanya kadang-kadang saja mengajak anak untuk pergi rekreasi ke alam terbuka. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil angket yang telah dihitung, sebanyak 2 orang atau 6,7 orang tua menjawab selalu mengajak anak untuk rekreasi, 8 orang atau 26,7 menjawab sering, 14 orang atau 46,6 menjawab kadang-kadang, dan 6 orang atau 20 menjawab tidak pernah. Mereka yang menjawab tidak pernah berdasarkan hasil observasi karena mereka berasal dari keluarga yang ekonominya boleh dibilang kurang mampu, jangankan untuk berlibur untuk pergi rekreasi, kadang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-haripun mereka masih kekurangan. Tabel 4.37 Mengajak anak untuk bermeditasi dan mengucapkan syukur kepada Allah sebelum beranjak tidur No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 6 18 4 2 20 60 13,3 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.37, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua mengajak anaknya untuk bermeditasi dan mengucap syukur kepada Allah sebagai penutup hari sebelum beranjak tidur. Hal ini terbukti dengan jawaban responden sebesar 60 menjawab sering, 20 menjawab selalu, 13,3 menjawab kadang-kadang, dan 6,7 menjawab tidak pernah. Tabel 4.38 Membiasakan anak untuk menatap ke langit dan alam sekitar dipagi hari kemudian berterima kasih dan bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 4 6 18 2 13,3 20 60 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.38, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua hanya kadang-kadang sajja mengajak anak untuk membiasakan menatap ke langit dan alam sekitar dipagi hari kemudian berterima kasih dan bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah. Hal ini terbukti dengan jawaban responden sebanyak 60 yang menjawab kadang-kadang, 20 menjawab sering, 13,3 menjawab selalu, dan 6,7 menjawab tidak pernah. Tabel 4.39 Menjenguk teman anak bapakibu yang sedang sakit No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 10 12 7 1 33,3 40 23,3 3,4 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.39, dapat diambil kesimpulan bahwa hamper setengahnya dari responden menyatakan menjenguk temannya ketika sedang sakit. Hal ini terbukti dengan sebanyak 40 responden menjawab sering, 33,3 menjawab selalu, 23,3 menjawab kadang-kadang, dan hanya 3,4 yang menjawab tidak pernah. Tabel 4.40 Membiasakan membantu melakukan pekerjaan bapakibu No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 18 8 3 1 60 26,7 29,9 3,4 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.40, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar anak membantu pekerjaan bapakibu, misalnya ketika ibu sedang memasak di dapur, anak bapakibu membantunya, atau membantu melakukan pekerjaan bapakibu yang lainnya. Hal ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab selalu sebanyak 60, yang menjawab sering sebanyak 26,7, yang menjawab kadang-kadang 29,9, dan yang menjawab tidak pernah hanya 3,4 Tabel 4.41 Mendengarkannya dengan penuh perhatianantusias Ketika anak bapakibu berbicara No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 7 10 11 2 23,3 33,3 36,7 6,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.41, dapat diambil kesimpulan bahwa hanya sebagian kecil orang tua yang mendengarkan dengan penuh perhatianantusias ketika anaknya sedang berbicara. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian menunjukkan 36,7 responden menjawab kadang-kadang, 33,3 menjawab sering, 23,3 menjawab selalu dan hanya 6,7 yang menjawab tidak pernah. Tabel 4.42 Mengajarkan kepada anak agar mengalah demi kebaikan No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 7 10 10 3 23,3 33,3 33,3 10,1 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.42, dapat diambil kesimpulan bahwa hanya sebagian kecil orang tua yang mengajarkan anaknya untuk mengalah demi kebaikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang ada menunjukkan responden yang menjawab sering dan kadang-kadang sebanyak 33,3, yang menjawab selalu 23,3, dan 10,1 menjawab tidak pernah dengan alasan bahwa anak harus punya prinsip dan mempertahankan prinsipnya tersebut. Tabel 4.43 Membiasakan anak untuk meminta maaf jika berbuat kesalahan No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase 1 2 3 4 Selalu SL Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 5 7 18 16,7 23,3 60 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.43, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang tua hanya kadang-kadang membiasakan anak untuk meminta maaf jika berbuat kesalahan. Hal ini terbukti dengan banyaknya responden yang menjawab dengan jawaban kadang-kadang sebanyak 60, 23,3 menjawab sering, 16,7 menjawab selalu dan tidak ada orang tua yang tidak membiasakan anaknya untuk meminta maaf jika berbuat kesalahan.

C. Interpretasi Data

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul dan setelah data tersebut di analisis, maka dapat diinterpretasikan bahwa peran orang tua dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual anak di lingkungan RT 004 RW. 01 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara belumlah berjalan sesuai dengan yang peneliti harapkan. Selama observasi penulis mengamati masih banyak orang tua yang belum mampu untuk menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Masih banyak anak yang berperilaku kurang baik dan selalu mengucapkan kata-kata yang tidak baik pula. Disinilah penulis akan menjelaskan upaya orang tua dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual anak di RT 005, seperti di jelaskan dari hasil observasi, wawancara kepada orang tua dan angket adalah sebagai berikut:

1. Upaya Orang Tua dalam Memberikan Teladan

Anak cenderung lebih mudah menerapkan hal-hal yang dilihatnya dari pada hal-hal yang didengarnya, karena kemampuan berpikirnya belum berkembang secara matang, sehingga keteladanan menjadi factor penting dari hal baik buruknya anak. Keteladanan yang diberikan oleh orang tua di lingkunagn RT 004 ini sangat kurang, karena banyak orang tua yang cuek dengan tingkah lakunya yang akan dilihat dan ditiru oleh anak, juga dengan ucapan orang tua yang kurang baik, sehingga banyak anak yang selalu mengucapka kata-kata yang tidak baik, begitupun keteladanan dalam aspek ibadah, banyak orang tua yang jarang mengajak anak-anaknya untuk shalat dan mengaji bersama-sama dan membiarkan anaknya untuk selalu bermain bahkan ada beberapa orang tua yang jarang melakukan ibadah shalat ataupun membaca Al- Qur’an, hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil angket, dan pengamatan penulis.

2. Upaya Orang Tua dalam Mendidik Anak

Dalam upaya orang tua memberikan didikan kepada anak terutama pendidikan agama di lingkungan RT 004 ini sangat rendah, dikarenakan sebagian besar orang tua menyerahkan dan mempercayai anak kepada lembaga-lembaga ke-Islaman seperti TKTPA dan sekolah yang berciri khas Islam, orang tua jarang memberikan didikkan agama di rumah dikarenakan sedikitnya waktu orang tua berada di rumah karena kesibukannya di dunia pekerjaan, juga dikarenakan minimnya pengetahuan orang tua dalam hal keagamaan. Hal tersebut berdasarkan hasil angket, pengamatan dan wawancara penulis yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah persen orang tua jarang dan tidak pernah mengajarkan anak melakukan kegiatan keagamaan seperti shalat, membaca Al- Qur’an, mengajarkan doa-doa pendek dan lain sebagainya.

3. Kasih Sayang yang Diberikan Orang Tua

Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Anak kecil yang merasa kurang disayangi oleh kedua orang tuanya bathinnya akan merasa sepi. Kasih sayang tesebut harus terpantul dalam sikap, tindakan, pelayanan dan kata-kata yang lembut yang membawa ketentraman batin bagi si anak. Dari hasil penelitian penulis, dapat diketahui bahwa semua orang tua di lingkungan RT 004 sangat menyayangi anaknya, akan tetapi kurang menunjukkan rasa kasih sayang itu kepada anaknya, seperti bertindak dan berkata yang tidak baik kepada anak ketika menegur anak yang melakukan salah, juga masih banyak orang tua yang mementingkan pekerjaannya daripada meluangkan waktu untuk anaknya.

4. Hambatan yang dialami oleh Orang Tua

Dari hasil penelitian, diketahui ada beberapa faktor yang melatar belakangi, diantaranya: 1 Orang Tua Hambatan bisa datang dari orang tua sendiri, jika orang tua sibuk bekerja dan minim waktu untuk bersama anak menjadi faktor penghambat paling utama. Mereka lebih mempercayai menyekolahkan anak mereka di lembaga ke-Islaman agar menjadi pribadi yang lebih unggul dibandingkan orang tuanya. 2 Lingkungan Adanya pengaruh lingkungan, dimana anak tidak saja meniru kedua orang tuanya tapi juga akan meniru lingkungan terdekatnya, dalam hal ini adalah teman-temannya, jika temannya tersebut tidak melakukan ibadah serta mengucapkan kata yang tidak baik, maka anak akan menirunya. Anak akan memberi jawaban pembenaran ketika disuruh untuk shalat misalnya, anak akan menjawab “bunda, si fulan saja tidak shalat”. 3 Media Elektronik Media elektronik memiliki andil yang cukup besar dalam keseharian. Perkembangan zaman modern seperti sekarang ini ditemukan banyak acara-acara di televisi yang mengikuti budaya luar. Anak akan sangat cepat mengikuti tayangan di televisi, jika ditelevisi terdapat contoh-contoh yang tidak baik dari segi bahasa ataupun sikap, anak akan cepat menirunya. Selain berpengaruh pada perilaku anak, tayangan televisi juga dapat membuat anak enggan dan malas mengerjakan hal-hal yang diperintahkan oleh orang tua. 4 Selau Ingin Bermain Adanya kecendrungan anak untuk terus bermain serta dominannya sifat egosentris anak sehingga setiap keinginan harus selalu dipenuhi, hal ini kerap kali menyulitkan orang tua ketika harus melatih anak karena anak menjadi tidak patuh dan sulit untuk diajak bekerja sama. Berdasarkan data yang penulis dapatkan, dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua dituntut memainkan peranannya dengan sebaik-baiknya dalam memberikan bimbingan berupa keteladanan yang baik untuk para generasinya. Namun realita membuktikan bahwa masih banyak orang tua yang kurang berupaya memberikan teladan yang baik untuk anaknya. Orang tua seakan-akan memberikan kepercayaan penuh pada instansi yang membimbing anaknya dan memandu anaknya agar menjadi anak yang cerdas emosional dan spiritualnya. 98 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dipaparkan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa orang tua sangat berperan penting dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual anaknya. Penulis mengambil kesimpulan bahwa orang tua di lingkungan RT. 004 RW. 01 tersebut dapat dikatakan kurang baik dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual anak, dan masih perlu ditingkatkan kembali dalam memberikan bimbingan kepada anak. Dalam membimbing atau membina anak-anaknya, para orang tua tersebut memberikan pendidikan agama belumlah memadai, sementara keteladanan dan pengawasan orang tua dalam seluruh aktifitas anaknya termasuk belajar di sekolah maupun di lingkungan masyarakat belum sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena secara umum para orang tua cukup sibuk dengan kegiatannya masing-masing seperti bekerja. Padahal seluruh orang tua mengharapkan anaknya menjadi anak baik dan cerdas secara emosional dan spiritualnya, namun upaya yang dilakukannya kurang maksimal. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran kepada para orang tua, terutama yang sibuk bekerja, sebaiknya luangkan waktu berkualitas untuk mendidik dan membimbing anaknya di rumah. Dan walau bagaimanapun kasih sayang dan perhatian dari orang tua sangatlah dibutuhkan oleh anak.sangat disayangkan apabila pada fase penting perkembangan anak, orang tua tidak memperhatikannya atau bahkan tidak tau apa yang harus dilakukannya untuk mengembangkan potensi anaknya, terutama kecerdasan emosional dan spiritualnya. Kebiasan-kebiasan yang baik perlu ditanamkan sejak kecil, karena segala hal yang ditanamkan kepada anak akan menjadi dasar atau pondasi ketika mereka sudah dewasa. Intinya, jadilah teladan yang baik untuk anak.