PEMBAHASAN Impairment adalah menggambarkan hilangnya fungsi fisiologis,

≥ 90 1136,7 826,7 413,3 1033,3 Skor MRS hari ke-7 0,760 0,346 3 516,7 26,7 620 723,3 4 1550 826,7 516,7 1240 Skor MRS hari ke-14 1,00 0,447 3 413,3 26,7 516,7 620 4 1653,3 826,7 620 1343,3 Keterangan: uji chi-square. p 0,05

IV.2. PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan suatu penelitian prospektif dengan tujuan untuk melihat pengaruh kadar albumin darah penderita stroke iskemik yang menderita penyakit diabetes dan yang tidak menderita diabetes terhadap outcome fungsionalnya. Apakah ada pengaruh kadar albumin terhadap gambaran CT scan kepala termasuk hemisfer yang terkena, lapisan otak yang terkena, ukuran infark dan jumlah infark yang terjadi. Untuk menilai outcome fungsional penderita, dilakukan penilaian dengan menggunakan BI dan MRS masing-masing sebanyak dua kali yaitu pada heri ke-7 dan hari ke-14 setelah masuk rumah sakit. Skor BI dibagi dalam 3 kategori yaitu 0 – 55 yang diprediksi mempunyai outcome jelek; skor 60 – 85 yang diprediksi mempunyai outcome sedang dan ≥ 90 yang diprediksi mempunyai outcome yang baik. Skor MRS dikategorikan dalam dua kelompok yaitu skor kurang dari 4 mempunyai outcome yang baik dan skor 3 mempunyai outcome yang jelek.

IV.2.1. Karakteristik Demografi subjek penelitian

Laporan dari American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee menyebutkan bahwa setiap tahun kira-kira 700.000 orang mengalami serangan stroke baru atau berulang 500.000 serangan pertama dan 200.000 serangan ulang. Rasio insidens stroke pada pria lebih besar dari pada wanita pada umur yang lebih muda tetapi tidak pada umur yang lebih tua. Insidens pria wanita adalah 1,25 pada umur antara 55 – 64 tahun, 1,50 pada umur antara 65 – 74 tahun, 1,07 pasa umur antara 75 – 84 tahundan 0,76 pada umur ≥ 85 tahun Rosamond dkk, 2007. Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. 1397 pasien yang didiagnosa dengan stroke, 808 adalah pria dan 589 adalah wanita. Sebanyak 1001 71,73 pasien adalah stroke iskemik dengan 598 74,0 pria dan 403 68,4 wanita dan 396 28,27 adalah stroke hemoragik. Umur rata-rata pasien stroke adalah 76,32 tahun dan umur rata-rata pasien stroke iskemik adalah 77,43 tahun dan 75,21 tahun untuk stroke hemoragik. Frekuensi faktor resiko untuk stroke iskemik adalah riwayat stroke 18,2, hipertensi 73,1, diabetes mellitus 19,7, penyakit jantung 14,2, dislipidemia 13,3, merokok 31,4, pemakaian alkohol 2,7. Machfoed, 2003. Dari 60 penderita stroke iskemik yang diperoleh dari penelitian ini, umur rata-rata adalah 60,0 tahun dimana umur rata-rata kelompok diabetes n=30 adalah 61,4 tahun dan 58,7 tahun untuk kelompok tanpa diabetes n=30 dimana jenis kelamin pria adalah sebanyak 38 orang 63,3. Jenis kelamin pria pada kelompok diabetes sebanyak 15 orang 50 dan pada kelompok tanpa diabetes adalah 23 orang 76,7. Riwayat hipertensi merupakan faktor resiko yang paling banyak ditemukan rata-rata lamanya menderita hipertensi 6,2 tahun pada penderita stroke iskemik n=60 yaitu sebanyak 43 orang 71,7 dimana pada kelompok diabetes n=30, hipertensi dijumpai pada 21 orang 70 dan pada kelompok tanpa diabetes n=30 sebanyak 22 orang 73,3. Dari 60 orang penderita, 30 orang 50 menderita diabetes dan riwayat penyakit diabetes ditemukan pada 12 orang 20. Pada kelompok diabetes ada 9 orang 30 yang merokok dan pada kelompok tanpa diabetes ada 19 orang 63,3 yang merokok. Pemakaian alkohol tidak dijumpai pada kedua kelompok. Kissela dkk yang melakukan penelitian menggunakan population-based 856 diabetes dan 1863 tanpa diabetes untuk menggambarkan epidemiologi stroke iskemik pada pasien-pasien diabetes mendapatkan bahwa pasien-pasien stroke iskemik dengan diabetes adalah lebih muda 70 ± 11 : 72 ± 15 , lebih sering menderita hipertensi [676 79 : 1061 57], infark miokard [193 22 : 272 15] dan kolesterol [135 16 : 177 10] yang lebih tinggi dibanding pasien stroke yang tanpa diabetes Kissela dkk, 2005. Survei ASNA di 28 Rumah Sakit seluruh Indonesia mendapatkan bahwa pria merupakan penderita stroke yang lebih banyak dari wanita dan profil usia yang terbanyak adalah antara 45 – 64 tahun yaitu berjumlah 54,2 Misbach, 2007. Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008.

IV.2.3. Karakteristik Dasar Subjek Stroke Iskemik dengan Diabetes Dibanding tanpa Diabetes

Pada penelitian ini telah dilakukan penilaian terhadap keadaan subjek saat masuk rumah sakit yang meliputi lamanya penderita dibawa ke rumah sakit setelah serangan stroke, kesadaran penderita saat masuk yang dinilai secara kwalitatif dan kwantitatif, dan beratnya stroke dinilai dengan NIHSS. Hal ini bertujuan untuk mengetahuai apakah keadaan penderita stroke iskemik yang menderita diabetes dan tidak diabetes saat masuk rumah sakit sama atau tidak. Dengan uji statistik yang digunakan diperoleh bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok diabetes dan tanpa diabetes. Disamping itu dinilai juga apakah ada perbedaan riwayat penyakit sebelumnya seperti hipertensi, adanya riwayat menderita stroke dalam keluarga, riwayat merokok dan pemakaian alkohol. Pemeriksaan penunjang seperti EKG, CT scan, kolesterol, fungsi ginjal dan fungsi hati juga dilakukan pada kedua kelompok. Dengan uji statistik tidak ada perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok. Demikian juga dengan kadar albumin serum pada kedua kelompok tidak dijumpai adanya perbedaan yang bermakna. Kadar albumin serum pada penelitian ini dibagi dalam dua kelompok yaitu dengan nilai 3,4 gdL tidak normal dan ≥ 3,4 gdL normal. IV.2.4. Hubungan Skor BI dan MRS hari ke-7 dan 14 pada Subjek Stroke Iskemik dengan dan tanpa Diabetes dengan status demografi Distribusi skor BI dan MRS hari ke-7 dan 14 pada kelompok diabetes dan tanpa diabetes dapat dilihat pada grafik 3 dan 4. Pada penelitian ini dilakukan uji chi-square untuk melihat hubungan antara variabel demografi seperti umur, jenis kelamin, suku bangsa, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan dengan outcome fingsional pada hari ke-7 dan 14 setelah stroke baik pada penderita stroke iskemik dengan diabetes maupun tanpa diabetes yang dinilai dengan menggunakan BI dan MRS. Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku pada penderita stroke iskemik tanpa diabetes mempunyai hubungan yang bermakna dengan skor BI hari ke-14 p 0,05 dimana 14 orang 46,6 mendapat skor ≥ 90 outcome baik dan tingkat pendidikan yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan outcome fungsional penderita stroke iskemik tanpa diabetes yang dinilai dengan MRS baik pada hari ke-7 maupun hari ke-14 p 0,05. Pada hari ke-7 dan 14 berturut-turut sebanyak 43,3 dan 46,7 dengan tingkat pendidikan SMA mendapat skor 4 outcome baik. Tabel 18 Weimar dkk yang mengidentifikasi 4264 pasien dengan stroke iskemik dari 30 Rumah Sakit di Jerman mendapatkan bahwa penderita stroke iskemik dengan diabetes lebih sering mendapat skor MRS 1 [OR 1,67 1,29 – 2,15] Weimar dkk, 2002. Distribusi skor BI hari ke-7 dan 14 pada kelompok Diabetes dan Non Diabetes 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Besar sampel Sk o r B I hari ke-7 Diabetes hari ke-14 Diabetes hari ke-7 Non Diabetes hari ke-14 Non Diabetes Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. IV.2.5. Hubungan Skor BI dan MRS hari ke-7 dan 14 pada Subjek Stroke Iskemik dengan dan tanpa Diabetes dan hasil CT scan kepala Untuk melihat hubungan antara gambaran hasil CT scan kepala seperti hemisfer yang terkena, lapisan otak yang terkena, ukuran infark dan jumlah infark dengan outcome fungsional hari ke-7 dan 14 penderita stroke iskemik dengan dan tanpa diabetes maka dilakukan uji chi- square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lokasi infark di hemisfer otak dengan skor BI hari ke-7 pada penderita stroke iskemik dengan diabetes dimana 30 lesi di hemisfer kanan dan 20 di hemisfer kiri mendapat skor BI ≥ 90 p = 0,014. Sementara itu penilaian dengan menggunakan MRS didapat hubungan yang bermakna antara ukuran infark dengan skor MRS hari ke-7 dan 14 pada penderita stroke iskemik dengan diabetes dimana skor MRS 4 outcome baik pada hari ke-7 dan 14 dijumpai masing-masing pada 43,3 dengan ukuran infark 50 cm 2 sementara ukuran infark ≥ 50 cm 2 terdapat berturut-turut pada 33,3 dan 36,7. Pada penderita stroke iskemik tanpa diabetes terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah infark dan ukuran infark dengan skor MRS hari ke-7 dan 14 dimana skor MRS 4 outcome baik didapati pada jumlah infark satu berturut-turut pada 56,7 p =0,014 dan 63,3 p =0,005 sedangkan ukuran infark yang 50 cm 2 didapati nilai MRS hari ke-14 pada 53,3 p =0,026. Hiperglikemia yang meneyertai stroke akut pada pasien-pasien yang non Distribusi skor MRS hari ke-7 dan 14 pada kelompok Diabetes dan Non Diabetes 1 2 3 4 5 6 7 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Besar Sampel Sk o r M R S hari ke-7 Diabetes hari ke-14 Diabetes hari ke-7 Non Diabetes hari ke-14 Non Diabetes Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. glukagon yang merupakan respon dari stres yang berat. Pelepasan hormon-hormon ini secara langsung berhubungan dengan ukuran infark, dan karena mereka menstimulasi neoglikogenesis maka dapat terjadi hiperglikemia khususnya pada pasien-pasien yang sebelumnya dijumpai intoleransi glukosa Blecic dan Devuyst 2001; Adam dkk, 2007. IV.2.6. Hubungan antara gambaran CT scan kepala pada subjek Stroke Iskemik dengan dan tanpa Diabetes dengan kadar albumin serum Untuk mengetahui hubungan antara gambaran CT scan kepala dengan kadar albumin serum penderita stroke iskemik dengan dan tanpa diabetes maka dilakukan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar albumin dengan hemisfer otak yang terkena, lapisan otak yang terkena, ukuran infark dan jumlah infark pada penderita stroke iskemik dengan dan tanpa diabetes p 0,05. IV.2.7. Hubungan skor BI dan MRS hari ke-7 dan 14 pada Subjek Stroke Iskemik dengan dan tanpa diabetes dan kadar albumin serum Untuk mengetahui hubungan antara kadar albumin serum dengan outcome fungsional penderita stroke iskemik dengan dan tanpa diabetes maka dilakukan uji chi-square . Dari hasil penelitian ini didapat bahwa tidak ada hubungan kadar albumin serum dengan outcome fungsional penderita stroke iskemik baik dengan diabetes maupun tanpa diabetes p0,05. Grafik-5. Hubungan kadar albumin serum dan skor BI hari ke-7 pada kelompok diabetes dan Non Diabetes Hubungan kadar album in serum dan skor BI hari ke-7 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 Kadar album in serum S k or Ba rt he l I nde x Diabetes Non Diabetes Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. Grafik-6. Hubungan kadar albumin serum dan skor BI hari ke-14 pada kelompok diabetes dan Non Diabetes Grafik-7. Hubungan kadar albumin serum dan skor MRS hari ke-7 pada kelompok diabetes dan Non Diabetes Hubungan kadar albumin serum dan skor BI hari ke-14 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 Kadar album in serum S k o r Ba rt he l In de x Diabetes Non Diabetes Hubungan kadar albumin dan skor MRS hari ke-7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 Kadar albumin Sko r M R S Diabetes Non Diabetes Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. Konsentrasi albumin serum telah lama diketahui sebagai indikator kasar keadaan kesehatan umum individu. Sejumlah penelitian telah menggunakan serum albumin sebagai penanda status nutrisi yang mana ini dapat merupakan ukuran yang berguna apabila yang dinilai adalah perubahan status nutrisi dalam kondisi akut kurang dari 1 bulan. Setelah waktu ini, sulit membedakannya dengan proses penyakit yang mendasarinya. Kondisi nutrisi yang jelek merupakan prediktor yang independent jeleknya outcome stroke Davis dkk, 2002. Konsentrasi albumin serum sedang sampai sangat rendah berhubungan dengan morbiditas dan penyebab semua mortalitas pada orang dewasa. Pada penelitian Castaneda dkk, konsentrasi albumin serum yang rendah berhubungan dengan diabetes dan disabilitas pada activities of daily living Castaneda dkk, 2000. Kebanyakan penelitian pada manusia memperlihatkan bahwa pada stroke akut, keadaan hiperglikemia pada waktu masuk rumah sakit pada pasien-pasien dengan atau tanpa diabetes berhubungan dengan outcome klinis yang buruk daripada pada pasien-pasien tanpa hiperglikemia. Bruno dkk, 1999; Capes dkk, 2001; Vancheri dkk, 2005; Gentile dkk, 2006; Garg dkk, 2006. Hasil penelitian pada binatang percobaan juga mendukung penemuan ini dimana hiperglikemia akan menyebabkan proses kerusakan yang berlebihan seperti intracelluler acidosis, akumulasi glutamat ekstraseluler, pembentukan edema otak, kerusakan blood brain barrier dan adanya tendensi perubahan ke proses hemoragik. Kagansky dkk, 2001. Diabetes mellitus menyebabkan penurunan sintesa albumin karena insulin dibutuhkan untuk sintesa albumin yang cukup. Hubungan kadar albumin dan skor MRS hari ke-14 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 Kadar albumin Sko r M R S Diabetes Non Diabetes Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. nilai rujukan bervariasi, secara umum albumin serum kurang dari 2,5 grdL disebut abnormal, dan konsentrasi kurang dari 1,5 grdL dapat menyebabkan tanda klinis yang bermakna, seperti pembentukan asites dan edema Rose, 2002; Gum dkk, 2004; Murray, 2006. Pada penelitian ini kadar albumin diukur hanya satu kali dan rata-rata yang didapat pada kelompok diabetes adalah 3,156 ± 0,422 gdL dan pada kelompok tanpa diabetes adalah 3,402 ± 0,609 gdL. Nilai albumin serum rata-rata pada kedua kelompok ini tidak berbeda bermakna p = 0,162. Pada penelitian ini skor BI rata-rata hari ke-7 dan 14 pada kelompok diabetes berturut- turut adalah 73 outcome sedang dan 81,5 outcome sedang. Sedangkan pada kelompok tanpa diabetes berturut turut adalah 60,5 outcome sedang dan 69,8. Skor MRS 4 outcome baik hari ke-7 dan 14 pada kelompok diabetes didapati berturut-turut pada 23 orang 76,7 dan 24 orang 33,3. Sedangkan pada kelompok tanpa diabetes didapati berturut-turut pada 17 orang 56,7 dan 19 orang 63,3. Secara keseluruhan outcome penderita stroke iskemik yang dinilai dengan BI pada penelitian ini adalah sedang skor BI antara 60 – 85 dan outcome baik skor MRS 4 bila dinilai dengan MRS dan albumin tidak mempengaruhi outcome . Roberthus Bangun: Hubungan Kadar Albumn Serum Dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik Dengan Dan Tanpa Diabetes, 2008. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan