Outcome Fungsional Stroke Dr. Khairul P. Surbakti, SpS 10. Dr. Cut Aria Arina, SpS

obatan neuroprotektan sesegera mungkin dalam masa tertentu jendela terapi therapeutic window . Dikenal dua jenis obat-obatan neuroproteksi yang didasarkan pada patogenesis kerusakan sel otak yaitu: 1. Neuroprotektan yang mencegah kematian sel akibat iskemik injuri. 2. Neuroprotektan yang mencegah kematian sel akibat reperfusi injuri. Sampai saat ini penggunaan neuroprotektan masih kontroversial Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2004 Sampai saat ini belum ada terapi spesifik obat-obatan yang apabila diberikan setelah onset stroke akut akan sukses mengurangi perluasan kerusakan jaringan dan memperbaiki outcome fungsional. Satu-satunya kekecualian adalah bahan trombolitik recombinant tissue-type plasminogen activator rtPA, yang diperlihatkan pada satu studi klinis acak di Amerika Utara memperbaiki outcome fungsional pada stroke iskemik jika diberikan dalam 3 jam onset stroke Belayev, 2001

II.8. Outcome Fungsional Stroke

Keberhasilan pengobatan setiap penyakit yang menyebabkan disabilitas termasuk stroke, harus memberikan manfaat dengan menggunakan sistim klasifikasi untuk menilai pengaruh pengobatan, khususnya pengobatan darurat. Agar penderita stroke yang masih dapat bertahan hidup dapat menerima perawatan terbaik, satu sistim klasifikasi outcome stroke yang komprehensif dibutuhkan untuk intervensi terapi yang sesuai secara langsung. Pegembangan satu sistim klasifikasi outcome stroke berdasarkan pada keyakinan bahwa defisit neurologis sering menyebabkan impairment , disability yang permanen dan membahayakan kualitas hidup Kelly- Hayes dkk, 1998. Kehilangan fungsi yang terjadi setelah stroke sering digambarkan sebagai impairments , disabilitas dan handicaps . World Health Organization WHO membuat batasan sebagai berikut Misbach,1999: 1. Impairment menggambarkan hilangnya fungsi fisiologis, psikologis, fisiologis dan anatomis yang disebabkan stroke. Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. yang seharusnya mampu dilakukan orang yang sehat seperti: tidak bisa berjalan, menelan dan melihat akibat pengaruh stroke. 3. Handicaps adalah halangan atau gangguan pada seseorang penderita stroke berperan sebagai manusia normal akibat impairment” atau “disability” tersebut. Secara garis besar, outcome stroke dapat dikategorikan kedalam neurologic impairment tanda yang diperoleh dengan pemeriksaan yang disebabkan oleh penyakit, disability efek fungsional dari pemburukan, dan handicap konsenkuensi sosial dari disability . Secara lebih sederhana lagi dapat diklasifikasikan sebagai impairment measures dan activity measures Davis- Fisher, 2001 Usaha-usaha yang cukup banyak telah dilakukan untuk mengembangkan pengobatan dengan obat-obatan yang dapat mengurangi kerusakan otak dan memperbaiki outcome pasien- pasien dengan stroke iskemik. Pada kebanyakan penelitian-penelitian klinis mengenai stroke, Barthel Index BI dan Modified Rankin Scale mRS adalah skala yang paling sering digunakan untuk mengukur outcome karena mudah digunakan, pengukuran yang sensitif terhadap beratnya stroke dan memperlihatkan interrater reliability yang tinggi. Sulter dkk, 1999; Davis-Fisher, 2001; Weimar dkk, 2002; Sainbury dkk, 2005. The National Institutes of Health Stroke Scale NIHSS telah luas digunakan untuk penelitian-penelitian stroke akut. Skala ini dikembangkan untuk mengukur outcome neurologis dan perbaikan pada pasien-pasien dengan stroke. The National Institutes of Health Stroke Scale mengukur semua derajat pemburukan neurologis dan merupakan salah satu instrumen pengukuran klinis yang paling dipercaya dan tepat pada stroke Young dkk, 2005. Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008.

II.9. Kerangka Konsepsional