Kerangka Konsepsional Dr. Khairul P. Surbakti, SpS 10. Dr. Cut Aria Arina, SpS

II.9. Kerangka Konsepsional

Wanke dan Wong, 1991 Khan dan Porte, 2005 Waspadji, 2006 Parelta dkk, 2006 Rose, 2002 Calles-Escandon dan Cipolla, 2001 Parelta dkk, 2006 Parelta dkk, 2006 Blecic dan Devuyst, 2001 Garg dkk, 2006 Adam dkk, 2007 Schurr, 2002 Nicholson dkk, 2000 Parelta, 2006 Dziedzic dkk, 2004 Kagansky dkk, 2001 Gum dkk, 2004 Beckman dkk, 2002 Palesch dkk, 2006 Air dan Kisela, 2007 Vancheri dkk, 2005 Garg dkk, 2006 STROKE ISKEMIK AKUT DISFUNGSI ENDOTHEL O U T C O M E F U N G S I O N A L BURUK DIABETIK NEFROPATI DIABETES MELITUS HIPO ALBUMINEMIA INSULIN PENYAKIT INFLAMASI KRONIK PENYAKIT HATI PENYAKIT JANTUNG MAL NUTRISI HIPER GLIKEMIA ATHERO SKLEROSIS Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. METODE PENELITIAN III.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Departemen neurologi FK – USURSUP. H. Adam Malik Medan dari tanggal 1 November 2007 sd 31 Januari 2008. III.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan subjek penelitian menurut metode sampling nonrandom secara konsekutif. III.2.1. Populasi sasaran Semua penderita stroke iskemik akut yang ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan Head CT-Scan. III.2.2. Populasi terjangkau Semua penderita stroke iskemik akut yang sedang dirawat di ruang rawat inap terpadu Rindu A4 Departemen Neurologi FK – USU RSUP. H. Adam Malik Medan. III.2.3. Besar sampel Ukuran sampel dihitung menurut rumus : Madiyono dkk, 2002 2 Z g + Z x S d n ≥ d 2 n = Besar sampel Z g = Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai yang ditentukan. Untuk g = 0,05 maka Zg = 1,96 Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. yang ditentukan. Untuk = 0,15 maka Z = 1,036 S d = Standar deviasi = 0,457 survei pendahuluan d = Tingkat ketepatan = 0,2 ditentukan oleh peneliti Besar sampel yang dibutuhkan adalah: 2 1,96 + 1,036 x 0,457 n ≥ 0,25 n ≥ 29,99 ≈ 30 Dibutuhkan sampel masing-masing minimal 30 kasus untuk stroke iskemik dengan diabetes dan stroke iskemik tanpa diabetes. III.3. Kriteria Inklusi 1. Semua penderita stroke iskemik akut yang ditegakkan dengan anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologi dan CT scan kepala yang dirawat di Bangsal Neurologi Rindu A4 RSUP. H. Adam Malik Medan. 2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini. III.4. Kriteria Eksklusi 1. Penderita stroke iskemik akut yang tidak dikonfirmasi dengan pemeriksaan CT-Scan otak. 2. Penderita stroke iskemik akut berulang. 3. Penderita TIA dan stroke haemoragik . 4. Penderita stroke iskemik dengan lokasi di batang otak 5. Penderita stroke dengan onset 1 minggu 6. Penderita stroke iskemik akut yang disertai dengan penyakit hati, ginjal dan tirotoksikosis. 7. Penderita stroke iskemik akut yang menggunakan steroid jangka panjang. Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008.

1. Stroke WHO, 1986 adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat

gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler Kelompok Studi Serebrovaskuler Neurogeriatri Perdossi, 1999.

2. Stroke iskemik adalah defisit neurologis yang berlangsung tiba-tiba yang

disebabkan oleh oklusi pembuluh darah fokal yang menyebabkan berkurangnya suplai oksigen dan glukosa ke otak dan selanjutnya kegagalan proses metabolisme dari teritori yang terlibat Hacke dkk, 2003

3. Fase akut stroke adalah jangka waktu antara awal mula serangan stroke

berlangsung sampai satu minggu Misbach, 1999.

4. Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik dengan banyak etiologi yang ditandai

dengan hiperglikemia kronik dengan kerusakan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein disebabkan oleh kerusakan sekresi insulin, aksi insulin atau kombinasinya Ryden dkk, 2007. Yang dimaksud diabetes pada penelitian ini adalah diabetes mellitus tipe-2.

5. Glukosa puasa normal didefinisikan sebagai glukosa 100 mgdL 5,6 mmolL

Sacco dkk, 2006.

6. Gangguan glukosa puasa didefinisikan pada kadar antara 100 dan 126 mgdL 5,6

dan 6,9 mmolL Sacco dkk, 2006.

7. Diagnosa Diabetes Melitus apabila kadar glukosa plasma puasa 126 mgdL 7,0

mmolL atau kadar glukosa plasma sewaktu 200 mgdL 11,1 mmolL Sacco dkk, 2006.

8. Kontrol hiperglikemia yang tidak adekuat didefinisikan sebagai kadar Hemoglobin

A 1c 7 Sacco dkk, 2006.

9. Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia dengan kadar normal antara

3,4 – 4,7 gdL yang membentuk kira-kira 60 protein plasma total Murray, 2006

10. Impairment adalah menggambarkan hilangnya fungsi fisiologis,

psikologis, dan anatomis yang disebabkan stroke Caplan, 2000. Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008.