Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai acuan atau pedoman dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS. Dalam penjelesan Undang-undang tersebut pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Berdasarkan pada Permendikbud Nomor 70 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMKMAK, menetapkan bahwa kurikulum 2013 menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Dalam penerapanya, kurikulum 2013 menekankan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri sehingga tidak bergantung kepada guru. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada bulan Desember 2014, memperoleh informasi melalui wawancara dan pengamatan langsung kepada guru-guru kompetensi keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Yogyakarta, bahwa media yang digunakan dalam proses belajar mengajar masih kurang, seperti pada pembelajaran Teknik Elektronika Dasar. Dalam 2 pembelajaran tersebut sebagian peserta didik tidak memiliki bahan ajar atau media untuk belajar, melainkan hanya berpedoman kepada jobshet sebagai bahan acuan pembelajaran yang didalamnya masih kurang dalam memuat materi pembelajaran. Maka sangat diperlukan media pembelajaran berbentuk buku referensi seperti diktat ataupun modul pembelajaran sebagai bahan acuan yang dapat digunakan peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu ada beberapa guru di SMK N 2 Yogyakarta yang masih menggunakan metode ceramah, yang dimaksud disini adalah pada proses pembelajaran guru masih cenderung mendominasi di dalam kelas. mengakibatkan peserta didik mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran, sehingga konsentrasi dan fokus peserta didik dalam pembelajaran menjadi berkurang. Akibat lainnya, siswa terbatasi untuk belajar secara aktif dan mandiri di dalam kelas. Untuk mendukung proses belajar maka dibutuhkan media belajar sebagai sarana pendukung pembelajaran di kelas. Salah satu faktor yang dianggap penting yang bisa mempengaruhi proses belajar mengajar siswa diantaranya pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Faktor tersebut memiliki andil yang cukup besar terhadap proses keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam pembelajaran, media ini dipandang sebagai alat bantu yang digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan pesan berbentuk materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. 3 Media pembelajaran dalam bentuk media cetak yang banyak digunakan oleh guru salah satunya yaitu buku pelajaran. Dalam kenyataannya buku pelajaran ini memiliki keterbatasan, seperti tuntutan terhadap penyesuaian kurikulum karena setiap adanya perubahan kurikulum diikuti pula dengan adanya perubahan isi cakupan materi pada buku pelajaran tersebut. Selain itu penyajian materi tidak selalu sesuai dengan kemampuan siswa, misalkan bahasa yang digunakan relatif sulit untuk dimengerti oleh siswa, serta kurang merangsang kemampuan berfikir siswa. Seperti soal-soal latihan yang masih sedikit dan kurangnya menyajikan soal- soal studi kasus sebagai implementasi dari materi dalam kehidupan nyata. Media pembelajaran dalam bentuk media cetak lainnya yang sering digunakan oleh guru selain buku pelajaran yaitu modul. Pembelajaran dengan menggunakan modul akan memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatannya atau kemampuannya. Hal ini berarti siswa yang memiliki kemampuan belajar lebih cepat dapat melanjutkan pelajarannya tanpa menunggu siswa lain yang berkemampuan belajar lebih lambat. Demikian pula bagi siswa yang kemampuan belajarnya lambat dapat memperoleh kesempatan untuk menambah waktu belajarnya. Proses belajar mengajar seperti ini sangat menekankan pada siswa secara individu untuk dapat memperoleh materi pembelajaran secara mandiri tanpa bimbingan guru. Peran guru disini hanya sebagai fasilitator siswa, sehingga diharapkan siswa dapat termotivasi dan lebih meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan uraian di atas sangat penting untuk membuat atau menyusun bahan ajar sendiri dalam suatu bentuk modul pembelajaran yang diharapkan dapat merangsang peserta didik agar dapat belajar dengan aktif 4 dan mandiri. Maka dari itu penulis akan mengembangkan suatu media pembelajaran berbentuk modul pada mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar. Modul ini merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik serta mencakup isi materi, metode dan evaluasi untuk mencapai kompetensi. Oleh karena itu, penulis akan melaksanakan penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Teknik Elektronika Dasar pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika Dasar Kelas X Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Yogyakarta ”.

B. Identifikasi Masalah