Asal Tempat Tinggal Siswa

63 dikatakan bahwa fungsi sekolah sekolah untuk menyediakan layanan pendidikan disuatu desa sudah berjalan dengan baik, yaitu terbukti dari animominat masyarakat yang tinggi untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah yang ada di desa sendiri. b Proporsi Siswa Asal Luar Kecamatan Ciledug Untuk mengetahui siswa yang berasal dari luar Kecamatan Ciledug, berikut data dan penjelasannya; Tabel 15. Siswa Menurut Asal luar kecamatan Siswa yang bersekolah di Kecamatan Ciledug tidak hanya berasal dari dalam kecamatan saja, tetapi juga dari luar kecamatan. Apabila melihat dari tabel di atas, siswa yang berasal dari luar kecamatan Ciledug banyak yang bersekolah di SD Desa Jatiseeng yaitu sebanyak 131 siswa. Sedangkan terbanyak kedua sebanyak 71 anak yang berasal dari luar kecamatan bersekolah di SD Desa Ciledug Kulon. Hal tersebut beralasan karena kedua sekolah tersebut merupakan sekolah favorit yang ada di kecamatan Ciledug, sehingga siswa dari luar kecamatan banyak yang berminat untuk sekolah di dua SD tersebut. Berbeda halnya dengan SD yang No Lokasi SD Asal Luar Kecamatan 1 Leuweunggajah 2 2 Tenjomaya 3 3 Damarguna 4 Jatiseeng 131 5 Jatiseeng Kidul 39 6 Ciledug Kulon 71 7 Ciledug Wetan 12 8 Ciledug Lor 3 9 Ciledug Tengah 34 10 Bojongnegara 64 berlokasi di Desa Damarguna dan Desa Bojongnegara. Dua sekolah tersebut sama sekali tidak memiliki siswa yang berasal dari luar kecamatan ciledug, karena lokasi sekolah berada di dalam area desa yang menyendiri sehingga mayoritas siswa berasal dari dalam desa itu sendiri. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran siswa menurut asal tempat tinggal, berikut salah satu gambar sebaran siswa dari SD di desa Jatiseeng yang sebaran siswanya paling banyak: Gambar 7. Sebaran Siswa Menurut Asal Tempat Tinggal Pada SD di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug. Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa sebaran siswa tidak hanya dari dalam kecamatan, melainkan juga berasal dari luar kecamatan Ciledug. Persentase paling tinggi yang berasal dari luar kecamatan yaitu berasal dari kecamatan Pabuaran sebesar 17,78 atau sekitar 131 siswa. Dari hal tersebut menunjukan bahwa kontribusi masyarakat yang berada di luar Kecamatan Ciledug cukup Kec. CILEDUG SDN 1 Jumlah Siswa=540 37,78 Desa Jatiseeng 1 Desa Leuweunggajah 4,26 Desa Tenjomaya 4,63 Desa Damarguna 6,85 Desa Jatiseeng Kidul 19,07 Desa Ciledug Tengah 0,56 Desa Ciledug Kulon 1,85 Desa Ciledug Lor 0,74 Kec. Pasaleman 3,14 Kec. Waled 2,22 Kec. Pabuaran 17,78 Kec. Pabedilan 0,75 Kec. Babakan 0,37 65 tinggi terhadap pendidikan terutama lembaga sekolah. Alasan pada umumnya, pertama yaitu mereka ingin mendapatkan pendidikan yang berkualitas dengan menyekolahkan anaknya pada sekolah favorit yang ada di Kecamatan Ciledug. Alasan kedua yaitu beberapa desa yang berada di Kecamatan Ciledug berdekatan dengan desa lain dari luar kecamatan, sehingga mereka menyekolahkan anaknya di sekolah yang jaraknya dekat dengan tempat tinggal.

4. Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Kegiatan pendidikan yang paling utama di sekolah adalah proses belajar. Faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dapat digolongkan menjadi dua, golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu sebagai peranan utama sebagai subyek belajar, seperti kesehatan, kenormalan tubuh, minat, watak, yang sangat perlu mendapatkan perhatian bagi peningkatan prestasi belajar. Sedangkan faktor ekstern seperti faktor keluarga dan lingkungan. Faktor keluarga dapat berupa keadaan atau kondisi ekonomi orang tua atau keluarga siswa. Peranan ekonomi orang tua secara umum dapat dikatakan mempunyai hubungan yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa ini disebabkan proses belajar mengajar siswa membutuhkan alat-alat atau seperangkat pengajaran atau pembelajaran, di mana alat ini untuk memudahkan siswa dalam mendapatkan informasi, pengelolaan bahan pelajaran yang diperoleh dari sekolah. Keadaan ekonomi orang tua siswa turut mendukung siswa dalam pengadaan sarana dan prasarana belajar, yang akan memudahkan dan membantu pihak sekolah untuk peningkatan proses belajar mengajar. Seperangkat pengajaran atau 66 pembelajaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perangkat belajar mengajar yang dimaksudkan yaitu buku-buku pelajaran, pensil, penggaris, buku-buku Lembar Kerja Soal LKS, penghapus, dan lain-lain. Kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Ciledug sendiri tentu beragam. Hal tersebut menimbulkan pemenuhan kebutuhan untuk tiap anaknya yang bersekolah tentu berbeda pula khususnya dalam bidang pendidikan. Untuk mengetahui latar belakang ekonomi orang tua siswa dari sisi pekerjaan orang tua, terdapat sample 6 sekolah yang ada di Kecamatan Ciledug, berikut data dan penjelasannya: Tabel 16. Data Siswa Berdasarkan Latar Belakang Ekonomi Pekerjaan Orang Tua No Nama Sekolah Pekerjaan ORTU Jumlah PNS Peg. Swasta Wiraswasta Buruh Lain- lain 1 SDN 1 Jatiseeng 61 75 243 132 29 540 2 SDN 2 Damarguna 3 14 170 228 6 421 3 SDN 2 Bojongnegara 5 1 101 103 210 4 SDN 2 Tenjomaya 7 2 32 128 2 171 5 SDN 2 Ciledug Wetan 3 2 34 66 105 6 SDN 2 Ciledug Lor 1 1 45 42 1 90 Jumlah 80 95 625 699 38 1537 Persentase 5.2 6.18

40.66 45.48

2.47 100

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa dari 6 sekolah yang ada di Kecamatan Ciledug mayoritas bekerja sebagai buruh sebanyak 699 orang atau sebesar 45,48. Sedangkan terbanyak kedua yaitu bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 625 orang atau sebesar 40,66, PNS sebanyak 5,2, pegawai swasta sebanyak 6,18 dan lain-lain sebanyak 2,47. Dari mayoritas pekerjaan sebagai buruh, hal tersebut menunjukan bahwa keadaan ekonomi orang tua pada 6 sekolah di atas secara umum berada pada 67 status ekonomi menengah ke bawah. Dengan pekerjaan orang tua sebagai buruh, mereka masih tetap bisa menyekolahkan anaknya. Terlihat pada tabel tersebut, dari jumlah 540 siswa pada SDN 1 Jatiseeng, pekerjaan orang tua siswa terbanyak ke dua yaitu bekerja sebagai buruh sebanyak 132 orang. Dan pada sekolah lain, pekerjaan orang tua siswa sebagai buruh lebih banyak jumlahnya daripada jenis pekerjaan lain. Hal tesebut menandakan bahwa, tidak peduli bagaimana orang tua mencari nafkah dan bekerja sebagai apa, yang penting anak harus mendapatkan pendidikan yang layak agar kelak suatu saat nanti bisa mengangkat derajat keluarga. Tentu saja setiap orang tua lain juga menginginkan hal sama yaitu memberikan segala sesuatu yang terbaik bagi anaknya khususnya dalam hal pendidikan.

5. Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

a Siswa dengan Dominan Jenis Kelamin Laki-laki Untuk mengetahui sekolah mana saja yang memiliki jumlah siswa dominan berjenis kelamin laki-laki, berikut data dan penjelasannya; 68 Tabel 17. Siswa Menurut Jenis Kelamin Dominan Laki-laki No Nama Sekolah L P Jumlah f f F 1 SDN 1 Ciledug Lor 76 58.5 54 41.5 130 100 2 SDN 2 Ciledug Lor 55 61.1 35 38.9 90 100 3 SDN 3 Ciledug Lor 80 52.6 72 47.4 152 100 4 SDN 2 Ciledug Tengah 129 50.2 128 49.8 257 100 5 SDN 1 Ciledug Wetan 95 52.8 85 47.2 180 100 6 SDN 1 Damarguna 116 50.4 114 49.6 230 100 7 SDN 2 Damarguna 230 54.6 191 45.4 421 100 8 SDN 1 Jatiseeng Kidul 125 54.1 106 45.9 231 100 9 SDN 2 Jatiseeng Kidul 103 56.0 81 44.0 184 100 10 SDN 3 Jatiseeng Kidul 84 56.0 66 44.0 150 100 11 SDN 2 Leuweunggajah 142 51.6 133 48.4 275 100 12 SDN 2 Tenjomaya 86 50.3 85 49.7 171 100 13 SDN 3 Tenjomaya 61 54.5 51 45.5 112 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa selisih paling banyak antara siswa laki-laki dan perempuan ada pada SDN 2 Damarguna yaitu selisih 39 siswa. Dari 10 desa yang ada di Kecamatan Ciledug, sekolah yang berada di desa Ciledug Lor, Jatiseeng Kidul, Damarguna, dan Tenjomaya lah yang lebih didominasi oleh siswa dengan jenis kelamin laki-laki. Jika melihat dari keseluruhan sekolah, perbandingan tersebut masih dikategorikan sebagai sesuatu yang wajar karena apabila dirata-ratakan selisih antara jumlah laki-laki dan perempuan hanya 14 orang. Berarti hal terserbut menunjukan bahwa tidak ada diskriminasi gender dalam penerimaan siswa baru untuk SD di Kecamatan Ciledug. Maka program pendidikan untuk semua atau Education for All yang termasuk dalam kebijakan pendidikan di Indonesia sudah tercapai bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan.