39
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian menurut Igak Wardahani, dkk 2007: 59, bahwa analisis data adalah merangkum data dengan cara yang akurat dan dapat di
pertanggungjawaban sehingga mampu memberikan makna. Selanjutnya, untuk mengetahui keefektifan suatu metode yang digunakan pada penelitian tindakan
kelas ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data kemampuan berhitung yang dapat ditingkatkan melalui metode jarimatika dibandingkan dari hasil
observasi sebelum tindakan dan sesudah tindakan, dengan demikian hasilnya akan diketahui.
Analias data adalah proses penyususun data saat kegiatan tindakan penelitian agar dapat ditafsirkan secara mendalam. Suwarsih Madya 2006: 75
menyatakan bahwa analisis data dalam penelitian tindakan diawali oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan ini ditandai dengan perubahan pada proses berhitung yang dilakukan oleh anak meningkat, perubahan menuju kearah perbaikan.
Keberhasilan akan terlihat apabila hasil kegiatan anak dalam membilang dan mengoperasikan penjumlahan atau pengurangan 1-10 dalam penelitian ini
mencapai 80 anak mendapat nilai dengan kriteria berkembang sesuai harapan Suharsimi Arikunto, 2002: 43.
Kriteria berupa persentase kesesuaian Suharsimi Arikunto, 2002: 44: a.
Kesesuaian kriteria : 40 = belum berkembang b.
Kesesuaian kriteria : 41 – 60 = mulai berkembang
40 c.
Kesesuaian kriteria : 61 – 80 = berkembang sesuai harapan d.
Kesesuaian kriteria : 81 – 100 = berkembang sangat baik Berdasarkan kriteria kesesuaian diatas, maka untuk mengetahui persentase
hasil observasi anak adalah: X =
x 100 Suharsimi Arikunto, 2002: 44
Keterangan : X : persentase total yang diperoleh
A : jumlah skor yang diperoleh anak B : jumlah skor total maksimal
A B
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Tunas Harapan II Magelang yang beralamat di Tempursari, Tempurejo, Tempuran Magelang,yang memiliki 2 kelas, yaitu
kelas A dan B. Layanan pendidikan yang dilaksanakan di TK Tunas Harapan II Magelang yaitu layanan untuk anak usia 4-6 tahun.
TK Tunas Harapan II Magelang mempunyai tenaga pendidik 3 orang, 1 orang merangkap sebagai kepala sekolah. TK Tunas Harapan II Magelang
memiliki beberapa ruangan, 1 kantor atau ruangan kepala sekolah, 1 ruangan tamu, 2 ruang kelas, 1 kamar mandi, 1 halaman utama.
Peneliti dalam penelitian ini mengambil setting tempat di dalam ruangan kelas, khususnya ruang kelas Kelompok A, di mana anak yang menjadi subjek
penelitian peningkatan kemampuan berhitung permulaan.
2. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 7 anak
perempuan dengan rata-rata usia 4-5 tahun. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan terkait dengan perkembangan anak, permasalahan yang muncul
pada anak kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang yaitu pada rendahnya kemampuan berhitung anak.
42
3. Kondisi Awal Sebelum Dilakukan Tindakan
Peneliti melakukan pengamatan atau observasi terhadap tingkat kemampuan berhitung anak khususnya membilang 1-10 dan mengetahui hasil
penjumlahan atau pengurangan 1-10 sebagai langkah awal sebelum diadakan penelitian tindakan kelas. Hasil yang diperoleh pada kemampuan awal sebelum
tindakan pada akhirnya akan dibandingkan dengan hasil setelah tindakan melalui kegiatan berhitung permulaan dengan menggunakan metode Jarimatika.
Perbandingan tersebut bertujuan untuk menunjukkan adanya peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
pada kondisi awal, ada beberapa masalah dalam pembelajaran berhitung yaitu anak kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran berhitung dan sebagian
besar anak belum paham dengan kegiatan berhitung. Selain itu, metode pembelajaran yang kurang tepat atau kurang sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan, dan minat anak merupakan salah satu penyebab kurangnya stimulasi terhadap kemampuan kognitif anak sehingga aspek perkembangan anak kurang
optimal. Pembelajaran dilaksanakan cenderung klasikal sehingga anak mudah bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Observasi pada kondisi awal atau Pra Siklus dilakukan pada tanggal 9 Maret 2015. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator mengamati kemampuan
berhitung khususnya membilang 1-10 dan mengetahui hasil penjumlahan atau pengurangan 1-10 anak kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang. Hasil
observasi terhadap kemampuan berhitung anak pada kondisi Pra Siklus yang