Identifikasi masalah Proses Berkarya

tradisi nyadran Gunung Balak. Sehubungan dengan tradisi nyadran ini hanya berlangsung satu tahun sekali, maka segala persiapan harus benar-benar matang, dan menuju lokasi lebih awal. Pengambilan gambar dilakukan tepat pada tanggal 10 Suro atau 10 Muharram atau 2 November 2014. Acara berlangsung dari pagi sekitar pukul 06.00 sampai pukul 13.00. Setiap aktivitas masyarakat yang berlangsung saat tradisi nyadran Gunung Balak menjadi objek pemotretan. Tidak hanya aktivitas manusia dengan manusia, tetapi juga interaksi manusia dengan tumbuhan, mau pun benda-benda di sekitarnya. Sesuai dengan jenis foto yang dipilih yaitu human interest, yang mana didukung dengan memilih pembingkaian yang baik, penulis melakukan pemilihan bagian bagian yang akan dijadikan sebagai objek, setelah itu pilihan dimana pengambilan keputusan terhadap objek yang dianggap tepat sebagai point of interest. Tahap selanjutnya membingkai framing objek yang sudah dipilih, pada tahap ini komposisi menjadi peran utama untuk mendapatkan hasil foto yang baik. Memastikan posisi dan sudut pengambilan gambar yang tepat dengan pandangan high angle, low angle atau eye level sesuai konsepsi visual yang dikehendaki. Tahap penentuan, yaitu saat yang tepat untuk menekan tombol dan mengabadikan suatu momen. Pada saat pengambilan gambar, penulis melakukannya secara sembunyi-sembunyi atau candid tanpa diketahui oleh objek yang akan dipotret untuk memepertahankan kewajarann penampilan dari subjek. Pengamatan penulis terhadap subjek, bahwa tidak semua orang berlaku terbuka saat diambil gambarnya, oleh karena itu pendekatan kecil sebatas senyum atau mengangkat kamera dilakukan, jika pendekatan berlebihan justru berlebihan pula penampilannya. Penulis juga harus memperhatikan dan memahami arah datangnya cahaya, guna mendapatkan hasil foto yang terbaik dengan kontras yang tepat, karena dalam fotografi cahaya merupakan unsur utama. Gunung Balak merupakan suatu dataran tinggi, tempat dimana berlangsungnya acara tradisi nyadran yang masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar. Kondisi cahaya saat itu terhalang oleh sebagian ranting-ranting, cahaya menjadi menyebar lembut dan merata tanpa bayangan hitam. Kualitas ini membuat cahaya cocok untuk situasi di mana warna kulit terlihat lembut, tekstur tampak detail. Untuk mempertahankan nilai dari zone system, pengaturan exposure value EV pada kamera dikurangi 2 stop agar nilai dari high light tidak berlebihan yang akan menghilangkan detail sebagai proses awal menjaga kontras dari objek. Biasanya light meter membaca cahaya pada titik nol, menghasilkan gambar yang netral yaitu abu-abu, selanjutnya proses lebih ditekankan pada elemen bayangan efektif untuk menghasilkan karya foto hitam putih yang menarik. Menggunakan format raw tidak lantas mengabaikan eksposur, hasil gambar yang wajar akan memberi kemudahan juga saat proses olah digital.

e. Review dan seleksi hasil

Penulis berhasil mengabadikan ratusan momen pada tradisi nyadran Gunung Balak, total ada 648 karya foto yang dihasilkan oleh penulis. Foto –foto tersebut kemudian direview dan diseleksi untuk dipilih mana yang terbaik dan yang akan ditampilkan. Dari 648 karya foto yang ada, penulis mereduksi berdasarkan beberapa klasifikasi. Karya-karya terpilih diklasifikasikan berdasarkan momen,