Membersihkan Lingkungan Sekitar Rumah

dan membersihkan tong penampungan air. Tong ini dapat menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti untuk meletakkan telur-telurnya, dan dalam 4 hari telur-telur tersebut sudah berubah menjadi jentik-jentik. Seminggu kemudian, jentik-jentik akan segera menjadi nyamuk kecil yang akan terbang mencari tempat bersarang, misalnya pada kamar mandi yang lembab dan pada kain-kain yang bergantungan.

5.3.2. Membersihkan Lingkungan Sekitar Rumah

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah juga dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Namun kegiatan ini tidak mudah dilakukan karena membutuhkan kerjasama antara sesama warga suatu lingkungan. Hal ini dialami oleh Ibu Diana. Dia merasa kesulitan membersihkan lingkungan di sekitar rumahnya karena selokan di depan rumahnya juga digunakan warga lain untuk pembuangan limbah rumah tangga, sehingga dia merasa sia-sia jika dibersihkan, karena setelah dibersihkan akan kotor lagi oleh sampah-sampah dari rumah tetangga. Pelaksanaan gotong royong sulit untuk dilakukan karena warga di lingkungan sekitarnya, dari siang hingga pagi hari jarang berada di rumah. Tetapi untuk sampah-sampah di halaman rumah atau sampah-sampah produksi rumah tangga, selalu diupayakannya untuk membersihkannya. Sampah- sampah produksi rumah tangga selalu dibuang ke tempat sampah yang ada di depan rumah, dan setiap hari diangkat oleh truk pengangkut sampah. Tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan ibu Diah istri Bapak Yusuf. Setiap sore dia selalu menyapu halaman rumahnya, dan membakar sampah-sampah yang sudah mengering. Sedangkan sampah-sampah basah dibiarkan, jika sudah Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 kering baru dibakar. Tetapi untuk beberapa sampah yang laku dijual, seperti gelas minuman plastik atau botol-botol plastik dikumpulkan pada sebuah karung beras. Karung tersebut digantung di dinding belakang rumah. Benda-benda ini baru dijual jika sudah cukup banyak. Ibu Diah sepertinya kurang menyadari bahwa botol atau cup bekas kemasan air minum termasuk air mineral, juga dapat menjadi sarana perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Sebuah narasi ini mungkin dapat menggambarkannya: “ Saya Ibu Diah gak suka melihat sampah berserakan, bikin sakit mata lho”, katanya. “Makanya saya selalu membersihkan sampah- sampah di halaman, yang kering ku bakar, yang masih basah ku biarkan, besok kalau sudah kering baru ku bakar”, tambahnya. “ Kalo botol bekas, plastik bekas atau ember plastik yang sudah rusak tapi laku dijual, aku kumpulkan ke dalam karung, supaya gak berserakan dimainkan anak-anak. Nanti setelah banyak baru ku jual ke tukang ’botot’, lumayan buat jajan anak-anak”, kata Ibu Diah. Jadi, terlihat di sini bahwa masyarakat masih memiliki anggapan bahwa salah satu upaya pencegahan penyakit DBD dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Kebersihan menurut mereka yaitu tidak adanya sampah atau benda-benda yang berserakan. Tetapi kurang menyadari bahwa kain lembab yang digantung, dan atau menyimpan botolgelas plastik dapat menjadi tempat peristirahatan yang “nyaman” bahkan tempat meletakkan telur-telur nyamuk Aedes aegypti pada botolgelas yang masih menyimpan air sedikit. Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008

5.3.3. Pemakaian Anti Nyamuk