62
mobilitasnya. Untuk mengatasi hambatan tersebut perlu diadakan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan orientasi dan mobilitasnya.
SLB A Yaketunis Yogyakarta pembelajaran orientasi dan mobilitas dilakukan dalam waktu yang terbatas, akibatnya siswa hanya belajar orientasi
dan mobilitas di sekitar sekolah saja. Ketika siswa diminta melakukan orientasi mobilitas di luar sekolah siswa mengalami kesulitan dan memerlukan bantuan
pendamping awas. Keunggulan kegiatan pramuka dapat dijadikan alernatif metode untuk
mengajarkan siswa tunanetra melakukan orientasi dan mobilitas di lingkungan baru. Selain itu, kegiatan Pramuka juga dapat dilakukan tanpa waktu terbatas
seperti dalam pelajaran sekolah karena kegiatan ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di luar jam sekolah. Dengan kegiatan pramuka
kemampuan orientasi dan mobilitas anak tunanetra akan meningkat terutama dengan menggunakan teknik melawat dengan tongkat panjang. Kerangka pikir
diatas dapat divisualisasikan sebagai berikut:
63
Gambar 1. Kerangka Pikir
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam
penelitian ini
adalah “Kegiatan
Pramuka dapat
meningkatkan kemampuan orientasi dan mobilitas siswa tunanetra dalam teknik melawat dengan menggunakan tongkat panjang”
Keterbatasan tingkat keanekaragaman pengalaman, kemampuan menemukan sesuatu, serta dalam interaksi
dengan lingkungan, Lowenfeld 1974:34
Pembelajaran orientasi dan mobilitas melalui kegiatan Pramuka
Perlu pembelajaran orientasi dan mobilitas.
Kemampuan Orientasi dan Mobilitas siswa tunanetra kelas V di SLB A Yaketunis Yogyakarta meningkat
Anak tunanetra mengalami hambatan penglihatan yang berdampak pada kemampuan orientasi dan mobilitas
Keunggulan kegiatan Pramuka antara lain: meningkatkan percaya diri siswa tunanetra dalam mengenali dan
mengidentifikasi lingkungan yang baru dikenal
64
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenisdan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kuantitatif.Penelitian tindakan kelas dapat diartikan
sebagai “proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut” Wina Sanjaya,
2009:26.Penelitian tindakan kelas yangdilakukan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran orientasi dan mobilitas di SLB A Yaketunis
Yogyakarta. Pada penelitian ini dilakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan orientasi dan mobilitas siswa tunanetra melalui kegiatan
pramuka. Penelitian
tindakan kelas
dipilih untuk
meningkatkan pembelajaran orientasi dan mobilitas siswa tunanetra kelas V SLB A
Yaketunis Yogyakarta dari berbagai komponen pembelajaran termasuk faktor siswa, guru, media dan metode pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan
melawat dengan
menggunakan tongkat
panjang.
B. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan mengikuti penelitian tindakan kelas model Hopkins dalam Wina Sanjaya 2009:54. Terdapat empat
tahapan pada model penelitian yang digunakan dalam tiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, observasi pengamatan dan refleksi berbentuk