Perbandingan Rombel dengan Guru Kelas

73 dengan jumlah rombel. Terlihat ketersediaan guru agama dan guru penjaskes pada masing-masing sekolah sudah sesuai, bahkan ada 2 sekolah yang memiliki guru agama dan guru penjaskes lebih dari satu. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena jumlah rombel pada sekolah-sekolah tersebut banyak sehingga memerlukan guru mata pelajaran lebih dari satu. Sekolah-sekolah dengan rombel paralel merupakan sekolah favorit yang ada di Kecamatan Ciledug. Seperti yang terlihat pada tabel, SDN 1 Ciledug Kulon, SDN 1 Ciledug Tengah, SDN 1 Jatiseeng, dan SDN 2 Damarguna. Keempat sekolah tersebut memiliki rombel paralel dengan jumlah guru kelas yang sesuai, berarti sekolah-sekolah tersebut diminati oleh masyarakat. Pada SDN 1 Jatiseeng dan SDN 1 Ciledug Tengah, selisih rombel dengan jumlah guru kelas yaitu 1, hal tersebut dikarenakan salah satu guru mengampu 2 rombel sekaligus. Kondisi tersebut juga dialami oleh beberapa sekolah lain yang selisih guru kelas lebih sedikit dari jumlah rombel. Kebanyakan guru kelas yang mengampu 2 rombel terdapat di kelas 1 dengan sistem belajar bergantian shif. Selain itu terdapat beberapa sekolah yang perbandingan rombel dan guru kelas tidak sesuai yaitu salah satunya pada SDN 3 Tenjomaya. Hal tersebut berdampak pada kurangnya guru, akibatnya terdapat 2 guru yang mengampu masing-masing 2 kelas sekaligus. Kondisi tersebut juga terjadi pada 7 sekolah lainnya yang memiliki guru dengan tugas mengajar ganda. Guru dengan tugas mengajar ganda dapat memberikan dampak yang kurang baik pada kegiatan belajar mengajar. Apabila tugas mengajar ganda tersebut dilakukan pada waktu yang berbeda misalnya memakai sistem shift, guru tersebut masih bisa mengajar dengan 74 membagi waktu antara kelas satu dengan kelas lainnya. Tetapi apabila mengajar dalam waktu yang bersamaan seperti pada SDN 3 Tenjomaya, hal tersebut dirasa sangat tidak kondusif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru yang mengajar 2 kelas secara bersamaan akan kerepotan dalam mengajar karena harus memasuki ruang kelas yang berbeda. Hal tersebut tentu saja berdmapak pada kualitas belajar dan fokus guru terhadap siswa berkurang karena banyaknya jumlah siswa. Disamping itu, status kepegawaian guru kelas berbeda-beda pada tiap sekolah. Tidak hanya yang berstatus PNS pegawai negeri sipil, tetapi ada juga yang masih berstatus sebagai guru honorer. Untuk mengetahui kondisi guru menurut status kepegawaian, berikut data dan penjelasannya: 75 Tabel 20. Data Guru Kelas Menurut Status Kepegawaian No Nama Sekolah RB G.K JML Siswa PNS Honor JML 1 SDN 1 Bojongnegara 6 4 1 5 144 2 SDN 2 Bojongnegara 6 6 - 6 210 3 SDN 1 Ciledug Kulon 12 11 1 12 494 4 SDN 1 Ciledug Lor 6 4 1 5 130 5 SDN 2 Ciledug Lor 6 5 - 5 90 6 SDN 3 Ciledug Lor 6 4 2 6 152 7 SDN 1 Ciledug Tengah 12 7 4 11 365 8 SDN 2 Ciledug Tengah 9 7 2 9 257 9 SDN 1 Ciledug Wetan 7 3 4 7 180 10 SDN 2 Ciledug Wetan 6 3 2 5 105 11 SDN 1 Damarguna 7 6 1 7 230 12 SDN 2 Damarguna 12 8 4 12 421 13 SDN 1 Jatiseeng 14 10 3 13 540 14 SDN 1 Jatiseeng Kidul 7 6 1 7 231 15 SDN 2 Jatiseeng Kidul 6 5 1 6 184 16 SDN 3 Jatiseeng Kidul 6 5 1 6 150 17 SDN 1 Leuweunggajah 6 4 2 6 148 18 SDN 2 Leuweunggajah 12 8 1 9 255 19 SDN 1 Tenjomaya 6 4 1 5 141 20 SDN 2 Tenjomaya 6 6 - 6 171 21 SDN 3 Tenjomaya 6 4 - 4 112 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa jumlah guru kelas PNS lebih banyak dibandingkan dengan jumlah guru kelas honorer. Dari tabel tersebut juga menunjukan bahwa SDN 1 Jatiseeng memiliki jumlah siswa paling banyak yaitu 540 siswa dengan jumlah guru kelas sebanyak 13 orang yaitu 10 guru berstatus PNS dan 3 guru honorer. Sedangkan sekolah lain yang jumlah siswanya paling sedikit yaitu SDN 2 Ciledug Lor dengan jumlah 90 siswa memiliki guru PNS sejumlah 5 orang, dan tidak memiliki guru honorer.