e Musik Indah dengan Ritme Teratur
Musik tidak hanya menghibur, tetapi juga merupakan hasil perenungan penciptanya berdasarkan ingatan-ingatan pengalaman
hidupnya dan ketiak disajikan pun dapat menggugah seseorang untuk merenungkan hidupnya seperti yang terungkap dalam musik tersebut.
Musik memang memiliki kaitan langsung dengan kehidupan manusia. Musik berkaitan secara langsung dengan emosi emotion dan perasaan
feelings, musik mampu menggetarkan emosi seseorang dari tingkat yang paling tinggi.
65
Musik sangat mempengaruhi perkembangan EQ seseorang. Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih
berkembang kecerdasan emosionalnya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik, yang dimaksud musik di sini adalah irama
dan nada-nada yang teratur, yang didapat dari perpaduan seimbang antara beat, ritme, dan harmoni.
66
C. Kecerdasan Spiritual SQ
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Spiritual yaitu berkaitan dengan roh, semangat atau jiwa. Religious yang berhubungan dengan agama, keimanan, kesalehan dan menyangkut
nilai-nilai transcendental.
67
Akar kata spiritual adalah spirit yang berasal dari bahasa latin Spiritus yang berarti nafas. Dalam dunia modern, kata ini merujuk kepada
energi hidup dan sesuatu di dalam diri manusia yang „bukan fisik‟ termasuk emosi dan karakter. Ini mencakup kualitas-kualitas vital seperti energi,
semangat, keberanian dan tekad. Istilah spiritual berasal dari bahasa Arab ruhaniyah, atau maknawiyah dalam bahasa Persia.
68
mengurai arti dari
65
Monty P. Satiadarma dan Fidellis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan Pedoman bagi Orang Tua dan Guru dalam Mendidik Anak Cerdas, Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003, h. 55.
66
Bambang Sujiono dan Juliani Nurani Sujiono, Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini Panduan Orang Tua dalam Membina Perilaku Anak Sejak Dini, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2005, h. 116.
67
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 480.
68
Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, cet. I, h. 480.
kedua kata ini, kiranya sudah cukup sebagai kunci untuk memahami makna spiritualitas.
Kecerdasan spiritual bukanlah doktrin agama yang mengajak manusia untuk cerdas memilih salah satu agama, ia merupakan sebuah
konsep yang berhubungan bagaimana seseorang mempunyai kecerdasan dalam mengelola makna-makna. Kehidupan spiritual ini meliputi: hasrat
untuk hidup bermakna; memotivasi mencari makna hidup; mendambakan hidup bermakna.
69
Danah Zohar dan Ian Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan
hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan
SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia.
70
Lebih lanjut Danah Zohar dan Ian Marshall mengemukakan SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan masalah makna dan
nilai menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya; menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan ini dapat membedakan sesuatu hal, baik dan buruk. Kecerdasan ini pula memberikan
rasa moral, kemampuan menyesuaikan yang berlaku dan kemampuan memahami cinta sampai pada batasannya.
Selanjutnya berlandasan pada beberapa ahli psikologi Sigmund Freud, C.G. Jung, neurolog Persinger, Ramachandran dan filosof Daniel
Dennett, Rene Descartes, Danah dan Ian membahas lebih dalam mengenai “Kecerdasan Spiritual”. “Kecerdasan Spiritual” disimbolkan sebagai Teratai
Diri yang menggabungkan tiga kecerdasan dasar manusia rasional, emosional, dan spiritual, tiga pemikiran seri, asosiatif, dan penyatu, tiga
jalan dasar pengetahuan primer, sekunder, dan tersier dan tiga tingkatan
69
Ramayulis, op. cit., h. 95.
70
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan, 2001, cet. V, h. 8.