70
Untuk lebih jelasnya, perbandingan siswa laki-laki dengan siswa perempuan dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 8. Perbandingan Siswa Laki-laki dengan Siswa Perempuan Seluruh SD Negeri di Kecamatan Ciledug
C. Kondisi Guru SD Negeri di Kecamatan Ciledug
1. Perbandingan Rombel dengan Guru Kelas
Setiap siswa yang ada di sekolah dikelompokan kedalam suatu kelas. Kelas berisi sekelompok siswa pada tingkatan tertentu yang bisa juga dinamakan
rombongan belajar. Rombongan belajar sendiri yang biasanya sering disingkat dengan rombel yaitu kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.
Menurut Juknis Peraturan 5 Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru disebutkan bahwa setiap rombel di ampu oleh 1 orang guru kelas dan setiap SD
harus menyediakan guru agama dan guru penjaskes. Hal tersebut dimaksudkan
50 100
150 200
250 300
Diagram Perbandingan Siswa Laki-laki dengan Siswa Perempuan
L P
71
kebutuhan guru untuk tiap SD disesuaikan dengan jumlah rombel yang ada dan di tambah dengan 2 guru untuk guru mata pelajaran agama dan penjaskes. Jadi
jumlah guru yang sesuai untuk 1 sekolah yaitu jumlah rombel ditambah 2, misalnya rombel berjumlah 6 berarti harus ada 6 guru kelas, ditambah 2 guru
untuk guru mapel agama dan penjaskes jadi total guru di sekolah tersebut harus berjumlah 8.
Perbandingan rombel dan guru kelas ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian antara jumlah guru yang mengajar di kelas dengan rombel yang ada
pada suatu sekolah. Dari perbandingan tersebut nantinya dapat diketahui sekolah mana saja yang mengalami kekurangan atau kelebihan guru berdasarkan tuntutan
peraturan. Untuk mengetahui perbandingan rombel dan guru seluruh SD Negeri di Kecamatan Ciledug, berikut data dan penjelasannya:
72
Tabel 19. Perbandingan Rombel dan Guru Kelas
No Nama Sekolah
RB G.K
G. Ag G.
OR Keterangan
1 SDN 1 Bojongnegara
6 5
1 1
Ada 1 guru yang mengajar 2 kelas
2 SDN 2 Bojongnegara
6 6
1 1
- 3
SDN 1 Ciledug Kulon 12
12 2
1 -
4 SDN 1 Ciledug Lor
6 5
1 1
Ada 1 guru yang mengajar 2 kelas
5 SDN 2 Ciledug Lor
6 5
1 1
Ada 1 guru yang mengajar 2 kelas
6 SDN 3 Ciledug Lor
6 6
1 1
- 7
SDN 1 Ciledug Tengah 12
11 2
1 Ada 1 guru yang
mengajar 2 kelas 8
SDN 2 Ciledug Tengah 9
9 1
1 -
9 SDN 1 Ciledug Wetan
7 7
1 1
- 10
SDN 2 Ciledug Wetan 6
5 1
1 Ada 1 guru yang
mengajar 2 kelas 11
SDN 1 Damarguna 7
7 1
1 -
12 SDN 2 Damarguna
12 12
1 1
- 13
SDN 1 Jatiseeng 14
13 1
2 Ada 1 guru yang
mengajar 2 rombel 14
SDN 1 Jatiseeng Kidul 7
7 1
1 -
15 SDN 2 Jatiseeng Kidul
6 6
1 1
- 16
SDN 3 Jatiseeng Kidul 6
6 1
1 -
17 SDN 1 Leuweunggajah
6 6
1 1
- 18
SDN 2 Leuweunggajah 12
10 1
1 Ada 2 guru yang
mengajar 2 rombel
19 SDN 1 Tenjomaya
6 5
1 1
Ada 1 guru yang mengajar 2 kelas
20 SDN 2 Tenjomaya
6 6
1 1
- 21
SDN 3 Tenjomaya 6
4 1
1 Ada 2 guru yang
mengajar 2 kelas
Keterangan: RB= Rombel rombongan belajar
G.K= Guru Kelas G.Ag= Guru Agama
G.OR= Guru Olahraga
Dari tabel di atas dapat dilihat perbandingan rombel dan guru kelas tiap sekolah sebagian sudah sesuai. Hal tersebut terlihat dari jumlah guru kelas sama
73
dengan jumlah rombel. Terlihat ketersediaan guru agama dan guru penjaskes pada masing-masing sekolah sudah sesuai, bahkan ada 2 sekolah yang memiliki guru
agama dan guru penjaskes lebih dari satu. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena jumlah rombel pada sekolah-sekolah tersebut banyak sehingga
memerlukan guru mata pelajaran lebih dari satu. Sekolah-sekolah dengan rombel paralel merupakan sekolah favorit yang ada di Kecamatan Ciledug. Seperti yang
terlihat pada tabel, SDN 1 Ciledug Kulon, SDN 1 Ciledug Tengah, SDN 1 Jatiseeng, dan SDN 2 Damarguna. Keempat sekolah tersebut memiliki rombel
paralel dengan jumlah guru kelas yang sesuai, berarti sekolah-sekolah tersebut diminati oleh masyarakat. Pada SDN 1 Jatiseeng dan SDN 1 Ciledug Tengah,
selisih rombel dengan jumlah guru kelas yaitu 1, hal tersebut dikarenakan salah satu guru mengampu 2 rombel sekaligus. Kondisi tersebut juga dialami oleh
beberapa sekolah lain yang selisih guru kelas lebih sedikit dari jumlah rombel. Kebanyakan guru kelas yang mengampu 2 rombel terdapat di kelas 1 dengan
sistem belajar bergantian shif. Selain itu terdapat beberapa sekolah yang perbandingan rombel dan guru kelas
tidak sesuai yaitu salah satunya pada SDN 3 Tenjomaya. Hal tersebut berdampak pada kurangnya guru, akibatnya terdapat 2 guru yang mengampu masing-masing
2 kelas sekaligus. Kondisi tersebut juga terjadi pada 7 sekolah lainnya yang memiliki guru dengan tugas mengajar ganda. Guru dengan tugas mengajar ganda
dapat memberikan dampak yang kurang baik pada kegiatan belajar mengajar. Apabila tugas mengajar ganda tersebut dilakukan pada waktu yang berbeda
misalnya memakai sistem shift, guru tersebut masih bisa mengajar dengan