9 hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang
analisis awal-akhir, seperti analisi kontekstual. Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan
uji lapangan. Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara
sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh,
selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri
untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal
serta pribadi mandiri Iskandar Wiryokusumo, 1982: 93. Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki,
sehingga menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang
lebih baik.
2. Modul a. Pengertian Modul
Menurut Daryanto 2013: 9 modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di
dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana
10 dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar
yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materisubstansi belajar dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai
sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya,
pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar
secara langsung
Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional,
2008. Sehingga pembacanya dituntut untuk lebih aktif dalam belajar sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing individu secara
efektif dan efisien, oleh karena itu teknik penulisan modul berbeda dengan teknik penulisan media cetak lainnya. Nasution 2010: 205
modul merupakan suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu siswa dalam mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
Menurut Vembriarto 1985: 20 modul adalah suatu unit program belajar mengajar yang terkecil yang secara terperinci
menegaskan tujuan, topik, pokok-pokok materi, peranan guru, alat- alat dan sumber belajar, kegiatan belajar, lembar kerja dan program
evaluasi. Sementara menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2007: 132 modul merupakan suatu unit program pengajaran yang disusun
dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar. Menurut makna istilah
11 asalnya modul adalah alat ukur yang lengkap, merupakan unit yang
dapat berfungsi secara mandiri, terpisah, tetapi juga dapat berfungsi sebagai kesatuan dari keseluruhan unit lainnya.
Menurut Abdul Majid 2006:176 modul adalah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan
sebelumnya. Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan
modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan cepat menyelesaikan satu atau lebih
kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian modul harus menggambarkan kompetensi dasar
yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
Berdasarkan dari beberapa pengertian modul pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran
merupakan suatu bahan ajar cetak yang lengkap dan berdiri sendiri, di dalamnya memuat tujuan, topik, pokok-pokok materi, peranan
guru, alat-alat, sumber belajar, kegiatan belajar, lembar kerja dan program evaluasi yang dikemas secara utuh, sistematis, terperinci
dan didesain untuk dapat dipelajari secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru dalam rangka membantu peserta didik menguasai
tujuan belajar.
12
b. Tujuan Penulisan Modul