sendiri, khusus perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 tiga faktor yakni:
a. Faktor-faktor predisposisi predisposing factor, yaitu terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya dari seseorang.
b. Faktor-faktor pendukung enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik.
c. Faktor-faktor pendorong reinforcing factor yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan dan petugas-petugas lainnya termasuk di dalamnya keluarga dan teman sebaya.
Green kemudian berkesimpulan bahwa setiap perilaku kesehatan dapat dilihat sebagai fungsi dari pengaruh kolektif ketiga faktor. Gagasan penyebab kolektif itu
penting terutama karena perilaku merupakan suatu fenomena yang majemuk.
2.3. Upaya Pencegahan DBD
2.3.1. Partisipasi Masyarakat
Upaya masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD dapat dilakukan secara individu atau perorangan dengan jalan meniadakan sarang nyamuk dalam rumah.
Cara terbaik adalah pemasangan kasa penolak nyamuk. Cara lain yang dapat dilakukan ialah a menggunakan mosquito repellent anti nyamuk oles dan
insektisida dalam bentuk spray, b menuangkan air panas pada saat bak mandi berisi air sedikit, c memberikan cahaya matahari langsung lebih banyak kedalam rumah
Soedarmo, 2005: 59.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
Peningkatan partisipasi masyarakat adalah suatu proses di mana individu, keluarga, dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pemberantasan vektor
di rumahnya.
Peningkatan partisipasi
masyarakat menumbuhkan berbagai peluang yang memungkinkan seluruh anggota masyarakat
secara aktif berkontribusi dalam pembangunan Depkes RI, 2005: 1. Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan
masyarakat tersebut.
Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat
dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri Notoatmodjo, 2005: 124. Peningkatan partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan menunjukkan
perhatian dan kepedulian kepada masyarakat, memprakarsai dialog lintas sektoral secara berkelanjutan, menciptakan rasa memiliki terhadap program yang sedang
berjalan, penyuluhan kesehatan dan memobilisasi serta membuat suatu mekanisme yang mendukung kegiatan masyarakat Depkes RI, 2005: 1.
Partisipasi masyarakat dalam tingkat individu dapat dilakukan dengan mendorong atau menganjurkan dalam kegiatan PSN dan perlindungan diri secara
memadai. Pelaksanaan kampanye kebersihan yang intensif dengan berbagai cara merupakan upaya di tingkat masyarakat. Memperkenalkan program pemberantasan
DBD pada anak sekolah dan orang tua, mengajak sektor swasta dalam program pemberantasan virus dengue, menggabungkan kegiatan pemberantasan berbagai jenis
penyakit yang disebabkan serangga dengan program pemberantasan DBD agar memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu peran partisipasi masyarakat dapat
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
ditingkatkan dengan pemberian insentif seperti pemberian kelambu atau bubuk abate secara gratis bagi yang berperan aktif Soegijanto, 2006:7.
2.3.2. Kebijakan Pemerintah