37
dirasakan oleh siswa, sehingga dapat memicu kemampuan siswa dalam mengembangkan kemampuannya.
Jadi metode praktek dalam menggunakan teknik melawat dengan tongkat panjangmerupakan metode yang memungkinkan
anak tunanetra untuk dapat memperoleh informasi yang ada di lingkungannya
dan dapat
diterapkan bagi
anak tunanetra,
dikarenakan metode- metode tersebut bersifat sederhana. Selain pengalaman yang diperoleh melalui praktek melakukan teknik
melawat dengan tongkat panjang siswa tunanetra juga akan mendapatkan pengetahuan dan konsep tentang kehidupan sehari-
hari, yang akan memicu kemampuan siswa tunanetra dalam mengembangkan
kemampuannya dalam
penggunaan tongkat
panjang.
e. Siswa atau Peserta Didik
Siswa merupakan
subyek belajar
yang diharapkan
dapat mempunyai perubahan sikap setelah mendapatkan materi pembelajaran.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, siswa atau peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.Pendidikan merupakan bantuan bimbingan yang diberikan pendidik terhadap peserta didik menuju kedewasaannya. Sejauh
dan sebesar apapun bantuan itu diberikan sangat berpengaruh oleh pandangan pendidik terhadap kemungkinan peserta didik untuk di
didik. Sesuai dengan fitrahnya manusia adalah makhluk berbudaya, yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan yang tidak
mengetahui apa-apa dan ia mempunyai kesiapan untuk menjadi baik atau buruk.
38
Maka dari itu agar siswa berhasil dalam belajar, diperlukan pengarahan terhadap berbagai hal yang dimilikinya antara lain potensi,
minat ataupun motivasi belajar, dengan pengarahan aspek- aspek tersebut siswa akan menjadi lebih terarah dan pada akhirnya akan membantu
dalam meningkatkan hasil belajar. Kemampuan siswa akan menjadi potensi untuk membantu keberhasilan siswa menguasai teknik- teknik
melawat dengan mengunakan tongkat panjang, disamping itu aspek perhatian, minat siswa perlu diarahkan dengan baik. Adapun siswa yang
dimaksud adalah siswa tunanetra kelas V SLBA Yaketunis Yogyakarta, yang sedang mengikuti pembelajaran keterampilan teknik melawat
dengan tongkat panjang.
f. Guru atau Tenaga Pendidik
Pembelajaran akan berhasil baik manakala guru mampu mengubah diri peserta didik untuk belajar. Dengan demikian siswa dapat
memahami, mengerti, mempraktikan dan mengembangkan keterampilan teknik melawat dengan tongkat panjang yang diperolehnya selama
terlibat dalam proses pembelajaran keterampilan teknik melawat dengan tongkat panjang. Peran guru disini sangat berpengaruh dalam proses
peningkatan kemampuan orientasi dan mobilitas siswa tunanetra. Peranan guru di dalam kelas sangat kompleks, yang pertama guru
sebagai sumber belajar. Dikatakan sumber guru yang baik apabila dapat menguasai materi pelajaran yang sedang diajarkannya dan dapat
menjawab pertanyaan dari siswa dengan penuh keyakinan. Sebaliknya,
39
dikatakan guru yang kurang baik manakala tidak paham akan materi yang disampaikannya. Upaya untuk menghindari hal tersebut menurut
Wina Sanjaya 2006: 21 sebaiknya: 1. Guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan
dengan siswa. 2. Guru dapat menunjukan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh
siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar diatas rata- rata siswa lain.
3. Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan menentukan materi inti core, yang wajib
dipelajari siswa, mana materi tambahan, mana materi yang harus diingat kembali karena pernah dibahas, dan lain sebagainya.
Melalui pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.
Maka dari itu proses pembelajaran guru juga berperan sebagai fasilitator yaitu bertugas memberikan pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Peranan dari fasilitator dalam proses pembelajaran antara lain adalah mempermudah siswa untuk
belajar. Agar guru dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, hal yang harus dipahami oleh guru yaitu perlunya
memahami berbagai jenis media dan sumber belajar serta fungsi masing- masing media. Guru juga perlu memiliki keterampilan dalam merancang
suatu media. Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar dan
fasilitator guru
dituntut agar
mempunyai kemampuan
dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Komunikasi yang efektif
akan mempermudah
siswa menangkap
pesan sehingga
dapat menigkatkan motivasi belajar.