Siklus II Deskripsi Hasil Penelitian

58 melempar bola kedalam keranjang. Anak-anak melakukan kegiatan ini dengan secara bergantian. Setelah selesai, anak-anak masuk kelas dan duduk di kursi. Pada kegiatan inti, kolaborator menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu yaitu menjumlah atau mengurangi 1-10. Setelah selesai kegiatan anak istirahat dan bermain di luar kelas, kemudian dilanjutkan makan bersama. Pada kegiatan akhir kolaborator melakukan evaluasi kegiatan sehari, berdoa mau pulang, dan salam. c Pelaksanaan tindakan Siklus II Pertemuan 3 Pertemuan Ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 dengan tema diri sendiri dan sub tema kesukaanku. Kegiatan dimulai pukul 07.30- 10.00 WIB yang terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti menyiapkan RKH dan perlengkapan yang digunakan selama pembelajaran berlangsung. Pembelajaran dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan baris, berdoa, dan salam. Sebelum masuk pada materi pembelajaran guru melakukan apersepsi sesuai dengan tema pada hari itu yaitu kesukaanku. Guru mengajak ana-anak untuk menyanyi dan tepuk sesuai dengan materi yang direncanakan. Kolaborator atau guru melakukan apersepsi sesuai dengan tema pada hari itu. Setelah selesai apersepsi, anak diminta untuk berolahraga dengan berlari ditempat. Setelah selesai, anak-anak masuk kelas dan duduk di kursi. Pada kegiatan inti, kolaborator menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu yaitu mengulang kegiatan pada hari sebelumnya, menjumlah atau mengurangi 1-10. 59 Pada saat anak mengerjakan kegiatanya, guru dan peneliti mengamati, mencacat perkembangan anak. Sepuluh menit sebelum waktu mengerjakan tugas habis guru mengingatkan anak untuk membereskan peralatan yang digunakan. Setelah selesai kegiatan anak istirahat dan bermain di luar kelas, kemudian dilanjutkan makan bersama. Pada kegiatan akhir kolaborator melakukan evaluasi kegiatan sehari, berdoa mau pulang, dan salam. 3 Hasil Observasi Tindakan Siklus II a Pertemuan Pertama Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung pada Siklus II. Pada Pertemuan Pertama peneliti melihat dan mengamati perkembangan anak dengan menggunakan instrumen lembar observasi menyebutkan bahwa hasil belajar yang telah dilaksanakan anak yaitu membilang 1-10 dan menjumlah atau mengurangi 1-10 dengan menggunakan metode Jarimatika pada Kelompok A sesuai data yang diperoleh adalah anak yang mendapat kriteria penilaian mulai berkembang 10 anak, kriteria penilaian berkembang sesuai harapan 6 anak, dan kriteria penilaian berkembang sangat baik 4 anak. Perhitungan penilaian rata-rata kelas Kelompok A yaitu membilang 1-1083,75, aspek menjumlah atau mengurangi 1-10 67,50. Dari kedua aspek penilaian tersebut dapat disimpulkan nilai rata-rata kelas Kelompok A dalam kemampuan berhitung permulaan dengan metode Jarimatika pada Siklus II pertemuan pertama adalah 75,63 dengan kriteria penilaian berkembang sesuai harapan. 60 Kegiatan observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan atau analisis dalam kegiatan pembelajaran yang terangkum dalam tabel dan grafik di bawah ini : Tabel 4.6 Data Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Kelompok A pada Kondisi Siklus II Pertemuan 1 No. Aspek Penilaian Persentase 1 Membilang 1-10 83,75 2 Mengetahui hasil penjumlahan pengurangan 1-10 67,50 Rata - rata 75,63 Indikator Keberhasilan 80 Gambar 4.6 Grafik Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Kelompok A pada Kondisi Siklus II Pertemuan 1 b Pertemuan Kedua Hasil dari analisis observasi pertemuan kedua memperoleh data berupa angka persentase kemampuan berhitung permulaan dengan metode Jarimatika.. Hasil analisis pertemuan kedua dengan menggunakan instrumen lembar observasi menyebutkan bahwa anak yang memperoleh kriteria penilaian mulai berkembang 1 anak, kriteria penilaian mulai berkembang 9 anak, kriteria penilaian berkembang sesuai harapan 6 anak, dan kriteria penilaian berkembang sangat baik 4 anak. 75.63 80 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Siklus II Pertemuan 1 Indikator Keberhasilan Kondisi Siklus II Pertemuan 1 61 Hasil dari perolehan persentase rata-rata kelas anak Kelompok A yaitu dari membilang 1-1088,75, mengetahui hasil pengurangan atau penambahan 1- 1071,25. Dari kedua aspek penilaian tersebut dapat disimpulkan nilai rata-rata kelas Kelompok A dalam kemampuan berhitung permulaan dengan metode Jarimatika pada Siklus II Pertemuan Kedua adalah 80,00 dengan kriteria penilaian berkembang sesuai harapan. Hasil dari analisis observasi pertemuan kedua adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Data Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Kelompok A pada Kondisi Siklus II Pertemuan 2 No. Aspek Penilaian Persentase 1 Membilang 1-10 88,75 2 Mengetahui hasil penjumlahan pengurangan 1-10 71,25 Rata - rata 80,00 Indikator Keberhasilan 80 Gambar 4.7 Grafik Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Kelompok A pada Kondisi Siklus II Pertemuan 2 c Pertemuan Ketiga Hasil pertemuan ketiga dengan menggunakan instrumen lembar observasi menyebutkan bahwa kemampuan berhitung permulaan pada anak Kelompok A sesuai data yang diperoleh adalah anak yang kriteria penilaian mulai berkembang 80.00 80 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Siklus II Pertemuan 2 Indikator Keberhasilan Kondisi Siklus II Pertemuan 2 62 6 anak, kriteria penilaian berkembang sesuai harapan 6 anak, dan kriteria penilaian berkembang sangat baik 8 anak. Hasil dari perolehan persentase rata- rata kelas anak Kelompok A yaitu dari aspek membilang 1-1092,50, mengetahui hasil pengurangan atau penambahan 1-10 83,75. Dari kedua aspek penilaian tersebut dapat disimpulkan nilai rata-rata kelas Kelompok A dalam kemampuan berhitung permulaan dengan metode Jarimatika pada Siklus II Pertemuan Ketiga adalah 88,13 dengan kriteria penilaian berkembang sangat baik. Hasil pertemuan ketiga dengan menggunakan instrumen lembar observasi menyebutkan bahwa kemampuan berhitung permulaan pada anak Kelompok A sesuai data yang diperoleh terangkum pada tabel berikut : Tabel 4.8 Data Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Kelompok A pada Kondisi Siklus II Pertemuan 3 No. Aspek Penilaian Persentase 1 Membilang 1-10 92,50 2 Mengetahui hasil penjumlahan pengurangan 1-10 83,75 Rata - rata 88,13 Indikator Keberhasilan 80 Gambar 4.8 Grafik Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Kelompok A pada Kondisi Siklus II Pertemuan 3 88.13 80 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Siklus II Pertemuan 3 Indikator Keberhasilan Kondisi Siklus II Pertemuan 3 63 Tabel 4.9 Rekapitulasi Kemampuan Berhitung PermulaanAnak Kelompok A Siklus II No. Aspek Penilaian Persentase Rata- rata 1 2 3 1 Membilang 1-10 83,75 88,75 92,50 88,33 2 Mengetahui hasil penjumlahan pengurangan 1-10 67,50 71,25 83,75 74,16 Pra Siklus 46,88 Siklus II 81,24 Indikator Keberhasilan 80 Gambar 4.9 Grafik Kemampuan Berhitung PermulaanAnak Kelompok A Siklus II 46.88 81.24 80 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 Pra Siklus Siklus II Target Pencapaian Rekapitulasi Kemampuan Berhitung Siklus II 64 Berdasarkan perolehan persentase kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika Kelompok A pada kondisi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 4.10 Rekapitulasi Kemampuan Berhitung PermulaanAnak Kelompok A Pra Siklus, Siklus I dan II No. Aspek Penilaian Persentase Rata- rata 1 2 3 1 Membilang 82,50 87,50 90,00 86,67 2 Mengetahui hasil penjumlahan pengurangan 1-10 71,25 78,75 78,75 76,25 Pra Siklus 46,88 Siklus I 60,00 Siklus II 81,46 Indikator Keberhasilan 80 Gambar 4.10 Grafik Kemampuan Berhitung PermulaanAnak Kelompok A Pra Siklus, Siklus I dan II 46.88 60.00 81.24 80 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 Pra Siklus Siklus I Siklus II Target Pencapaian Rekapitulasi Kemampuan Berhitung 65

4 Refleksi

Refleksi pada penelitian ini adalah evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan selama Siklus II. Berdasarkan hasil data di atas menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan pada Siklus II mengalami peningkatan kemampuan berhitung pada Kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari tindakan Siklus II, kekurangan yang terjadi di Siklus I sudah dapat teratasi dengan baik, sehingga kemampuan berhitung anak menjadi lebih baik dari siklus sebelumnya. Persentase keberhasilan pada kemampuan berhitung anak telah mencapai persentase 88,13 pada pertemuan ke tiga Siklus II. Hasil tersebut telah melebihi dari indikator keberhasilan yaitu 80. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak Kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang tidak perlu dilanjutkan lagi.

B. Pembahasan

Setelah dilakukan analisa data, maka pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa melalui metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan yang signifikan pada kemampuan berhitung anak. Peningkatan persentase kemampuan berhitung anak pada pra tindakan sebesar 46,88 mengalami peningkatan pada Siklus I sebesar 54,16, sedangkan pada Siklus II mengalami peningkatan sebesar 81,46 dengan kriteria berkembang sangat baik dan telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 80. 66 Tindakan pada penelitian ini dilakukan melalui kegiatan berhitung dengan menggunakan metode Jarimatika. Kegiatan membilang 1-10 dan menjumlahkan atau mengurangi 1-10 dengan metode Jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak. Kemampuan berhitung permulaan di TK memiliki tujuan untuk memperkenalkan anak dalam menggunakan hitungan. Hal tersebut terdapat dalam Kurikulum 2010 Standar Kompetensi Taman Kanak- kanak, diantaranya adalah membilang, dan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ahmad Susanto 2011: 98 bahwa kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak dan dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan, yang mendukung pendapat Septi Peni Wulandari 2009: 17 tentang metode Jarimatika yaitu cara berhitung dengan menggunakan jari tangan. Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah Supadmi 2014 yang menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan rata-rata kemampuan berhitung permulaan sebelum tindakan adalah 30 dengan status perkembangan mulai berkembang, setelah dilakukan pembelajaran melalui metode Jarimatika pada Siklus I, kemampuan berhitung permulaan anak meningkat menjadi 65 yang berarti status perkembangannya berada pada tahap berkembang sesuai harapan. Pada Siklus II kemampuan berhitung permulaan anak meningkat menjadi 87 yang berarti perkembangannya berada pada tahap berkembang sangat pesat. Berdasarkan kedua pendapat di atas, dikatakan bahwa melalui metode Jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak Kelompok A 67 TK Tunas Harapan II Magelang, dan pendapat tersebut telah diterapkan di TK Tunas Harapan II Magelang dan hasilnya kemampuan berhitung permulaan anak dapat meningkat. Dengan menggunakan metode Jarimatika dalam pembelajaran berhitung permulaan pada anak usia dini maka akan terjadi suatu proses interaksi yang menarik bagi anak, di mana pada saat proses pembelajaran berlangsung anak akan senantiasa melakukan interaksi dengan pendidik melalui percakapan dan permainan Jarimatika yang menyenangkan. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada saat pembelajaran tentang pengenalan formasi Jarimatika. Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam mengaplikasikan jari tangan sebagai alat bantu menghitung menurut Prasetyono dalam Ria Nugraeni, 2013: 14 adalah sebagai berikut: f. Jari tangan kanan mewakili bilangan satuan. g. Jari kiri mewakili bilangan puluhan dan ratusan. h. Jari tangan terbuka dipahami sebagai operasi penjumlahan. i. Jari tangan tertutup dipahami sebagai operasi pengurangan. j. Pengguna jarimatika setidaknya memahami konsep dasar operasi aljabar. Hasil observasi dan evaluasi dari pelaksanaan peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui metode Jarimatika dari Pra Siklus sampai dengan Siklus II sudah terlihat peningkatannya, yaitu indikator kemampuan membilang 1- 10 anak meningkat dari 61,25 pada kondisi pra siklus menjadi 92,50 pada Siklus II dan indikator menjumlah atau mengurangi 1 -10 pada kondisi Pra Siklus hanya 32,50 meningkat menjadi 83,75 pada Siklus II. 68 Dapat diketahui bahwa dengan penerapan metode Jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak Kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan kelompok A di TK Tunas Harapan II Magelang memiliki keterbatasan yaitu: sesuai dengan Kurikulum 2010 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak pada Kelompok A membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan, mengenal lambang huruf. Pada Kelompok A peneliti lebih memfokuskan pada kegiatan membilang angka 1-9, mengetahui hasil pengurangan atau penjumlahan 1-5, sedangkan untuk membilang dengan nilai puluhan dan mengetahui hasil pengurangan atau penjumlahan 6-9 hanya dikenalkan saja.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK BA BINA Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Jarimatika Pada Anak Kelompok A TK BA Bina Mandiri Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo Tahun Ajaran

0 1 16

PENDAHULUAN Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Jarimatika Pada Anak Kelompok A TK BA Bina Mandiri Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 8

NASKAH PUBLIKASI Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Jarimatika Pada Anak Kelompok A TK BA Bina Mandiri Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 10

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN PANCING PINTAR PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Pancing Pintar Pada Anak Kelompok A TK Kenari III Dragan Musuk Boyolali Tahun Pelaja

0 2 14

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN BALOK BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Balok Bergambar Pada Anak Kelompok A TK PGRI II Celep Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tah

0 0 16

PENDAHULUAN Upaya Mengembangkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Jarimatika Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak – Kanak Tunas Harapan 1 Bendo Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Tahun 2014 / 2015.

0 2 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI BERMAIN BALOK PADA ANAK KELOMPOK B TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Balok Pada Anak Kelompok B TK Pelemgadung III Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Aj

0 3 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN CELEMEK PADA ANAK DIDIK Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Bercerita Dengan Celemek Pada Anak Didik Kelompok A TK Islam Bakti XI Surakarta Tahun Pelajaran 201

0 2 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN CELEMEK PADA ANAK DIDIK Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Metode Bercerita Dengan Celemek Pada Anak Didik Kelompok A TK Islam Bakti XI Surakarta Tahun Pelajaran 201

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU HITUNG KELOMPOK A DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Melalui Permainan Kartu Hitung Kelompok A Di Tk Pertiwi Karangpakel Desa Karangpakel Kecamatan Tru

0 1 13