Pengertian Analisis Perencanaan Peserta Didik

22

3. Peran guru

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Tanpa adanya seorang guru, mustahil seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu memerlukan bantuan orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya. Mulyasa 2007: 37 mengidentifikasikan sedikitnya sembilan belas peran guru dalam pembelajaran. Kesembilan belas peran guru dalam pembelajaran yaitu, guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu innovator, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansivator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator. Adapun menurut Rostiyah dalam Djamarah 2000: 36 mengemukakan bahwa peran guru adalah menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman, membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru adalah mendidik dan membimbing peserta didik agar memiliki kecakapan dan kepribadian sesuai dengan cita-cita dan dasar negara. Peran guru akan lebih maksimal dan berhasil apabila didukung oleh beberapa hal antara lain siswa dan rombongan belajar. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.74 23 Tahun 2008 tentang Guru pasal 17 yaitu rasio jumlah minimal peserta didik terhadap gurunya untuk jenjang SD atau sederajat yaitu 20:1, yang artinya 1 guru minimal mengajar 20 siswa dalam satu rombongan belajar. Selain itu, di dalam Juknis Peraturan 5 Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru disebutkan bahwa setiap rombel diampu oleh 1 orang guru kelas dan setiap SD harus menyediakan guru agama dan guru penjaskes.

4. Jenis Guru

Menurut Juknis Peraturan 5 Menteri Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan guru PNS, berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya, guru digolongkan dalam 3 tiga jenis sebagai berikut. a Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di TKTKLB dan SDSDLB dan satuan pendidikan formal yang sederajat. b Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada 1 satu mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar SDSDLB, SMPSMPLB termasuk guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, dan guru pendidikan agama serta pendidikan menengah SMASMALBSMK. Guru mata pelajaran pada SMK dikelompokkan menjadi guru normatifadaptif dan guru produktif. Jenis guru muatan lokal ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan kebijakan tiap provinsikabupatenkota. Jenis guru mata pelajaran perjenjang pendidikan dicantumkan pada lampiran 1. c Guru bimbingan dan konselingkonselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar SMPSMPLB dan pendidikan menengah SMASMALB dan SMK. Jadi berdasarkan uraian di atas jenis guru terdiri dari guru kelas, guru mata pelajaran, serta guru bimbingan dan konselingkonselor. 24

D. Perencanaan Peserta Didik

Tatang M. Amirin dkk 2011: 51 perencanaan terhadap peserta didik menyangkut perencanaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah dan kepindahan.Perencanaan peserta didik menurut Ali Imron 2011: 21 adalah suatu aktivitas memikirkan di muka tentang hal-hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik peserta didik akan memasuki sekolah maupun mereka akan lulus dari sekolah. Yang direncanakan berkenaan dengan penerimaan peserta didik sampai pelulusan peserta didik. Penjelasan lain oleh Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan peserta didik merupakan kegiatan merencanakan hal-hal yang akan dilakukan terhadap peserta didik mulai dari tahap penerimaan masuk sekolah sampai peserta didik keluar dari sekolah. Proses perencanaan peserta didik dilakukan melalui beberapa tahapan atau langkah-langkah sistematis. Langkah-langkah perencanaan peserta didik menurut Tatang M. Amirin dkk 2011: 51 meliputi kegiatan: a Analisis kebutuhan peserta didik, b Rekruitmen peserta didik, c Seleksi peserta didik, d Orientasi, e Penempatan peserta didik, f Pencatatan dan pelaporan. Rincian kegiatan perencanaan peserta didik sebagai berikut: a Analisis kebutuhan peserta didik adalah menentukan kualitas dan kuantitas peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan lembaga pendidikan. Dalam analisis kebutuhan peserta didik kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dan menyusun program kegiatan kesiswaan. 25 Jumlah siswa yang akan diterima harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Menurut Permen No.23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan menerangkan bahwa jumlah siswa dalam dalam satu rombel tidak melebihi 32 orang dan minimal 20 orang. b Rekruitmen peserta didik merupakan langkah pertama dalam penerimaan peserta didik. Rekruitmen diawali dengan pembentukan panitia, penetapan syarat baik syarat umum maupun syarat khusus dan prosedur penerimaan peserta didik. Dalam proses rekruitmen peserta didik dilakukan pula kegiatan pengumuman dan sosialisasi rekruitmen. Adapun syarat pengumuman penerimaan peserta didik menurut Dadang Suhardan, dkk. 2009: 208 adalah: a gambaran singkat lembaga pendidikan, b persyaratan pendaftaran siswa baru, c cara pendaftaran, d waktu pendaftaran, e tempat pendaftaran, f jumlah uang, siapa penerima uang dan cara pembayaran, g waktu dan tempat seleksi, h pengumuman hasil seleksi. Penerimaan peserta didik sendiri memliki dua sistem. Seperti yang dikemukakan oleh Ali 2011: 43 penerimaan peserta didik menggunakan dua sistem yang pertama sistem promosi yaitu penerimaan peserta didik yang sebetulnya tanpa menggunakan seleksi dan yang kedua adalah sistem seleksi. c Seleksi peserta didik merupakan kegiatan penyaringan calon peserta didik berdasarkan standar tertentu yang sudah ditetapkan. Cara seleksi melalui tiga cara yaitu tes atau ujian, penelusuran bakat kemampuan, dan standar nilai ujian nasional. Dalam seleksi peserta didik digunakan kriteria atau standar 26 tertentu untuk menentukan diterima atau tidaknya peserta didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik menurut Ali 2011: 45 yaitu: i. Kriteria acuan patokan, yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan patokan yang telah ditentukan sebelumnya. ii. Kriteria acuan norma yaitu penerimaan calon peserta didik didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang mengikuti seleksi. iii. Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih dahulu menentukan berapa jumlah daya tampungnya Pada jenjang sekolah dasar khususnya SD seleksi calon peserta didik baru kelas 1 dilakukan berdasarkan usia dan kriteria lain yang ditentukan oleh sekolah dengan pertimbangan komite sekolah. Akan tetapi seleksi tersebut tidak berupa seleksi akademis serta tidak dipersyaratkan telah mengikuti TKRA. Adapun peraturan tentang penerimaan siswa baru SD kelas 1 termuat dalam Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama nomor 04VIPB2011 dan nomor MA1112011 tentang Penerimaan Perserta Didik Baru Pada TK dan SD Pasal 5, sebagai berikut: 1 Persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 satu pada SDMI: a. telah berusia 7 tujuh tahun sampai dengan 12 dua belas tahun wajib diterima; b. paling rendah berusia 6 enam tahun; dan c. yang berusia kurang dari 6 enam tahun, dapat dipertimbangkan atas rekomendasi tertulis dari psikolog professional. 2 Persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 satu pada SDLB yaitu anak yang berusia paling rendah 6 enam tahun. d Penempatan peserta didik merupakan kegiatan membagi peserta didik ke dalam kelas-kelas yang berdasarkan jenis kelamin, umur, bakat minat, dan kemampuan peserta didik. Pengelompokan yang dilaksanakan pada sekolah sekolah sebagian besar didasarkan pada sistem kelas. Menurut William A 27 Jeager dalam Dadang Suhardan, dkk. 2009: 210 pengelompokan peserta didik dapat didasarkan pada: a Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan yang didasarkan atas kesamaan- kesamaan yanga ada pada peserta didik. Pengelompokan ini didasarkan menurut jenis kelamin, umur dan sebagainya. b Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan peserta didik didasarkan kepada perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat, kemampuan dan sebagainya. e Pencatatan dan pelaporan merupakan kegiatan administrasi peserta didik untuk mengumpulkan data atau informasi peserta didik. Pencatatan dibedakan menjadi dua yaitu pertama, catatan-catatan untuk seluruh sekolah meliputi buku induk dan buku klaper. Kedua, catatan-catatan untuk satu kelas meliputi buku kelas, buku presensi, buku prestasi belajar, dan buku bimbingan penyuluhan.

E. Minat atau Animo Peserta Didik

Djaali 2007: 121 mengartikan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Sedangkan menurut Sardiman 2011: 76, minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan 28 membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Adapun pendapat Muhibbin Syah 2011: 152, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Pengertian minat juga dikemukakan oleh Slameto 2010: 180, “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan dari dalam individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. Minat biasanya ditunjukkan melalui pernyataan yang menunjukkan lebih menyukai suatu hal dan dapat dinyatakan juga dalam bentuk partisipasi dalam aktivitas yang diminatinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa indikator dari minat antara lain adanya perasaan senang, adanya keinginan adanya perhatian, adanya ketertarikan, adanya kebutuhan, adanya harapan,adanya dorongan dan kemauan.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Peserta Didik

Slameto 2003: 180 mengemukanan bahwa “Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya”. Hal ini menggambarkan bahwa minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Minat tidak akan muncul dengan sendirinya 29 secara tiba-tiba dari dalam diri individu. Minat dapat timbul pada diri seseorang melalui proses. Dengan adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan, maka minat tersebut dapat berkembang. Munculnya minat ini biasanya ditandai dengan adanya dorongan, perhatian, rasa senang, kemampuan, dan kecocokan atau kesesuaian. Timbulnya minat seseorang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu rasa tertarik atau rasa senang, perhatian dan kebutuhan. Minat timbul karena perasaan senang serta tendensi yang dinamis untuk berperilaku atas dasar ketertarikan seseorang pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Perasaan senang seseorang akan menimbulkan dorongan- dorongan dalam dirinya untuk segera beraktifitas.Diunduh dari http:digilib.uinsby.ac.id3495Bab202.pdf pada 13 Februari 2015 Menurut Reber dalam Muhibbin Syah 2005: 151 faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa, antara lain: 1 Faktor Internal Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya dari dalam diri. Faktor internal tersebut adalah ”pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan”. 2 Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, rekan, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan. Faktor-faktor yang menimbulkan minat pada diri seseorang terhadap sesuatu dapat digolongkan sebagai berikut: 1 Faktor kebutuhan dari dalam Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. 2 Faktor motif sosial Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh 30 motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada. 3 Faktor emosional Faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu. Crow Crow dalam Yuwono dkk. 2008: 31, menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu: a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu, b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya, c. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya. Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minta siswa yaitu terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berasal dari kemauan atau dorongan diri sendiri terhadap sesuatu yang diinginkan. Sedangkan faktor eksternal yaitu dorongan yang berasal dari luar seperti dorongan orang tuakeluarga, saranafasilitas, kondisi lingkungan, dan sebagainya.

G. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang sejenis yaitu pada penelitian Airul Akhidah tahun 2015 berjudul Persebaran Pilihan Siswa Masuk Sekolah Menengah Pertana SMP Negeri SMP Favorit dan Tidak Favorit di Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mendeskripsikan: 1 Sekolah Menengah Pertama SMP favorit dan tidak favorit di kota Yogyakarta dari animo pendaftar diterima dari dalam dan luar kota Yogyakarta berdasarkan c Pilihan satu dari dalam kota