Model Evaluasi Program KAJIAN PUSTAKA

37 dan pertimbangan Judgments, serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program yaitu antesedens context, transaksi process dan keluaran output. Evaluasi program yang menggunakan Countenace Evaluation Model harus melakukan dua langkah evaluasi yaitu yang pertama mendekripsikan hasil evaluasi konteks, proses dan hasil, kemudian langkah kedua membandingkannya dengan kondisi yang diharapkan atau stadar yang sudah ada.

1. Konteks

Konteks dalam penelitian ini adalah eksternalitas yang berpengaruh terhadap program. Evaluasi koteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan.

2. Proses

Proses dalam penelitian ini adalah proses atau kegiatan-kegiatan aktivitas- aktivitas yang saling mempengaruhi dalam program. Evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui apakah yang sebenarnya terjadi selama program dilaksanakan, dan mengetahui apakah program yang sedang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana program.

3. Hasil

Hasil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil atau perubahan- perubahan yang diperoleh peserta didik dari program. Hasil penelitian untuk mengetahui akibat implementasi pada akhir program, apakah program itu dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, dan apakah input menunjukkan perubahan perilaku mereka setelah program dilaksanakan. 38 Secara umum model Stake akan dapat memberikan gambaran pelaksanaan program secara mendalam dan mendetail. Oleh karena itu persepsi orang-orang yang terlibat dalam sistem pendidikan seperti perilaku guru, peran kepala sekolah, perilaku siswa dan situasi proses belajar mengajar di sekolah adalah kenyataan yang harus diperhatikan

H. Hasil Penelitian yang Relevan

Kewirausahaan di SMK sebelumnya pernah diteliti oleh Hartati pada tesisnya tahun 2008 yang berjudul “Manajemen Pengembangan Kewirausahaan Siswa SMK N 4 Yogyakarta”. Hasil penelitian tersebut antara lain: 1 penyusunan silabus masih belum sesuai dengan karakteristik SMK N 4 Yogyakarta dimana pembelajaran dan evaluasi hanya menyentuh ranah kognitif tanpa memberikan praktek mengelola usaha, 2 kelompok wirausaha diikuti oleh 10 siswa dan hanya 3 orang diantaranya yang setelah lulus mendapat kepercayaan pemilik salon mereka bekerja, sehingga manajemen sekolah menyempurnakan program tersebut terutama pada aspek sasaran program, sistem seleksi, sistem pelaksanaan, pemilihan tempat usaha, dan pengembangan di program keahlian lain. 3 program kelas wirausaha belum mencapai tujuan disebabkan belum adanya kejelasan legalitas pelaksanaan dan pemahaman kurikulum kelas wirausaha sehingga pelaksanaan dihentikan untuk dilakukan evaluasi, segi skills yang dicapai siswa kelas wirausaha cukup baik walaupun kedalaman materi produktif tidak sedalam kelas reguler. 4 pelatihan di unit produksi dapat meningkatkan skills siswa dan memupuk jiwa kewirausahaannya, walaupun disisi lain siswa tidak dilibatkan dalam pengelolaan manajemen dan 5 praktek industri 39 siswa memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk bekerja dan belajar mengelola suatu usaha dalam kondisi sebenarnya sebuah industri.

I. Pertanyaan Penelitian

Untuk mengetahui pelaksanaan program pembelajaran kewirausahan melalui Business Centre maka disusunlah pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana konteks pembelajaran kewirausahaan melalui Business Centre di SMK N 1 Bantul? 2. Bagaimana proses pembelajaran kewirausahaan melalui Business Centre di SMK N 1 Bantul? 3. Bagaimana hasil pembelajaran kewirausahaan melalui Business Centre di SMK N 1 Bantul? 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model evaluasi Countenance Evaluation Model yang dikembangkan oleh Stake. Menurut