Jenjang Pendidikan Konsep Pendidikan

17 Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional jenis pendidikan sekolah menengah ada 2 yaitu: 1 Pendidikan menengah umum Pendidikan sekolah menengah umum diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Atas SMA yang dulunya disebut sebagai Sekolah Menengah Umum SMU atau Madrasah Aliyah MA. Pendidikan menengah umum dapat dikelompokkan dalam program studi sesuai dengan kebutuhan untuk belajar lebih lanjut di perguruan tinggi dan hidup di dalam masyarakat. Pendidikan menengah umum terdiri atas 3 tingkat. Jadi pendidikan menengah umum merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang diselenggarakan oleh sekolah yang di dalamnya terdapat golongan program studi untuk mempersiapkan siswa ke pendidikan yang lebih tinggi. 2 Pendidikan menengah kejuruan Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan SMK atau Madrasah Aliyah Kejuruan MAK. Pendidikan menengah kejuruan dikelompokkan dalam bidang kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni, dunia industridunia usaha, ketenagakerjaan baik secara nasional, regional maupun global, kecuali untuk program kejuruan yang terkait dengan upaya-upaya pelestarian warisan budaya. Pendidikan menengah kejuruan terdiri atas 3 tingkat, dapat juga terdiri atas 4 tingkat sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Berpedoman pada Undang-Undang Sisdiknas No. 2 tahun 1989 pendidikan menengah berfungsi untuk 18 mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Menurut Fuad Ihsan 2008: 23 diselenggarakannya pendidikan menengah bertujuan: a Pendidikan menengah umum diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik ke dalam dunia kerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi. b Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja atau untuk mengikuti pendidikan keprofesian pada tingkat yang lebih tinggi. Tujuan pendidikan menengah,dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 bahwa pendidikan menengah bertujuan untuk: a Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. b Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan, sosial, budaya dan alam sekitar. Jadi pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan yang ada pada jenjang menengah dan memiliki pengelompokan bidang kejuruan dengan tujuan untuk mempersiapakan siswa masuk ke dunia kerja atau untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan bidang kejuruan yang di ambil. c Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 19

B. Pengertian Analisis

Analisis menurut Wiradi dalam Moh. Sohibuddin 2009: 91 adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya. Sedangkan menurut Komaruddin 2001: 53 analisis merupakan kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu. Adapun pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 43 adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Berdasarkan beberapa pengertian analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan menguraikan suatu pokok kemudian dihubungkan dengan bagian lainnya, dicari kaitannya sehingga didapat makna dan pemahaman antar bagian tersebut dalam satu keseluruhan yang terpadu.

C. Konsep Guru

1. Pengertian guru

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan 20 kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 377, yang dimaksud dengan guru adalah orang yang pekerjaannya mata pencahariannya, profesinya mengajar. Pengertian guru menurut KBBI di atas, masih sangat umum dan belum bisa menggambarkan sosok guru yang sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang seorang guru diperlukan definisi-definisi lain. Suparlan dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Efektif”, mengungkapkan hal yang berbeda tentang pengertian guru. Menurut Suparlan 2008: 12, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun, Suparlan 2008: 13 juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan SK, baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar. Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai guru di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang telah memperoleh surat keputusan SK baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek. 21

2. Profesi guru

Kata profesi identik dengan kata keahlian. Jarvis via Yamin 2007: 3 mengartikan seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai seorang ahli expert. Pada sisi lain, profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan intelektualitas. Sardiman 2009: 133 berpendapat secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam kegiatan yang bermanfaat. Pengertian profesi menurut Sardiman ini dikuatkan dengan pengertian profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Menurut KBBI 2005: 897, kata profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian keterampilan, kejuruan, dan sebagainya tertentu. Dari beberapa pengertian mengenai istilah profesi menurut Javis, Sardiman, dan KBBI, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus untuk melakukannya. Karena dua kata kunci dalam istilah profesi adalah pekerjaan dan keterampilan khusus, maka guru merupakan suatu profesi. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Uno. Menurut Uno 2008: 15, guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan. 22

3. Peran guru

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Tanpa adanya seorang guru, mustahil seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu memerlukan bantuan orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya. Mulyasa 2007: 37 mengidentifikasikan sedikitnya sembilan belas peran guru dalam pembelajaran. Kesembilan belas peran guru dalam pembelajaran yaitu, guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu innovator, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansivator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator. Adapun menurut Rostiyah dalam Djamarah 2000: 36 mengemukakan bahwa peran guru adalah menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman, membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru adalah mendidik dan membimbing peserta didik agar memiliki kecakapan dan kepribadian sesuai dengan cita-cita dan dasar negara. Peran guru akan lebih maksimal dan berhasil apabila didukung oleh beberapa hal antara lain siswa dan rombongan belajar. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.74