Peran Orang Tua sebagai Pendidik Peran Orang Tua sebagai Motivator
4 Menciptakan Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak
Masalah yang tidak pernah habis dibicarakan orang dalam kehidupan manusia ialah hubungan atau komunikasi antara orang tua
dan anak. “Pada hakikatnya, komunikasi yang bisa menguntungkan kedua
belah pihak ialah komunikasi timbal balik, yang di dalam komunikasi tersebut terdapat spontanitas serta keterbukaan”.
27
Dalam kondisi seperti ini, orang tua akan dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan jalan pikiran anak. Orang tua dapat
menggunakan situasi komunikasi untuk anak berkembang dan belajar. Sedangkan untuk si anak, pikiran anak akan berkembang karena anak
dapat mengungkapkan isi hati pikirannya, bisa memberi usul dan pendapat berdasarkan penalarannya.
Gagal berkomunikasi dengan anak mungkin juga merupakan suatu bentuk penolakan, namun tidak selalu demikian. Barang kali
orang tua sibuk, sehingga tidak mau diganggu oleh anaknya, atau lupa bahwa ia mempunyai anak yang memerlukan perhatian. Oleh karena
itu, hendaknya setiap orang tua menyediakan waktu mereka untuk bisa mendengarkan pendapat mereka, dan hendaklah bersikap bijaksana
atau berempati untuk menjadi pendengar yang baik untuk anak- anaknya.
Kasih sayang adalah sesuatu yang indah, suci dan diidamkan oleh setiap orang. Sebagaimana cinta, kasih sayang tidak akan lahir
tanpa orang yang melahirkannya. Seseorang tidak akan memperoleh kasih sayang apabila tidak ada orang lain yang memberi. Secara
demikian wajar kalau kita mengenal berbagai macam bentuk kasih sayang, semua sangat tergantung kepada kondisi penyayang dan yang
disayangi. Dengan bertitik tolak kepada kasus hubungan orang tua dengan anaknya bisa membedakan berbagai bentuk kasih sayang
berikut ini:
28
27
Alex Sobur, Anak Masa Depan, Bandung: Angkasa, 1986, cet. X, h. 228.
28
Djoko Widagho, dkk., Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, h. 43.
a Suatu bentuk kasih sayang dimana orang tua bersikap aktif
sementara si anak bersikap pasif. Dalam hubungan ini orang tua memberi kasih sayang yang berlebihan terhadap anaknya, baik
berupa materi ataupun non materi, sementara si anak hanya menerima saja, mengiyakan tanpa sedikit pun berusaha
memberikan respon. Kondisi semacam ini biasanya akan menciptkan anak yang senantiasa takut, kurang berani menyatakan
pendapat, minder atau dengan kata lain cenderung membentuk sosok anak yang tidak mampu berdiri sendiri.
b Suatu bentuk kasih sayang dimana orang tua bersikap pasif
sementara anak bersikap aktif. Dalam bentuk ini si anak mencurahkan kasih sayang kepada kedua orang tuanya secara
berlebihan, kasih sayang ini diberikan secara sepihak. Orang tua cenderung mendiamkan tingkah lakunya dan tidak memberikan
respon terhadap apapun yang diperbuat anak. c
Suatu bentuk kasih sayang dimana orang tua bersikap pasif sementara si anak juga bersikap pasif. Dalam bentuk ini jelas
masing-masing pihak membawa cara hidup dan tingkah lakunya tanpa saling memperhatikan satu sama lain. Suasana keluarga
terasa dingin, tidak ada tegur sapa, dan yang jelas tiada kasih sayang. Kecenderungan yang menonjol dalam bentuk ini orang tua
hanya memenuhi segala kebutuhan anak dalam bidang materi semata-mata.
d Suatu bentuk kasih sayang dimana orang tua bersikap aktif
sementara si anak juga bersikap aktif. Dalam bentuk ini orang tua dan anak saling memberi kasih sayang secara berlebihan sehingga
hubungan antara orang tua dan anak terasa intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, dan yang lebih jelas saling
membutuhkan.
4 . Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua
Anak adalah makhluk ciptaan Allah swt. yang hadir di tengah keluarga atas dasar fitrah. Mereka menjadi sumber kebahagiaan keluarga
yang harus dijaga dan dipertahankan kesuciannya oleh kedua orang tuanya demi pertumbuhan kepribadiannya, Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” QS. At-Tahrim: 6.
29
Dalam firman-Nya tersebut, Allah swt. memerintahkan segenap orang beriman agar memelihara diri dan keluarganya dengan penuh tanggung
jawab agar terhindar dari bahaya dunia dan akhirat. Untuk menindaklanjuti tugas dan kewajibannya, orang tua dituntut menjadi pendidik pertama dan
utama bagi putra-putrinya. Anak adalah amanah Allah swt. maka orang tua wajib menjaga
keselamatan lahir dan kesucian batinnya. Orang tua pun wajib mengupayakan biaya yang cukup untuk keperluan jasmani anak-anaknya,
tetapi yang lebih penting adalah berusaha mencerdasakan anak dan memperbaiki budi perketinya. Dengan kata lain, pola pendidikan orang tua
terhadap anak-anak adalah keserasian antara pemenuhan kepentingan dan kebutuhan jasmani dengan pendidikan keagamaan dan keluhuran budi
pekertinya.
30
Tugas dan tanggung jawab orang tua untuk mengasuh dan mendidik anak sejak masa bayi bukanlah suatu usaha yang mudah. Orang tualah yang
bertanggung jawab membentuk masa depan anak-anak mereka. Hal tersebut bukanlah soal kecil, karena berhasil atau gagal dalam tanggung jawab ini
29
Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, Terj. dari Al- Jami’ Lil Ahkam Al-Qur’an,
oleh Mahmud Hamid Utsman dan M. Ibrahim Hifnawi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, Juz. 28, Jilid. 18, Cet. 1, hal. 744.
30
Aziz Mushaffa, Op. cit., hal. 33-34.
berarti membawa pengaruh yang luas, baik dalam lingkungan keluarga itu sendiri maupun kepada masyarakat dan bangsa.
31
Sebelum membahas lebih luas lagi, penulis akan mengemukakan beberapa fungsi keluarga yang harus dilaksanakan. Berikut adalah beberapa
fungsi keluarga:
32
a. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. melalui fungsi ini, keluarga berusaha
mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat. Dengan demikian sosialisasi berarti melakukan proses pembelajaran terhadap seorang anak.
b. Fungsi afeksi
Kasih sayang atau rasa cinta merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pandangan psikiatri mengatakan bahwa penyebab utama
gangguan emosional, prilaku, dan kesehetan fisik adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan hubungan kasih sayang dalam suatu
lingkungan yang intim. c.
Fungsi edukatif Keluarga merupakan guru pertama dalam pendidikan anak. hal itu
dapat dilihat dari pertumbuhan seorang anak mulai dari bayi, belajar jalan hingga mampu berjalan.
d. Fungsi religious
Fungsi keagamaan ini mendorong semua komponen keluarga untuk berkembang menjadi insan-insan agama yang penuh keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan dengan
berbagai cara: Pertama, dengan menampilkan penghayatan dan perilaku keagamaan yang sungguh-sungguh. Kedua, pengadaan sarana ibadah.
31
Wauran, Pendidikan Anak Sebelum Sekolah, Bandung: Indonesia Publishing House, 1977, Cet. 6, hal. 20.
32
Subhan Husain Albari, Agar Anak Rajin Shalat, Yogyakarta: Diva Press, 2011, h. 19-21.
Ketiga, hubungan sosial yang baik antara anggota keluarga dan lembaga keagamaan.
e. Fungsi protektif
Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya. Keluarga berfungsi melindungi para anggotanya dari hal-hal yang
negatif. Dalam masyarakat, keluarga harus memberi perlindungan fisik, ekonomis dan psikologis bagi seluruh anggotanya.
f. Fungsi rekreatif
Fungsi rekreatif bertujuan memberikan suasana yang sangat gembira dalam lingkungan keluarga. Fungsi rekreatif dijalankan untuk
mencari dan mendapatkan hiburan. Keluarga dengan pembagian tugas antara ayah dan ibu tidak ada
artinya jika mereka masing-masing jalan sendiri tanpa adanya kordinasi. Menurut Hasbullah, fungsi dan peranan orang tua dalam keluarga adalah
sebagai berikut: a.
Pengalaman pertama masa kanak-kanak Keluarga adalah pendidik pertama bagi seorang anak untuk
mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus disadari dan dimengerti disetiap keluarga, bahwa anak dilahirkan di dalam keluarga yang
tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari ikatan keluarga. Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman
yang pertama merupakan faktor yang terpenting dalam perkembangan kepribadian anak.
b. Menjamin kehidupan emosional anak
Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang meliputi rasa cinta dan simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan
tentram. Melalui keluarga, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih saying dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik.
Hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara anak dan orang tuanya.
c. Menanamkan dasar pendidikan moral
Pendidikan moral dalam keluarga dapat ditanamkan sejak dini melalui keteladanan, yang biasanya tercermin dalam sikap dan
perilaku orang tua sebagai teladan yang tepat dicontoh oleh anaknya. Dengan teladan ini, melahirkan gejala identifikasi positif, yakni
penyamanan diri dengan orang ditiru dan hal ini sangat penting dalam membentuk kepribadian seorang anak. Segala nilai yang dikenal anak
akan melekat pada orang-orang yang disenangi dan dikagumi, inilah salah satu proses yang ditempuh anak mengenai nilai.
d. Memberikan dasar pendidikan sosial
Dalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat penting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab
pada dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak. Perkembangan benih-benih
kesadaran sosial pada anak dapat dipupuk sedini mungkin, terutama melalui keluarga yang penuh keserasian seperti misalnya tolong
menolong, gotong-royong, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan, dan kenyamanan dalam segala hal.
e. Peletakan dasar-dasar keagamaan
Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Di samping sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral,
yang tidak kalah penting adalah berperan besar dalam proses internalisasi dan transformasi nilai-nilai keagamaan dalam pribadi
anak.
33
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama, dalam hal ini tentu saja
terjadi dalam keluarga. Anak seharusnya dibiasakan ikut serta untuk menjalankan ibadah, mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan seperti
mengaji dan sebagainya. Kegiatan seperti ini sangat besar pengaruhnya terhadap kepribadian anak. Kenyataan membuktikan,
33
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 39-43.
bahwa anak yang masa kecilnya tidak tahu-menahu dengan segala hal yang berhubungan dengan keagamaan, maka setelah dewasa mereka
pun tidak ada perhatian terhadap hal-hal yang mengenai tentang keagamaan, hidupnya gersang dan sulit untuk dikontrol.
Anak-anak sejak masa bayi hingga usia sekolah memilki lingkungan tunggal yaitu keluarga. Kebiasaan yang dimiliki anak
sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga, sejak ia bangun tidur sampai ia tidur kembali. Orang tua adalah pendidik kodrati bagi
anaknya. Tanggung jawab orang tua tidak hanya terletak pada materi saja, akan tetapi pada pendidikan non materinya. Beberapa hal yang
termasuk tanggung jawab orang tua, antara lain: a. Mencintai
Cinta adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar, berarti secara kongkret bahwa orang tua harus terbuka kepada
anak-anaknya. b. Memberikan Perlindungan
Anak-anak sangat mengharapkan perlindungan dari orang tuanya hingga mereka merasa aman dan kerasan. Percaya
mempercayai adalah syarat mutlak untuk menciptakan suasana aman dan tentram. Suasana keterbukaan yang memberikan
kesempatan pada anak untuk ikut berbagi kebahagiaan, keberhasilan namun juga kegagalan dan keprihatinan.
c. Memberikan Bimbingan Orang tua harus menerima bakat dan kemampuan yang ada
pada anak, tetapi tetap bertumpu pada asas pokok yaitu menerima anak apa adanya. Agar kemampuan anak berkembang, orang tua
harus menciptakan ruang lingkup yang menyenangkan dan menghindari segala hal yang menekan anak. Jadi bimbingan harus
didasarkan atas kepercayaan kepada anak dan bimbingan orang tua harus selalu menyesuaikan diri dengan keadaan nyata si anak.
d. Memberikan Pengakuan Orang tua harus menghargai pribadi seorang anak. Anak
berhak untuk didekati dengan penuh respek. Anak pun mempunyai hak-hak di rumah, di keluarga dan di sekolah. Walaupun masih
amat bergantung pada orang lain dan masih amat lemah, ia hendaklah diperlakukan sebagai pribadi.
e. Kebutuhan akan Disiplin Anak adalah manusia yang harus didewasakan. jadi sedikit
demi sedikit sesuai dengan umurnya ia harus diajari dan dibiasakan bahwa ia adalah mahluk sosial yang harus bergaul dengan orang
lain atau sesamanya. Ia harus belajar bahwa pergaulan berarti ada aturan, ada batas-batas pada perilakunya.
Orang tua hendaknya menjadi contoh kedisiplinan ini, apabila anak melihat bahwa ayah dan ibu mereka adalah orang
yang tahu akan disiplin, maka ia akan menerima bahwa kepadanya dituntut disiplin juga. Disiplin pula adalah salah satu syarat untuk
dapat mencintai dan menghargai orang lain.
34
Telah dijelaskan diatas bahwa tanggung jawab pendidikan anak terletak ditangan orang tuanya dan tidak bisa dipikulkan
kepada orang lain, kecuali ada berbagai keterbatasan orang tua, maka sebagian tanggung jawab dilimpahkan kepada orang lain
sekolah.