d’inadéquations lexicales. Penggunaan kosakata yang kurang tepat
dengan tema dan atau harus diulang, karena terdapat ketidakcocokan dalam
kebahasaan.
5. Utilise vocabulaire et expressions à peu
près comme un natif. Penggunaan kosakata dan ekspresi seperti
penutur asli native. 5
D. Aisance Fluency kelancaran
1. Le discours est si haché et fragmentaire
qu’il rend la conversation pratiquement impossible.
Pembicaraan selalu terhenti dan terputus- putus sehingga percakapan tidak dapat
berjalan. 1
2. Habituellement hésitant. Souvent forcé au
silence par ses lacunes linguistiques. Pembicaraan masih sering ragu. Masih
sering diam, kalimat tidak lengkap. 2
3. La vitesse et l’aisance sont assez
fortement affectées par les problèmes linguistiques.
Kecepatan kelancaraan pembicaraan
masih dipengaruhi oleh masalah kebahasaan.
3
4. La vitesse est légèrement affectée par les
problèmes linguistiques. Pembicaraan lancar, namun sedikit masih
dipengaruhi oleh masalah kebahasaan. 4
5. Parle aussi couramment qu’un natif.
Pembicaraan seperti penutur aslinative. 5
Setelah dilakukan penilaian berupa skor mentah, kemudian dilakukan pengubahan skor mentah menjadi nilai. Dalam penelitian ini perubahan skor
menjadi nilai diambil dari Arikunto 2009: 235-236 yaitu � =
� �
x 100 N: nilai, S: skor yang diperoleh siswa, O: jumlah skor maksimal dari soal, dan
100: tujuan dari pelajaran.
D. Metode Pembelajaran
Metode merupakan sebuah prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Iskandarwassid dan Sunendar, 2011: 40. Menurut Jihad dan
Haris 2008: 24 metode mengajar merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar. Dalam
pengajaran, metode diperlukan oleh guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Huda 2014: 111 dalam bukunya cooperative learning metode, teknik, struktur dan model penerapan menguraikan mengenai perbedaan metode dan
teknik. Metode bisa dipahami sebagai cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah dan sistematis.
Teknik merupakan jabaran metode sesuai dengan alat dan sifat alat yang dipakai. Menurut Nana Sudjana 2005: 76, “metode pembelajaran
merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dipakai oleh guru dalam proses
penyampaian materi yang telah direncanakan dan disusun dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
E. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif cooperative learning berasal dari kata “cooperative” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim Isjoni, 2012: 15.
Anita Lie melalui Isjoni, 2012: 16 menyatakan bahwa “cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur”. Slavin 2005: 4
menjelaskan bahwa: Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi dan berargumentasi untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Johnson melalui Isjoni, 2012: 17 juga menyatakan bahwa cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu
kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada teman yang lainnya untuk mengemukakan pendapat mereka secara berkelompok Isjoni, 2012: 21.