Sebelum Berlakunya Undang-Undang Yayasan

terselesaikan sebelum jangka waktu Yayasan berakhir. Akan tetapi apabila perpanjangan ini baru dilakukan ketika jangka waktu sudah terlewati atau proses perpanjangan belum selesai ketika jangka waktu pendirian Yayasan sudah terlewati, maka secara yuridis Yayasan dapat kehilangan status badan hukumnya. Dalam hal jangka waktu pendirian Yayasan tidak tertentu, maka tercantum dalam Anggaran Dasar bahwa jangka waktu tidak ditentukan lamanya. Hal ini berarti Yayasan dapat terus berdiri menjalankan kegiatannya sepanjang masa, meskipun telah terjadi perubahan-perubahan dalam personel organ Yayasan.

C. Persyaratan dan Prosedur Pendirian Yayasan

1. Sebelum Berlakunya Undang-Undang Yayasan

Jauh sebelum adanya Undang-Undang yang mengatur tentang Yayasan secara formal, keberadaan Yayasan sudah banyak berkembang dan telah diakui oleh lalu lintas hukum di Indonesia. Namun perkembangannya hanya di dasarkan pada hukum kebiasaan, Yurisprudensi Mahkamah Agung dan Doktrin pada kala itu. Praktik hukum yang berlaku di Indonesia selama ini, Yayasan selalu didirikan dengan akta Notaris, baik Yayasan yang didirikan oleh pihak swasta atau perorangan maupun oleh Pemerintah. Dalam perkembangannya, Yayasan yang didirikan oleh badan-badan Pemerintah dilakukan dengan suatu surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk itu atau dengan akta Notaris sebagai syarat terbentuknya suatu Yayasan. Berdasarkan hukum kebiasaan dan asumsi hukum yang berlaku umum di masyarakat, ciri-ciri Yayasan sebagai berikut : a. Eksistensi Yayasan sebagai entitas hukum di Indonesia belum di dasarkan pada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. b. Pengakuan Yayasan sebagai badan hukum belum ada dasar yuridis yang tegas, berbeda halnya dengan PT, Koperasi dan badan hukum lain. c. Yayasan dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi Pendiri untuk tujuan nirlaba, sosial, keagamaan, kemanusiaan dan tujuan ideal yang lain. d. Yayasan didirikan dengan akta Notaris atau dengan surat keputusan pejabat yang bersangkutan dengan pendirian Yayasan. e. Yayasan tidak memiliki anggota dan tidak dimiliki oleh siapa pun, namun mempunyai Pengurus atau organ untuk merealisasikan tujuan Yayasan. f. Yayasan mempunyai kedudukan yang mandiri sebagai akibat adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi Pendiri atau Pengurusnya, dan mempunyai tujuan sendiri yang berbeda atau lepas dari tujuan pribadi Pendiri atau Pengurus. g. Yayasan diakui sebagai badan hukum seperti halnya orang, sebagai subjek hukum mandiri yang dapat menyandang hak dan kewajiban mandiri, didirikan dengan akta, dan didaftarkan di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat. h. Yayasan dapat dibubarkan oleh Pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan Yayasan dengan hukum, likuidasi, dan pailit. Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendirikan sebuah Yayasan ialah : a. Syarat materiil yang terdiri dari : 1 Harus ada suatu pemisahan harta kekayaan. 2 Adanya suatu tujuan. 3 Mempunyai organisasi. b. Syarat formil : 1 Dengan Akta Otentik. Umumnya pada masa lalu dalam akta pendirian Yayasan dimuat Anggaran Dasar yang di dalamnya berisi ketentuan : a. Kekayaan yang dipisahkan. b. Nama dan tempat kedudukan Yayasan. c. Tujuan. d. Bentuk dan susunan Pengurus serta cara penggantian anggota Pengurus. e. Cara pembubaran. f. Cara menggunakan sisa kekayaan dari Yayasan yang telah dibubarkan. Praktik Peradilan selama ini terfokus pada kedua syarat pendirian Yayasan, pemisahan harta kekayaan sangat banyak dijadikan alasan menuntut para Pengurus Yayasan karena pada umumnya hasil usaha Yayasan telah dijadikan objek perebutan kedudukan dalam kepengurusan Yayasan. Anak keturunan para Pendiri sering muncul jadi pihak berpekara karena melihat adanya kelemahan dalam organisasi Yayasan dan isi akta pendirian Yayasan sering dijadikan alasan untuk mengalihkan harta kekayaan Yayasan, seolah-olah akta pendirian dapat diubah setiap saat sesuai keinginan Pengurus Yayasan. 61 61 Panggabean, Op.Cit, hal. 30. Dalam praktik selama ini, selalu ada kekayaan yang dipisahkan sebagaimana dicantumkan di dalam akta pendirian. Tidak ada batasan minimum atau maksimum besarnya kekayaan yang dipisahkan pada masa lalu, tetapi semuanya tergantung kepada Pengurus Yayasan. 62 a. Pendiri menghadap kepada Notaris, dan apabila pendirian dilakukan lebih dari satu orang, maka setelah ada kesepakatan bersama. Adapun beberapa langkah yang dilakukan Pendiri dalam mendirikan Yayasan ialah: b. Kepada Notaris, Pendiri mengemukakan maksud dan tujuan Yayasan. c. Pendiri mengemukakan jumlah harta kekayaan yang dipisahkan darinya sebagai harta kekayaan awal Yayasan. d. Menyerahkan tanda pengenal Pendiri seperti Kartu Tanda Penduduk KTP. e. Penandatanganan akta pendirian di hadapan Notaris oleh para Pendiri f. Akta pendirian didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat. g. Selain didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri, diumumkan pula melalui Tambahan Berita Negara. Dilihat dari langkah dalam mendirikan Yayasan, terdapat langkah-langkah untuk mendaftarkan akta pendirian di Panitera Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Adapun maksud dari di daftarkannya akta pendirian tersebut di Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan pengumuman kepada khalayak, maksudnya agar setiap orang dapat mengetahui bagaimana bunyi 62 Anwar Borahima, Op.Cit. hal. 30. Anggaran Dasar Yayasan, dengan membacanya pada Kepaniteraan Pengadilan yang bersangkutan. Akan tetapi berbeda dengan badan usaha lainnya seperti PT, para Pengurus Yayasan tidak diwajibkan untuk mendaftarkan dan mengumumkan akta pendiriannya, juga tidak diisyaratkan untuk mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman sebagai tindakan preventif. 63 Beberapa pakar berpendapat, bahwa karena Undang-Undang secara khusus yang mengatur mengenai Yayasan tidak ada, maka seyogyanya tidak dapat dikatakan suatu Yayasan harus dibuat dengan suatu akta tertulis. Namun untuk memudahkan pembuktian, biasanya pendirian Yayasan dilakukan oleh para pendirinya di depan Notaris. 64 Dalam praktik pendirian Yayasan, sebelum berlakunya Undang-Undang yang mengatur tentang Yayasan, umumnya di samping Anggaran Dasar ada lagi yang dinamakan Aturan Rumah Tangga ART. Ada yang menuangkan ART dengan akta Notaris dan ada pula yang hanya secara di bawah tangan. Bahkan ada yang di samping Anggaran Dasar, secara sekaligus memuat pula ART dan keduanya diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. 65

2. Sesudah Berlakunya Undang-Undang Yayasan

Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun 1999 - 2003 untuk Meramalkan Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun 2004 - 2008 di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan Metode Deret Berkala

0 31 87

Implementasi UU No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan Dalam Pengelolaan Yayasan Di Yayasan Pesantren Modern Daar Al-Uluum Asahan-Kisaran

4 85 114

Perubahan Akta Pendirian Yayasan Setelah Keluarnya Uu No 16 Tahun 2001 Jo Uu No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

4 107 145

Salinan UU 28 Tahun 2004 Perubahan UU 16 Tahun 2001 tentang Yayasan

1 1 12

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 9

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 17

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 33

Tinjauan Yuridis Tentang Status Yayasan Yang Didirikan Sebelum Berlakunya Uu No. 16 Tahun 2001 Jo Uu No. 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan (Studi Kasus Di Yayasan Pendidikan Harapan Medan)

0 0 3

UU No 16 2001 tentang Yayasan

1 0 23