Kamera Peralatan dan Media Berkarya

bahwa fotografer harus cepat dan tepat dalam mengambil moment yang akan dibidik, karena setiap adegan bergerak dengan cepat dan dapat berlalu begitu saja. Teknik pemotretan dilakukan secara candid untuk membuat karya fotografi human interest ini. Menurut Atok Sugiarto 2014:154, foto candid baik diterapkan dimana saja, dalam situasi apa saja dan pada kesempatan apa saja, di tempat-tempat yang dipenuhi dengan manusia. Pemotretan dilakukan secara diam diam dan diambil dari jarak tertentu supaya subjek tidak mengetahui sedang dipotret, sehingga subjek tidak sengaja berpose dan tidak merasa terganggu. Hasil dari teknik candid ini setiap adegan asli, tidak dibuat buat dan apa adanya, sehingga tampak lebih alami, menarik, spontan dan wajar. Lokasi pemotretan yang di luar out door ini juga membuat penulis harus lebih cekatan dalam mengolah cahaya. Arah datangnya cahaya pun berubah-ubah, butuh waktu cepat untuk menangkap setiap adegan yang berharga. Setiap momen berlangsung dengan sangat cepat dan tidak terduga, serta kondisi di tempat yang sangat berdesak desakkan, selain juga pengaruh kondisi cahaya dari belakang subjek backlight. Ketepatan setting kamera untuk mengkombinasikan shutter, diafragma dan ISO untuk menghasilkan gambar dan eksposur yang akurat sangat diperlukan, antara lain memilih program yang menyesuaikan setting dengan subjeknya. Oleh karena itu, penulis memilih mode Program P dimana setting shutter, diafragma dan ISO sudah menyesuaikan secara otomatis guna mempersingkat dan mempermudah kerja penulis dalam memotret setiap peristiwa dengan cepat. Pada mode Program P, kamera memilih kombinasi kecepatan rana dan diafragma yang menurut pengukuran kamera merupakan pilihan tepat untuk mendapatkan hasil foto yang terbaik di bawah kondisi pemotretan yang dihadapi dengan gerakan yang tak terduga dari manusianya dan kondisi cahaya yang terhalang ranting pohon. Menurut Deniek Sukarya 2009: 18, Mode Program P pada umumnya memang dapat merekam foto dengan mutu yang sangat baik pada lebih dari 90 kondisi pemotretan. Semua Program P sekarang sudah memiliki shift program, sehingga bisa mengubah kombinasi rana eksposur yang distel kamera. Jadi, penulis memilih mode Program P ini untuk mendapatkan eksposur yang ideal. Penulis tidak sepenuhnya dikendalikan oleh teknik kamera, disisi lain agar tidak terlalu direpotkan dengan berbagai kontrol dan teknik pada kamera dan tetap mendapatkan foto –foto yang prima secara konsisten. Di dalam proses pemotretan, penulis menggunakan format file berupa File Raw. File Raw adalah tipe file lossless tidak ada data yang hilang yang menggunakan algoritma yang dapat dibalik – seringkali dianggap sebagai film negatifnya kamera digital. Raw termasuk format yang memiliki titik balik eksposur yang luas. Jadi kita juga dapat memperbaiki kesalahan eksposur saat gambar dikonversi. Singkatnya raw adalah tipe file yang fleksibel dan memiliki kualitas gambar yang paling tinggi. Hanya saja tipe file ini memiliki ukuran yang besar. Di dalam pemilihan teknik, teknik DOF dan motion menjadi pilihan penulis, karena teknik ini sangat tepat digunakan untuk menangkap subjek yang bergerak, dengan pengaturan shutter speed kisaran 1500 – 1250s. Penggunaan teknik DOF dan motion dapat menjadikan gerakan subjek terhenti dan terekam di kamera dengan menawan, selain itu hasil foto dari teknik DOF dan motion juga memiliki detail yang tajam.

3. Metode Pengumpulan Data

Pada penciptaan karya fotografi human interest ini, penulis membutuhkan data –data yang berhubungan dengan fotografi dan tradisi nyadran Gunung Balak. Oleh karena itu ada beberapa metode yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data, antara lain adalah sebagai berikut.

a. Observasi

Observasi bertujuan untuk melihat keberadaan masyarakat di sekitar Gunung Balak, serta menggali informasi mengenai tradisi nyadran Gunung Balak. Pada metode observasi ini, penulis mengamati secara langsung dan melakukan survei mengenai kondisi ekonomi, budaya dan agama masyarakat sekitar. Dari hasil observasi, penulis mendapatkan informasi mengenai kondisi lokasi Gunung Balak dan kondisi masyarakat setempat secara ekonomi, budaya dan agama. Sebagian besar masyarakat yang berada di sekitar Gunung Balak bermata pencaharian sebagai petani. Secara budaya masyarakat Pakis masih sarat dengan tradisi, selain tradisi nyadran Gunung Balak, ada juga festival lima gunung dan tradisi lainnya. Dari sisi agama, masyarakat Pakis sebagian besar menganut agama Islam, meskipun mayoritas muslim, masyarakat Pakis tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Penulis mencatat semua informasi yang didapatkan selama observasi.