Buruh Gendong a. Pengertian Buruh Gendong

48 pemberdayaan perempuan khususnya buruh atau pekerja perempuan. Pendidikan dan pelatihan-pelatihan gender merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan lembaga ini dalam rangka membina perempuan yang berkualitas.

b. Peran YASANTI dalam Pendampingan Buruh Gendong

Yasanti adalah salah satu LSM yang merupakan suatu alternatif yang dapat menjembatani persoalan-persoalan perempuan yang memiliki kepedulian untuk mengatasi ketimpangan hak-hak perempuan khususnya hak-hak buruh perempuan. Dalam penelitian dari Septiani 2013, untuk menjalankan perannya YASANTI melakukan strategi demi tercapainya perubahan dalam komunitas buruh gendong. Adapun peran YASANTI dalam kegiatan pendampingan bagi buruh gendong adalah sebagai berikut: 1 Pendidikan bebas buta aksara. 2 Melakukan kegiatan yang bersifat sosial keagamaan. Seperti sensitifitas gender, paguyuban, pemeriksaan kesehatan gratis, partisipasi politik, bakti sosial yang berupa pembagian sembako, pengajian, memberikan pendidikan keaksaraan untuk buruh gendong, mengadakan kegiatan simpan pinjam guna membantu meningkatkan perekonomian buruh gendong. 3 Melakukan perundingan dengan buruh gendong mengenai posisi tawar menawar agar buruh gendong mampu dan berani dalam meminta upah yang sesuai dengan kerja keras mereka. 4 Melakukan pendampingan kesadaran untuk berwirausaha bagi buruh gendong. 5 Pendampingan kelompok. 6 Bekerja sama dengan PKBI Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia guna melaksanakan pemeriksaan kesehatan reproduksi gratis. 7 Meningkatkan religiusitas dalam diri buruh gendong yaitu dengan mengadakan kegiatan membaca dan menulis iqra yaitu melalui program keaksaraan fungsional. 49

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diuraikan berikut: 1. Judul Skripsi: Implementasi Program Budaya Tulis Koran Ibu Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Belajar Warga Belajar Keaksaraan Fungsional di PKBM Sembada, Bleberan Playen Gunungkidul, oleh Eka Winda Istanti; 2012. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan budaya tulis Koran ibu dilaksanakan dengan tahapan perencanaan, proses pembelajaran dan evaluasi. Faktor pendukung pelaksanaan program koran ibu yaitu respon positif dari warga belajar, adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai instansi, fasilitas dan prasarana yang memadai. Faktor penghambat pelaksanaan program koran ibu yaitu karakteristikfokus warga yang berbeda dalam menerima pembelajaran, usia dan kesehatan orang dewasa yang renta, waktu belajar yang sewaktu-waktu berubah sesuai dengan waktu yang disepakati warga belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Winda Istanti lebih menekankan pada implementasi program budaya tulis koran ibu, sedangkan penelitian yang ingin peneliti lakukan lebih menekankan pada bagaimana pelaksanaan pembelajaran keaksaraan fungsional pekerja buruh gendong Pasar Giwangan Yogyakarta. 2. Judul Skripsi: Implementasi Pembelajaran Keaksaraan Fungsional Berbasis Potensi Lokal Pada Pusat Kegiatan Belajar Mayarakat PKBM Cahaya di Bejiharjo Karangmojo Gunungkidul, oleh Yudan Hermawan; 2013.