terdapat sanksi pidana berupa penjara paling lama 5 lima tahun beserta sanksi perdata yakni kewajiban mengembalikan uang, barang atau kekayaan yang
dialihkan atau dibagikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
C. Penyesuaian-Penyesuaian Yang Dilakukan Yayasan Atas Berlakunya UU
No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
Setelah berlakunya Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang direvisi dalam UU No. 28 Tahun 2004, Yayasan yang dahulu menjalankan
kegiatannya berdasarkan kebiasaan dan yurisprudensi-yurisprudensi yang ada mau tidak mau harus melaksanakan penyesuaian terhadap apa yang dikendaki dalam
UU Yayasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yaspendhar Medan, menurut
Bapak Awaluddin secara umum tidak terlalu banyak penyesuaian yang dilaksanakan Yayasan dalam rangka diundangkannya UU Yayasan, dan
penyesuaian-penyesuaiannya pun tidak berbeda dengan Yayasan pada umumnya. Penyesuaian yang sangat mendasar adalah adanya keharusan Yayasan untuk
mengubah Anggaran Dasar demi memperoleh status sebagai badan hukum dengan mendaftarkannya kepada Menkumham. Perubahan Anggaran Dasar ini
disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam UU Yayasan. Anggaran Dasar tersebut merupakan bagian dari akta pendirian Yayasan
yang disahkan oleh Menkumham. Anggaran Dasar bersifat tidak kaku, dalam arti perubahan isinya dapat berubah-ubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan
Yayasan. Perubahan Anggaran Dasar ini hanya dapat diputuskan dalam rapat
Pembina apabila dihadiri paling sedikit ²
3
dua pertiga dari jumlah anggota Pembina. Apabila dalam hal kuorum tidak tercapai, rapat Pembina dapat
diselenggarakan kembali paling cepat tiga hari terhitung sejak tanggal rapat Pembina yang pertama diselenggarakan. Anggaran Dasar juga merupakan hukum
positif yang sifatnya mampu mengikat semua organ Yayasan dan tidak dapat diganggu gugat. Jadi apabila Anggaran Dasar dilanggar maka berakibat hukum
organ Yayasan wajib bertanggung jawab dan menerima putusan Pengadilan. Penyesuaian lain yang dilaksanakan ialah adanya perubahan struktur
organ Yayasan, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU Yayasan terdiri dari 3 susunan organ yakni Pembina, Pengurus dan Pengawas. Perubahan struktur
pada organ Yayasan ini tentu akan mengantarkan Yayasan menjadi sebuah badan dengan pengelolaan yang profesional dengan manajemen yang yang lebih baik.
Umumnya sebelum lahirnya UU Yayasan susunan organ Yayasan bermacam-macam bentuknya, tidak ada kesesuaian antara Yayasan yang satu
dengan yang lain, hal ini tergantung pada kebutuhan suatu Yayasan. Hal yang sama juga terjadi dengan organ-organ Yayasan di masa lalu yang tidak tidak
mempunyai kepastian hukum terhadap tugas dan wewenangnya. Selain itu masih terdapat pula kondisi rangkap jabatan, seperti misalnya Pendiri yang merangkap
sebagai Pengurus dan Pengawas. Setelah lahirnya UU Yayasan, barulah terdapat kejelasan terhadap tugas maupun wewenang masing-masing organ, yang diikuti
dengan konsekuensinya. Selanjutnya dapat dilihat struktur organisasi Yaspendhar Medan sebelum dan sesudah adanya UU Yayasan.
Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Harapan Medan Setelah adanya Undang-Undang Yayasan No. 28 Tahun 2004
PEMBINA
PENGURUS -
Ketua Umum ------------ PENGAWAS -
Ketua I -
Ketua II -
Ketua III -
Sekretaris I -
Sekretaris II -
Bendahara I -
Bendahara II
PIMPINAN PIMPINAN PENDI- PIMPINAN
PIMPINAN SEKOLAH
DIKAN TINGGI LEMBAGA BADAN USAHA
Keterangan : : Garis komando
------------------------- : Garis konsultatif Sumber : Arsip Yayasan Pendidikan Harapan Medan
Di masa lalu Badan Pengurus mewakili Yayasan di dalam dan luar Pengadilan. Selain itu Badan Pengurus juga berhak bertindak untuk dan atas nama
Yayasan, serta berkewajiban menjalankan segala peraturan dengan menjunjung tinggi Anggaran Dasar Yayasan.
Selain itu dengan adanya UU Yayasan, Yayasan ditekankan untuk menerapkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas dalam pengelolaannya. Dengan
adanya kedua prinsip ini menandakan UU Yayasan menginginkan adanya
kemandirian Yayasan sebagai badan hukum. Adanya keterbukaan ini demi mencegah adanya penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh Pengurus
maupun organ Yayasan lainnya. Dalam hubungan ini UU Yayasan mengharuskan Yayasan membuat laporan tahunan agar masyarakat mengetahui dengan jelas
transaksi keuangan dan aset Yayasan, dan dapat dilakukan pemeriksaan terhadap Yayasan.
Adapun isi dari laporan tahunan memuat hal-hal seperti : 1.
Laporan keadaan dan kegiatan Yayasan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai.
2. Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir
periode, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan. Pada dasarnya sebelum lahirnya UU Yayasan, laporan tahunan yang
dilaksanakan di Yaspendhar Medan merupakan penghitungan dari segala penerimaan dan pengeluaran keuangan dari tahun yang bersangkutan, dan
dipertanggung jawabkan oleh Pengurus Harian pada rapat Badan Pengurus. Adapun hasil dari laporan tahunan ini juga disampaikan kepada Pendiri selaku
donatur yang berhak menerima laporan tersebut. Setelah hadirnya UU Yayasan, penyesuaian dilakukan dengan mengumumkan ikhtisar laporan keuangan melalui
surat kabar dan papan pengumuman kantor Yayasan, dengan mengikuti standar akuntansi keuangan yang berlaku, dan diaudit oleh akuntan publik. Laporan
tahunan ini disahkan Pembina dalam rapat tahunan yang berarti memberikan pengakuan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota
Pengurus dan pengakuan atas penyusunan dan pengawasan yang telah dijalankan dalam tahun buku yang berjalan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan Yaspendhar Medan.
Perubahan- Perubahan
Sebelum UU No. 16 Tahun 2001
UU No. 16 Tahun 2001
UU No. 28 Tahun 2004
1. Organ Yayasan a. Pelindung Pena- sihat
b. Badan Pengurus 1
Pengurus Ha- rian :
a Ketua
b Sekretaris
c Bendahara
d Pembantu
Umum c. Badan Pengawas
Sama dengan susunan struktur
Organ Yayasan sebelum UU No.
16 Tahun 2001 a. Pembina
b. Pengurus : 1 Ketua
2 Sekretaris 3 Bendahara
c. Pengawas
2. Anggaran Dasar
a. Hanya dapat diu- bah dengan kepu-
tusan Rapat Pari- purna Yayasan dan
keputusan disetujui oleh dua pertiga
dari anggota yang hadir
b. Ketentuan yang terdapat di dalam-
Sama dengan ke- tentuan sebelum
Adanya UU No. 16 Tahun 2001
a. Keputusan merubah AD
Yayasan sah apabila diam-
bil oleh Rapat Pembina yang
dihadiri dua pertiga jumlah
anggota Pem- bina
b. Harus disesu- aikan dengan
nya ditentukan sendiri dan tidak
meminta pengesa- han dari Menkum-
ham, cukup dengan didaftarkan dalam
Pengadilan Negeri setempat
ketentuan UU Yayasan dan
mendapat pengesahan
dari Menkum- ham
3. Laporan Tahunan
a. Dipertanggung ja- wabkan Pengurus
Harian pada rapat Badan Pengurus
Sama dengan ke- tentuan sebelum
Adanya UU No. 16 Tahun 2001
a. Dipertanggung jawabkan Pe-
ngurus dalam Rapat Pengu-
rus dan disah- kan oleh Ra-
pat Pembina b. Ikhtisar lapo-
ran keuangan yang merupa-
kan bagian dari ikhtisar
laporan tahu- nan diumum-
kan dalam su- rat kabar hari-
an berbahasa Indonesia
Berdasarkan perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa setelah keluarnya UU No. 16 2001 tentang Yayasan, masih belum dilaksanakannya ketentuan
peraturan tersebut dalam lingkungan Yayasan, dan masih memakai ketentuan- ketentuan yang ada sebelum diundangkannya UU tersebut.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Awaluddin, hadirnya UU Yayasan ini tidak menimbulkan perubahan signifikan terhadap kegiatan sehari-
hari Yayasan, sebab kebijaksanaan yang dijalankan Pengurus adalah hanya sebagai kontrol pada masing-masing unit di bawah naungan Yaspendhar Medan.
Sehingga kebijaksanaan dan program-program yang dilakukan masih berada pada masing-masing unit atau sekolah tinggi.
D. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Yayasan dalam Rangka