Kondisi Rombongan Belajar Rombel dan Class size Antar SD Negeri di
55
Tabel 10. Sekolah Dengan Kelas Paralel
No Nama Sekolah Rombel
Ruang Kelas
1 SDN 2 Ciledug Tengah
9 5
2 SDN 1
Ciledug Wetan
7 5
3 SDN 1 Jatiseeng Kidul
7 6
4 SDN 1
Ciledug Kulon 12
7 5
SDN 1 Ciledug Tengah 12
10 6 SDN
1 Damarguna
7 6
7 SDN 2
Damarguna 12
6 8 SDN
1 Jatiseeng
14 10
9 SDN 2
Leuweunggajah 12
6
Berdasarkan tabel di atas, sekolah dengan kelas paralel jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah dengan kelas tanpa paralel. Terlihat bahwa
beberapa sekolah memiliki jumlah rombel 2 kali lipat dari rombel tanpa paralel. Kondisi rombongan belajar yang mengalami pembagian atau diparalelkan
disebabkan oleh banyaknya siswa dalam suatu tingkatan kelas di suatu sekolah. Seperti pada SDN 1 Ciledug Kulon di kelas 1 total siswa berjumlah 72,
apabila hanya dijadikan 1 rombongan belajar tentu sangat tidak wajar karena jumlahnya terlalu banyak untuk berada dalam 1 rombel, maka dari itu dari 72
siswa dibagi kedalam 2 rombel yang masing-masing rombelnya berisi 36 siswa. Begitu pula dengan kelas 2 sampai 6, tiap kelas dibagi kedalam 2 rombongan
belajar yang sering kita sebut dengan kelas A dan kelas B. Akan tetapi ruang kelas pada sekolah ini hanya berjumlah 7, yang artinya beberapa ruang kelas
56
digunakan bergantian. Perbandingan jumlah rombel dengan jumlah ruang kelas sangat jauh. Apabila melihat Permen No 24 tahun 2007 jumlah ruang kelas harus
disesuaikan dengan jumlah rombel, berarti setidaknya sekolah tersebut harus memiliki 12 ruang kelas untuk 12 rombel. Kurangnya ruang kelas tentu dapat
menghambat kegiatan belajar mengajar. Apabila sistem shift digunakan untuk semua kelastingkat, maka waktu belajar siswa dan jam mengajar untuk guru tidak
bisa terpenuhi. Beda halnya dengan SDN 1 Jatiseeng, di sekolah ini rombel keseluruhan
berjumlah 14 rombel. Kepadatan siswa berasal dari kelas 1, 2 dan 3. Kelas 1 berjumlah 87 siswa dibagi kedalam dua rombel, kelas 2 berjumlah 83 siswa dibagi
kedalam tiga rombel, dan kelas 3 berjumlah 112 siswa dibagi kedalam tiga rombel. Dari tabel tersebut juga terlihat sekolah ini hanya memiliki 10 ruang
kelas. Berdasarkan hal tersebut pihak sekolah menggunakan sistem kelas shift yaitu waktu belajar dibagi kedalam 2 waktu yaitu pagi dan siang, seperti yang
terjadi pada kelas 1,2, dan 3. Alasan menggunakan kelas shift yaitu jumlah ruang kelas yang kurang sehingga ruangan digunakan bergantian. Pada dasarnya
kepadatan siswa tersebut disebabkan oleh animo masyarakat yang tinggi terhadap SD tersebut yang notabene merupakan salah satu sekolah favorit.
b Kondisi Class size Antar SD Negeri di Kecamatan Ciledug
Menurut Permen No.23 Tahun 2013 tentang standar pelayanan minimal pendidikan menerangkan bahwa jumlah siswa dalam dalam satu rombel tidak
melebihi 32 orang dan minimal 20 orang. Berdasarkan peraturan tersebut penulis
57
membagi ke dalam 3 kelompok yaitu, class size sedang 20-32 siswa, class size kecil di bawah 20 anak, dan class size besar lebih dari 32 anak.
1 Class size Sedang 20 sd 32
Untuk mengetahui sekolah mana saja yang memiliki class size sesuai, berikut data dan penjelasannya;
Tabel 11. Sekolah Dengan Class size Sedang 20 sd 32
No Nama Sekolah
Jml Siswa Rombel
Class size
1 SDN 1
Bojongnegara 144
6 24
2 SDN 1 Ciledug Lor
130 6
22
3 SDN 3 Ciledug Lor
152 6
25
4 SDN 1 Ciledug Tengah
365 12
30
5 SDN 2
Ciedug Tengah
257 9
29
6 SDN 1 Ciledug Wetan
180 7
26
7 SDN 2 Jatiseeng Kidul
184 6
31
8 SDN 3 Jatiseeng Kidul
150 6
25
9 SDN 1
Leuweunggajah 148
6 25
10 SDN 2
Leuweunggajah 255
12 21
11 SDN 1
Tenjomaya 141
6 24
12 SDN 2
Tenjomaya 171
6 29
Berdasarkan tabel di atas, class size yang dikatakan sesuai yaitu antara 20 sampai 32 anak para tiap rombel. Hal tersebut tercantum pada Permen No.23
Tahun 2013 tentang standar pelayanan minimal pendidikan menerangkan bahwa jumlah siswa dalam dalam satu rombel tidak melebihi 32 orang dan minimal 20
orang. Dari 21 SD yang ada di Kecamatan Ciledug, 12 SD diantaranya sudah memiliki class size yang sesuai.
Seperti terlihat pada tabel, class size pada 12 sekolah tersebut berkisar dari 21 sampai 31 anak tiap rombelnya. Hal tersebut tentu sangat baik dan bagus untuk
diterapkan.Kondisi class size yang sesuai dapat menciptakan suasana kegiatan
58
belajar mengajar menjadi efektif. Guru dapat memperhatikan dengan seksama perkembangan belajar peserta didik serta dapat mengawasi dengan baik jalannya
proses kegiatan belajar mengajar. 2
Class size Kecil 20 Untuk mengetahui sekolah mana saja yang memiliki class size kurang dari 20
siswa dalam tiap rombelnya, berikut data dan penjelasannya;
Tabel 12. Sekolah Dengan Class size Kecil 20
No Nama Sekolah Jml
Siswa Rombel
Class size
1 SDN 2 Ciledug Lor
90 6
15
2 SDN 2 Ciledug Wetan
105 6
18
3 SDN 3
Tenjomaya 112
6 19
Dari tabel di atas hanya ada 3 sekolah yang memiliki class size kurang. Ketiga sekolah tersebut merupakan sekolah yang kekurangan siswa. Kondisi class size
yang kecil bisa saja menjadi hal yang baik bagi proses kegiatan belajar mengajar. Dengan siswa yang sedikit, guru bisa lebih memperhatiakan perkembangan tiap-
tiap siswanya. Suasana di dalam kelas pun lebih private sehingga interaksi yang terjalin antara guru dengan siswa ataupun siswa satu dengan siswa lainnya lebih
dekat dan akrab. Akan tetapi apabila melihat dari peraturan yang ada tentu saja class size ketiga sekolah ini belum sesuai. Untuk itu perlu adanya pemerataan
pendidikan dalam hal ini khususnya persebaran siswa terhadap sekolah-sekolah yang kekurangan peserta didik.
3 Class size Besar 32
Untuk mengetahui sekolah mana saja yang memiliki class size gemukberlebih, berikut data dan penjelasannya;
59
Tabel 13. Sekolah Dengan Class size Besar 32
No Nama Sekolah Jml
Siswa Rombel
Class size
1 SDN 2
Bojongnegara 210
6 35
2 SDN 1 Ciledug Kulon
494 12
41
3 SDN 1
Damarguna 230
7 33
4 SDN 2
Damarguna 421
12
35
5 SDN 1
Jatiseeng 540
14 39
6 SDN 1 Jatiseeng Kidul
231 7
33
Berdasarkan tabel di atas, class size dari 6 sekolah melebihi batas maksimum dari 32. Apabila dilihat, sekolah-sekolah dalam tabel tersebut ada yang merupakan
sekolah favorit, dan ada pula sekolah dengan kondisi siswanya memang banyak. Seperti pada SDN 1 Ciledug Kulon dan SDN 1 Jatiseeng, class size nya berada
pada 2 tingkatan paling gemuk yaitu class size 41 dan 39. Hal tersebut berlasan karena kedua sekolah tersebut notabene adalah sekolah favorit dari segi prestasi
siswa ataupun sekolah, sarpras yang memadai, tenaga pendidik yang berkualitas, sehingga animo masyarakat terhadap kedua sekolah tersebut tinggi dan tidak
segan untuk menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah tersebut. Sedangkan 4 sekolah lainnya yang memiliki class size gemuk dikarenakan oleh letak desa yang
menyendiri sehingga warga desa tersebut lebih memilih untuk bersekolah di dalam desa daripada sekolah ke luar desa.
Rombongan belajar dengan class size lebih dari 32 tetapi kurang dari 40 akan dibiarkan menjadi rombel gemuk dan tidak boleh dibagi dua, karena apabila
dibagi 2 salah satu rombel nantinya akan berisi siswa yang kurang dari 20. Sedangkan apabila class size di atas 40 siswa hendaknya dibagi menjadi 2, sebab
demi menghindari ketidakefektifan dalam kegiatan KBM karena siswa terlalu
60
banyak. Akan tetapi dari berbagai penjelasan class size gemuk atau lebih dari 32 tetap tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan kondisi suatu rombel
yang gemuk, otomatis suasana kelas menjadi ramai dan penuh sehingga kegiatan belajar mengajar bisa terganggu. Hal tersebut tentu berdampak pada kualitas
belajar siswa yang seharusnya menyerap pelajaran dengan baik, tetapi karena kondisi belajar tidak efekitf kualitas belajar menjadi menurun.