Kekayaan Yang Dipisahkan Kekayaan Yayasan

berasal dari pemisahan harta kekayaan pribadi Pendiri, paling sedikit senilai Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah.

1. Kekayaan Yang Dipisahkan

Dalam pendirian Yayasan, pemisahan harta kekayaan oleh Pendiri bisanya dibuktikan dengan surat pernyataan Pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan yang dipisahkan tersebut dan bukti yang merupakan bagian dari dokumen keuangan yang dipisahkan. Hal ini sebagai pernyataan bahwa harta itu diperoleh tidak dengan cara melawan hukum, misal tindak pidana korupsi maupun tindak pidana pencucian uang yang dilakukan oleh Pendiri Yayasan. Pemisahan harta kekayaan ini merupakan salah satu syarat materiil pendirian suatu Yayasan untuk menghindari adanya percampuran antara kekayaan Yayasan dengan harta pribadi Pendiri atau harta bersama Pendiri. Kekayaan Yayasan yang dipisahkan ini merupakan kekayaan awal Yayasan yang nantinya dipergunakan untuk mengelola kelangsungan hidup Yayasan demi mencapai tujuannya. Dalam hal ini berarti Pendiri tidak lagi mempunyai kendali ataupun hak atas harta kekayaan yang diberikan tersebut, karena harta yang dipisahkan olehnya telah menjadi milik Yayasan. Dan Pendiri Yayasan bukanlah merupakan pemilik Yayasan. Organ Yayasanlah yang bertanggung jawab secara penuh terhadap pengelolaan kekayaan Yayasan untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan. Tujuan itu sendiri haruslah merupakan tujuan yang ideal, bukanlah untuk tujuan komersial maupun tujuan untuk mencapai kepentingan sendiri. Dan yang harus dijaga ialah Yayasan tidak boleh berubah menjadi perkumpulan. 35 Selain kekayaan yang berasal dari pemisahan kekayaan Pendiri, Yayasan juga dapat memperoleh kekayaan dari sumber-sumber lain yakni sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, wakaf, hibah, wasiat dan peroleh lain yang tidak Sebelum adanya UU Yayasan pun, Yayasan sudah ditandai dengan adanya pemisahan harta kekayaan pribadi pendirinya. Di masa lalu sebelum adanya UU Yayasan yang mengatur, pemisahan harta kekayaan ini hanya berdasarkan atas kebiasaan dan Doktrin. Scholthen dalam defenisinya mengenai Yayasan seperti yang disebut sebelumnya menyatakan Yayasan sebagai badan hukum lahir oleh pernyataan sepihak yang berisi pemisahan suatu kekayaan untuk tujuan tertentu. Akan tetapi tidak disebutkan dengan jelas pemisahan kekayaan tersebut dalam bentuk apa.

2. Perolehan Harta Kekayaan Yayasan

Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun 1999 - 2003 untuk Meramalkan Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun 2004 - 2008 di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan Metode Deret Berkala

0 31 87

Implementasi UU No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan Dalam Pengelolaan Yayasan Di Yayasan Pesantren Modern Daar Al-Uluum Asahan-Kisaran

4 85 114

Perubahan Akta Pendirian Yayasan Setelah Keluarnya Uu No 16 Tahun 2001 Jo Uu No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

4 107 145

Salinan UU 28 Tahun 2004 Perubahan UU 16 Tahun 2001 tentang Yayasan

1 1 12

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 9

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 17

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 33

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 3

UU No 16 2001 tentang Yayasan

1 0 23