Tahapan Kemampuan Berhitung di Taman Kanak-kanak
15 Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu.
Dengan kata lain metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.
Sebagai seorang guru TK, sebelum melakukan proses kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu harus menetapkan tujuan dan ruang lingkup program
kegiatan belajar bagi anak agar proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan bermakna. Sebagaimana terdapat
dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak Depdikbud, 1994 dalam Moeslichatoen 2004: 3, tujuan program kegiatan
belajar anak TK adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Ruang lingkup program kegiatan belajar meliputi pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral Pancasila, agama, disiplin,
perasaan atau emosi, dan kemampuan bermasyarakat serta pengembangan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan
kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh guru,
sebab berhasil atau tidaknya belajar anak sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode yang digunakan
harus disesuaikan dengan materi pelajaran dan karakteristik anak. Menurut Moeslichatoen 2004: 5, ada metode-metode yang lebih sesuai bagi anak TK
16 dibandingkan dengan metode-metode yang lain, misalnya guru TK jarang sekali
menggunakan metode ceramah. Orang akan segera menyadari bahwa metode ceramah tidak berdaya guna bagi anak TK. Metode yang memungkinkan anak
satu dengan anak lain berhubungan akan lebih memenuhi kebutuhan dan minat anak. Melalui kedekatan hubungan guru dan anak, guru akan dapat
mengembangkan kekuatan pendidik yang sangat penting. Menurut penemu jarimatika, Septi Peni Wulandani 2009: 17, Jarimatika
adalah salah satu metode berhitung dalam operasi KaBaTaKu kali-bagi-tambah- kurang dengan menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika adalah suatu cara
menghitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari. Dalam metode Jarimatika, masing-masing jari mewakili 1 satu bilangan misal telunjuk terbuka
dan jari lainnya tertutup mewakili bilangan angka 1, kemudian dua jari telunjuk dan jari tengah terbuka sedangkan lainnya tertutup mewakili bilangan angka 2
demikian seterusnya. Menurut Prasetyono, 2009: 16-30 untuk penjumlahan jari tangan harus terbuka. Jari tangan menutup adalah pengurangan dalam Ria
Nugraeni, 2013: 13. Menurut Sungatmi 2010: 1, Jarimatika yaitu cara berhitung dengan
menggunakan 10 jari disulap menjadi 99, dengan metode hitung Jarimatika akan memudahkan anak dalam belajar berhitung. Mengenalkan pendidikan kepada
anak sejak dini merupakan suatu hal yang sangat positif, karena seiring dengan perkembangan anak sebaiknya juga diimbangi dengan pengenalan belajar yang
sederhana dan disesuaikan dengan usia anak.
17 Pembelajaran yang sederhana menurut Sungatmi 2010: 1, dapat dimulai
dengan mengenalkan nama-nama benda yang ada disekitar kita kemudian dapat dilanjutkan dengan pengenalan huruf dan angka, hal ini bertujuan agar anak sudah
mempunyai sedikit bekal ketika anak mulai memasuki bangku sekolah yang lebih lanjut yaitu jenjang Sekolah Dasar SD. Belajar Jarimatika tidak perlu
menggunakan alat yang mahal, cukup dengan jari anak sudah dapat berhitung dengan tepat dan cepat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Jarimatika adalah cara untuk membuat proses berhitung mudah yang dikerjakan dengan
menggunakan alat bantu jari. Anak harus memahami terlebih dahulu cara penggunaan jari, jari tangan kanan sebagai angka satuan sedangkan jari tangan
kiri sebagai puluhan.