Membersihkan Rumah Tindakan Keluarga dalam Pencegahan DBD

apa yang disampaikan Bapak Anto ini, saya dapat mengambil suatu pemahaman bahwa Bapak Anto tidak mengetahui atau tidak pernah terpikirkan olehnya tentang air buangan kulkas juga dapat berpotensi sebagai tempat induk nyamuk meletakkan telur-telurnya. Induk nyamuk Aedes aegypti sangat menyenangi air bersih, jernih dan dangkal serta suasana gelap dan lembab sebagai tempat meletakkan telur-telurnya. Menurut Soedarmo 2005: 59, cara yang harus dilakukan terus-menerus untuk meniadakan Aedes aegypti adalah membuang secara baik kaleng, botol, ban dan semua yang mungkin menjadi tempat nyamuk bersarang. Vas bunga seminggu sekali ditukar airnya. Dinding bagian dalam bak mandi dan tempat penyimpanan air lain digosok secara teratur pada saat permukaan air rendah untuk menyingkirkan telur nyamuk.

5.3. Tindakan Keluarga dalam Pencegahan DBD

Praktik atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas individuorang dalam rangka memelihara kesehatan. Beberapa kegiatan yang dilakukan keluarga dalam mencegah penyakit DBD, adalah:

5.3.1. Membersihkan Rumah

Salah satu tindakan yang dilakukan keluarga dalam upaya mencegah penyakit DBD adalah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar rumah. Asumsi di keluarga terutama ayah atau ibu, jika rumah dan lingkungan sekitarnya tetap bersih maka nyamuk penyebab DBD tidak akan dapat berkembang biak. Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 Tindakan membersihkan rumah lebih difokuskan kepada kebersihan kamar mandi. Bak kamar mandi dikuras sampai kering, disikat dengan bros kemudian diisi kembali dengan air bersih. Biasanya tindakan menguras bak kamar mandi ini dilakukan seminggu sekali. Ada beberapa keluarga yang menganggap bahwa jika bak kamar mandi dikuras seminggu sekali nyamuk penyebab DBD sudah tidak ada di sekitar rumah mereka. Berdasarkan pengamatan pada salah satu keluarga, diketahui bahwa keluarga ini memang menguras bak kamar mandinya selalu, ini diketahui dengan tidak adanya endapan kotoran air pada dasar bak penampungan air di kamar mandi dan dinding juga tampak bersih. Tetapi, suasana dalam kamar mandi keluarga ini sangat lembab, ada beberapa helai handuk yang digantungkan pada seutas kawat yang direntangkan pada dinding kamar mandi. Suasana kamar mandi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Kamar mandi keluarga bapak Yusuf berukuran 1,5 x 2 meter. Di dalam kamar mandi ini ada sebuah bak untuk menampung air berukuran 1 x ½ meter. Kamar mandi ini cukup sederhana, ada sebuah bak penampung air berukuran 1 x 1,25 meter, sebuah kloset jongkok dan dua buah ember berwarna hitam untuk mencuci pakaian. Pada sisi kiri dinding kamar mandi ada seutas kawat terentang tempat beberapa handuk dijemurkan. Handuk-handuk itu nampak lembab. Terkadang kawat penjemuran ini juga digunakan untuk menjemur pakaian dalam yang belum kering betul masih lembab. Dari narasi di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit DBD masih sangat terbatas pada menjaga kebersihan bak kamar mandi, kelembaban kamar mandi atau penjemuran handukkain lembab di kamar Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 mandi bukan merupakan suatu sarana perkembangbiakan ¯tempat perindukan dan peristirahatan¯ nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD. Begitu juga, pada keluarga Ibu Diana memiliki kamar mandi di bagian belakang rumah. Keluarga ini memiliki sumber air bersih dari sumur. Di kamar mandi ini yang juga merupakan tempat mencuci pakaian terdapat sebuah bak dan sebuah tong penampung air dan beberapa ember untuk mencuci. Tong yang cukup besar itu berisi air setengah penuh. Menurut Ibu Diana, tong air itu sengaja disiapkan untuk menampung air untuk mencuci, karena bak air yang ada berukuran kecil sehingga air yang di dalam bak tidak cukup untuk keperluan mencuci, oleh karena itu tempat penampungan air ditambah dengan menyediakan tong tersebut. Anak laki-laki Ibu Diana mempunyai tugas setiap hari untuk menimba air untuk mengisi bak dan tong tersebut. Menurut Ibu Diana, air di dalam bak selalu habis digunakan untuk keperluan mencuci, tetapi air di dalam tong tidak pernah habis, selalu ada yang tersisa, apakah sebagian atau sepertiga ukuran tong. Tong tersebut tidak pernah ditutup ¯tutupnya tersedia dekat tong¯ “suka lupa nutupnya bu, karena setiap hari digunakan”, kata Bu Diana. Tong ini juga termasuk jarang dibersihkan, karena bagian dinding tong ketika diraba terasa licin, bahkan bagian dasarnya tampak menghitam menandakan adanya endapan kotoran. Jadi, pengetahuan keluarga ini mengenai pencegahan DBD masih sangat terbatas pada menjaga kebersihan, ada bagian yang terlupakan, yaitu untuk menutup Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 dan membersihkan tong penampungan air. Tong ini dapat menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti untuk meletakkan telur-telurnya, dan dalam 4 hari telur-telur tersebut sudah berubah menjadi jentik-jentik. Seminggu kemudian, jentik-jentik akan segera menjadi nyamuk kecil yang akan terbang mencari tempat bersarang, misalnya pada kamar mandi yang lembab dan pada kain-kain yang bergantungan.

5.3.2. Membersihkan Lingkungan Sekitar Rumah