Tujuan Pembelajaran Kewirausahaan di SMK

29 menuntut strategi pembelajaran yang sedapat mungkin menghubungkan teori dengan perkembangan dunia nyata terkini. Pendekatan kontekstual menurut Wina Sanjaya 2006: 255 merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu diharapkan hasil pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

4. Metode Pembelajaran Kewirausahaan di SMK

Metode menurut Martinis Yamin dan Maisah 2009: 149 adalah cara yang dicapai oleh guru agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Menurut Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar proses, metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Selanjutnya disebutkan dalam Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran kewirausahaan menurut Mawanti,dkk 2010 adalah ceramah dan tanya jawab,demonstrasi, latihan atau praktek usaha, dan survay atau kunjungan industri. Pada dasarnya metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kewirausahaan sama dengan pembelajaran pada umumnya, hanya perbedaannya 30 metode pembelajaran kewirausahaan dilengkapi dengan latihan atau praktek usaha dan kunjungan industri yang tidak dilakukan pada pembelajaran lainnya. Sudarmiatin 2009: 113 mengemukakan bahwa untuk menetapkan metode yang digunakan dalam peroses pembelajaran Kewirausahaan, guru dapat menyesuaikan dengan karakteristik materi dan alokasi waktu yang tersedia.

5. Alat atau Media Pembelajaran di SMK

Hujair AH Sanaky 2009: 21 menyatakan media pembelajaran adalah sarana yang dapat digunakan untuk menampilkan atau menyampaikan pelajaran. Sedangkan Menurut Daryanto 2009: 419, media merupakan sarana atau alat terjadinya proses belajar mengajar. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga terjadi proses pembelajaran.

6. Penilaian Hasil Pembelajaran Kewirausahaan

Menurut Permendiknas No 20 Tahun 2007 tentang standar, Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. 31 c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. d. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. i. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

E. Evaluasi Program Pembelajaran

Evaluasi program pembelajaran menurut Eko Putro Wijoyoko 2009: 10 adalah sebagai proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang implementasi rancangan program pembelajaran yang telah disusun oleh guru untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program pembelajaran selanjutnya. 32 Evaluasi program pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektifan program sekaligus untuk mengetahui kelemahan dari program karena pada dasarnya program pembelajaran tidak selamanya efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itu evaluasi program dilakukan agar kelemahan yang ada pada program dapat di perbaiki dan tidak terulang pada program selanjutnya. Eko Putro Wijoyoko 2009: 11-14 menjabarkan tujuan dilakukan evaluasi program pembelajaran adalah mengomunikasikan program pada public, Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan , Penyempurnaan program yang ada, dan Meningkatkan partisipasi. 1. Mengomunikasikan Program pada Publik Orang tua dan masyarakat memiliki kepentingan terhadap pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, untuk itu sekolah memiliki kewajiban untuk mengkomunikasikan efektivitas program pembelajaran kepada mereka agar terjadi kerjasama yang baik dan masayarakat akan memberikan dukungan dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah. 2. Menyediakan Informasi bagi Pembuat Keputusan Berguna bagi setiap tahapan manajemen sekolah mulai hasil evaluasi menjadi dasar bagi pembuatan keputusan sehingga keputusan tersebut lebih valid daripada sekedar intuisi saja.