42
3. Kondisi Awal Sebelum Dilakukan Tindakan
Peneliti melakukan pengamatan atau observasi terhadap tingkat kemampuan berhitung anak khususnya membilang 1-10 dan mengetahui hasil
penjumlahan atau pengurangan 1-10 sebagai langkah awal sebelum diadakan penelitian tindakan kelas. Hasil yang diperoleh pada kemampuan awal sebelum
tindakan pada akhirnya akan dibandingkan dengan hasil setelah tindakan melalui kegiatan berhitung permulaan dengan menggunakan metode Jarimatika.
Perbandingan tersebut bertujuan untuk menunjukkan adanya peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
pada kondisi awal, ada beberapa masalah dalam pembelajaran berhitung yaitu anak kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran berhitung dan sebagian
besar anak belum paham dengan kegiatan berhitung. Selain itu, metode pembelajaran yang kurang tepat atau kurang sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan, dan minat anak merupakan salah satu penyebab kurangnya stimulasi terhadap kemampuan kognitif anak sehingga aspek perkembangan anak kurang
optimal. Pembelajaran dilaksanakan cenderung klasikal sehingga anak mudah bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Observasi pada kondisi awal atau Pra Siklus dilakukan pada tanggal 9 Maret 2015. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator mengamati kemampuan
berhitung khususnya membilang 1-10 dan mengetahui hasil penjumlahan atau pengurangan 1-10 anak kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang. Hasil
observasi terhadap kemampuan berhitung anak pada kondisi Pra Siklus yang
43 dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi hasilnya disajikan
dalamtabel berikut :
Tabel 4.1 Data Kemampuan Berhitung PermulaanAnak Kelompok A
No. Aspek Penilaian
Persentase
1 Membilang
61,25 2
Mengetahui hasil penjumlahan pengurangan 1-10 32,50 Rata - rata
46,88 Indikator Keberhasilan
80
Tabel di atas menunjukkan hasil observasi Pra Siklus kemampuan berhitung permulaan pada anak Kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang.
Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan pada grafik berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Kelompok A pada Kondisi Pra Siklus
Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa kemampuan berhitung
anak belum berkembang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasi data kemampuan berhitung permulaan anak Kelompok A yang memperoleh rata-rata
46.88 80
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
Pra Siklus Target Pencapaian
Kondisi Pra Siklus
44 46,88. Perolehan rata-rata di atas belum mencapai target keberhasilan yang
diinginkan yaitu dengan kriteria berkembang sesuai harapan dan persentase mencapai 80. Hal ini yang menjadikan landasan peneliti untuk meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan pada anak Kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang melalui metode Jarimatika.
4. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Siklus I
1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Perencanaan tindakan Siklus I dengan merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang disusun secara bersama antara peneliti dan kolaborator guru
kelas Kelompok A, kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah untuk mendapat persetujuan atau saran. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
tahap perencanaan ini adalah peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas atau kolaborator untuk menentukan kapan dilakukan penelitian, menentukan tema dan
subtema sesuai dengan program sekolah. Adapun perencanaan kegiatan pembelajaran pada Siklus I adalah sebagai berikut:
a Peneliti mempersiapkan rencana kegiatan harian yang akan digunakan yaitu
penggunaan metode Jarimatika untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak.
b Menyusun lembar observasi yang berisi aspek-aspek penilaian meliputi
kemampuan membilang dan kemampuan menjumlah atau mengurangi 1-10. c
Peneliti mengkondisikan kelas dengan mengatur posisi duduk anak dan menenangkan suasana kelas.
d Peneliti membuka pembelajaran dengan salam dan doa kemudian
memberikan apersepsi. e
Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.