dalam 24 jam setelah onset gejala, tidak menyingkirkan adanya infark serebral. Magnetic
Resonance Imaging MRI dapat mendeteksi 90 stroke dalam 24 jam pertama setelah onset
gejala. Magnetic Resonance Imaging
juga lebih baik dari CT dalam mendeteksi beberapa kondisi berikut ini: perdarahan, subdural hematoma, aneurisma, arteriovenous malformation,
microvascular disease, dan venous sinus thrombosis. Karena kelebihan hasil diagnostik ini, MRI kelihatannya akan menggantikan CT dikemudian hari untuk evaluasi dini stroke Marino, 2007.
II.7. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya pengobatan stroke akut sangat menentukan kualitas hidup pasien dan bahkan mencegah kematian. Karenanya motto tatalaksana pasien stroke adalah
Time is Brain. Prinsip-prinsip penatalaksanaan stroke akut adalah Misbach, 2007:
1. Diagnosis yang cepat dan tepat terhadap stroke dan stroke mimics
2. Mengurangi meluasnya lesi di otak 3. Mencegah dan mengobati komplikasi stroke akut
4. Mencegah berulangnya serangan stroke 5. Memaksimalkan kembalinya fungsi-fungsi neurologik
Functional Outcome Strategi pengobatan stroke iskemik saat ini berpusat pada penatalaksanaan faktor
resiko yang dapat dimodifikasi melalui kombinasi modifikasi gaya hidup, meliputi diet, latihan, penghentian merokok, pembedahan arteri karotis pada pasien-pasien resiko tinggi, dan
pengobatan pharmakologis dengan antihipertensi, antihiperlipidemia, antikoagulan, dan atau bahan antiplatelet Kirshner dkk, 2005. Memonitor dan berusaha menstabilkan parameter
fisiologis akut dalam batas normal seperti tekanan darah, temperatur, status hidrasi, kadar glukosa dan saturasi oksigen menjadi standard pada beberapa unit stroke. Strategi untuk mengkoreksi
hipertensi, hipotensi, dehidrasi, hiperglikemia, pireksia dan hipoksia berpotensi untuk mengurangi kerusakan neuron pada fase akut stroke dan selanjutnya akan memperbaiki
outcome fungsional dan
survival Bhalla, 2001.
Pengobatan stroke iskemik secara strategis ditujukan pada 2 dasar: 1. Pemulihan aliran darah otak dan 2. Perlindungan terhadap sel otak neuroproteksi. Maka upaya
Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008.
obatan neuroprotektan sesegera mungkin dalam masa tertentu jendela terapi therapeutic
window . Dikenal dua jenis obat-obatan neuroproteksi yang didasarkan pada patogenesis
kerusakan sel otak yaitu: 1. Neuroprotektan yang mencegah kematian sel akibat iskemik injuri. 2. Neuroprotektan yang mencegah kematian sel akibat reperfusi injuri. Sampai saat ini
penggunaan neuroprotektan masih kontroversial Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2004
Sampai saat ini belum ada terapi spesifik obat-obatan yang apabila diberikan setelah onset stroke akut akan sukses mengurangi perluasan kerusakan jaringan dan memperbaiki
outcome fungsional. Satu-satunya kekecualian adalah bahan trombolitik recombinant tissue-type
plasminogen activator rtPA, yang diperlihatkan pada satu studi klinis acak di Amerika Utara
memperbaiki outcome fungsional pada stroke iskemik jika diberikan dalam 3 jam onset stroke Belayev, 2001
II.8. Outcome Fungsional Stroke