5.1. Pengetahuan Keluarga dalam Pencegahan DBD
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan
sebagainya. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda Notoatmodjo, 2005: 50.
Hasil analisis data dari wawancara mendalam yang dilakukan pada informan menggambarkan pengetahuan dan sikap informan dalam upaya pencegahan penyakit
DBD. Pada dasarnya informan memiliki pengetahuan tentang cara pencegahan penyakit DBD dengan cukup baik, dan tahu bahwa gigitan nyamuk yang menjadi
sumber penularan penyakit ini. Narasi ini menggambarkan pengetahuan dan sikap informan tentang penyebab dan gejala penyakit DBD, walaupun demikian jawaban
yang diberikan bervariasi: Menurut Ibu Siska bahwa gejala-gejala dari penyakit DBD adalah panas pada tubuh yang tidak turun-turun selama 3-4 hari, kemudian adanya
bintik-bintik merah pada tubuh. Penyebab ini semua adalah gigitan nyamuk, “
nyamuknya ini suka berpindah-pindah, menggigit orang di sini, lalu pindah ke tempat lain dan menggigit orang lain lagi di tempat itu, begitulah seterusnya bu”,
katanya. Untuk mencegah penyakit ini maka perlu dijaga kebersihan rumah, membersihkan macam bak mandi, menguras jentik-jentiknya, menguras genangan air,
dan mengubur barang-barang bekas. Lalu Ibu Diana mengatakan bahwa penyebab demam berdarah adalah gigitan nyamuk. Sumber nyamuk tersebut dari tumpukan-
tumpukan barang dan batang-batang pisang yang ada pada semak-semak di sebelah rumahnya, atau kaleng-kaleng terbuka yang masih menyimpan air di dalamnya. Cara
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
mencegah penyakit ini dengan melakukan penyemprotan, membersihkan paret-paret, serta membuang atau mengubur kaleng-kaleng yang tidak perlu. Cara lainnya adalah
dengan menjaga kebersihan lingkungan dan membersihkan bak mandi seminggu sekali. Sedangkan Ibu Diah mengungkapkan bahwa penyakit DBD dinyatakan dari
terjadinya panas tinggi, kemudian adanya bercak-bercak merah sampai ada yang mengeluarkan darah. Upaya untuk pencegahan penyakit demam berdarah ini dengan
membersihkan pekarangan rumah, membersihkan rumah. Bak air di kamar mandi jika bisa dikuras setiap hari. Jika memiliki pot-pot bunga di dalam rumah harus diganti
airnya setiap hari karena pot tersebut merupakan tempat bersarang nyamuk penyebab deman berdarah. Ibu Ina mengatakan bahwa penyebab penyakit demam berdarah
adalah gigitan nyamuk aedes. Menguras bak mandi, mengubur kaleng-kaleng yang tidak terpakai lagi supaya kalo datang hujan air hujan gak tinggal di kaleng-kaleng
yang tidak dipakai itu, serta membersihkan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Selain itu juga, menggunakan anti nyamuk lotion krim yang dioleskan pada bagian-
bagian tubuh dan anti nyamuk bakar lingkar, tapi yang paling kuat mencegah gigitan nyamuk adalah menggunakan anti nyamuk lotion, “kalo kita pake autan salah satu
merk yang beredar di pasaran maka nyamuknya gak datang lagi”, katanya. Lalu Ibu Yati juga memberikan jawaban yang hampir sama. Dia bilang penyebab penyakit
demam berdarah karena gigitan nyamuk, tapi dia tidak mengetahui namanya. Sambil tertawa ia mengatakan, “nyamuk demam berdarahlah bu”. Usaha yang dilakukan
untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menggunakan anti nyamuk lotion.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
“ Paling pake soffel lah ¯salah satu merk anti nyamuk lotion¯ nyamuk-nyamuk gak
datang lagi pada kita. Jadi, semua ibu dari keluarga yang menjadi subjek penelitian ini memang
memiliki pendapat yang sama bahwa penyebab penyakit demam berdarah adalah gigitan nyamuk. Gejala yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk ini adalah demam yang
tidak turun-turun selama 3-4 hari, disertai dengan bintik-bintik merah di seluruh tubuh. Namun jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit ini tidak bisa mereka
sebutkan secara lengkap. Begitu juga dengan tempat yang cocok bagi perkembangbiakan nyamuk ini belum bisa mereka uraikan secara lengkap.
Pengetahuan tentang penyakit DBD dan cara pencegahannya mereka peroleh dari petugas puskesmas yang memberikan penyuluhan, dari kepala lingkungan dan
dari televisi. Sepertinya iklan televisi dengan topik “3M” cukup melekat pada memori mereka. Hal ini dapat ditangkap dari ungkapan mereka yang mengatakan bahwa
pencegahan yang harus dilakukan dengan menguras bak mandi, mengubur kaleng- kaleng bekas dan menutup tempat penampungan air. Informasi juga diperoleh dari
sesama mereka tetangga dan teman ketika mereka bergaul dan berbicara ¯dalam keseharian mereka¯ atau juga ketika mereka melakukan pertemuan seperti arisan
atau wirit. Pengetahuan informan tentang pencegahan penyakit demam berdarah
memang tidak benar-benar lengkap atau sempurna. Sehingga hal ini menyebabkan pengetahuan mereka tentang penumpukan barang-barang bekas yang tidak digunakan
lagi, pakaian-pakaian habis pakai yang digantung di kamar atau menyimpan kain-kain
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
tidak berguna di bawah tempat tidur seakan bukan merupakan suatu sebab dari timbulnya penyakit demam berdarah.
Namun ada juga informan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara pencegahan penyakit DBD, tetapi beberapa situasikondisi tertentu dan kebiasaan-
kebiasaan yang ada menyebabkan pengetahuan tersebut tidak diwujudkan dalam sebuah tindakan. Salah satunya yaitu apa yang diutarakan oleh Ibu Ina:
Suaminya pernah mengidap penyakit DBD, kejadian sekitar bulan September 2008. Tetapi ibu Ina ini memiliki keyakinan bahwa
suaminya memperoleh penyakit ini di tempat lain. “Suamiku suka pigi-pigi kemana saja, karena dia kan kerjanya mocok-mocok, jadi
bisa saja dia kena gigit nyamuk itu di tempat dimana dia pergi. Trus ia pun ikut pertemuan STM sebulan sekali, jadi bisa juga kena
dari situ, karena di lingkungan ini tahun lalu ada juga yang kena DBD kak, mungkin saja suami ku kena dari tempat itu. Anak-anak
ku dan aku kenapa gak kena kak, harusnya kan suami ku lebih kuat dari anak-anak ku, makanya dia bisa kena di tempat lain kak”, urai
Ibu Ina.
Dengan adanya “anggapan” ini menyebabkan ibu merasa menumpuk kain pada sebuah keranjang kemudian diletakkan di bawah tempat tidur bersama dengan
barang-barang peralatan rumah tangga yang tidak dipakai sehari-hari yang menyebabkan bagian bawah tempat tidur tampak kotor, gelap dan lembab, bukanlah
menjadi tempat yang dapat menjadi daerah peristirahatan yang nyaman bagi nyamuk Aedes aegypti.
Begitu juga dengan Anto, yang pernah menderita DBD di akhir tahun 2008. Di dalam kamarnya banyak sekali pakaian bekas pakai yang digantung. Menurutnya
pakaian tersebut belum kotor karena baru sekali dipakai, sehingga dia merasa sayang dan enggan untuk mencucinya. Dan, Anto menggelengkan kepalanya menandakan
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
ketidaktahuan bahwa pakaian bekas pakai yang digantung dapat menjadi tempat peristirahatan dari nyamuk penyebab DBD.
5.2. Sikap Keluarga dalam Pencegahan DBD