35
menggunakan tongkat yang terbuat dari alumunium. Alasannya bahan alumunium lebih ringan, dapat digunakan dalam jangka waktu yang
lama, dan tidak mudah rusak. Sedangkan panjang tongkat yang bervariasi menyesuaikan dengan tinggi badan penyandang tunanetra yaitu setengah
dari tinggi badan penyandang tunanetra karena jika tongkat tersebut terlalu panjang atau terlalu pendek akan menyulitkan penyandang
tunanetra untuk mengunakannya.
d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan untuk mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa,
sehingga mempermudah siswa tunanetra untuk menguasai materi. Menurut Hasibuan 2006: 3 metode merupakanbagian dari perangkat
alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Penggunaan metode pengajaran harus disesuaikan dengan materi ataupun
tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan teknik melawat dengan menggunakan
tongkat secara mandiri adalah: 1. Metode Simulasi
Menurut Hasibuan 2006: 27, metode simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura- pura saja dari fakta
simulate yang artinya pura- pura atau berbuat seolah- olah dan simulation artinya tiruan perbuatan yang pura- pura saja. tujuan
metode tersebut adalah untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-
hari, untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau perinsip dan untuk latihan memecahkan masalah.
36
Metode simulasi ini dapat mempermudah daya ingat siswa tunanetra untuk menghafal konsep-konsep tentang lingkungan disekitar
mereka tinggal. Karena siswa tunanetra dalam menghafal konsep tentang lingkungan yang baru mengalami kesulitan. Melalui metode
simulasi siswa tunanetra akan merasakan kehidupan yang biasanya orang awas lakukan pada umumnya.
2. Metode Demonstrasi Menurut Mulyani Sumantri dan John Permana 1999:
136. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada
peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam
bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau guide yang memahami atau ahli dalam keterampilan teknik melawat dengan
menggunakan tongkat yang harus didemonstrasikan.
Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik
yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata- kata saja. Bagi siswa tunanetra metode demonstrasi sangat perlu dipergunakan oleh guru
atau guide
untuk menunjukan
letak, bentuk
benda, dan
mempermudah siswa tunanetra untuk menghafal konsep yang di tunjukan oleh guru atau guide kepada siswa tunanetra, juga untuk
mendemonstrasikan teknik melawat dengan tongkat panjang. 3. Metode praktek
Menurut Yeni Noormala Sari 2012, metode praktik adalah metode yang bertujuan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Keunggulan dari metode ini
adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung
37
dirasakan oleh siswa, sehingga dapat memicu kemampuan siswa dalam mengembangkan kemampuannya.
Jadi metode praktek dalam menggunakan teknik melawat dengan tongkat panjangmerupakan metode yang memungkinkan
anak tunanetra untuk dapat memperoleh informasi yang ada di lingkungannya
dan dapat
diterapkan bagi
anak tunanetra,
dikarenakan metode- metode tersebut bersifat sederhana. Selain pengalaman yang diperoleh melalui praktek melakukan teknik
melawat dengan tongkat panjang siswa tunanetra juga akan mendapatkan pengetahuan dan konsep tentang kehidupan sehari-
hari, yang akan memicu kemampuan siswa tunanetra dalam mengembangkan
kemampuannya dalam
penggunaan tongkat
panjang.
e. Siswa atau Peserta Didik
Siswa merupakan
subyek belajar
yang diharapkan
dapat mempunyai perubahan sikap setelah mendapatkan materi pembelajaran.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, siswa atau peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.Pendidikan merupakan bantuan bimbingan yang diberikan pendidik terhadap peserta didik menuju kedewasaannya. Sejauh
dan sebesar apapun bantuan itu diberikan sangat berpengaruh oleh pandangan pendidik terhadap kemungkinan peserta didik untuk di
didik. Sesuai dengan fitrahnya manusia adalah makhluk berbudaya, yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan yang tidak
mengetahui apa-apa dan ia mempunyai kesiapan untuk menjadi baik atau buruk.