Penggunaan metode cooperative learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa yang belajar dengan menggunakan metode cooperative
learning akan memiliki motivasi yang lebih tinggi, karena didorong dan didukung dari rekan sebayanya Sharan melalui Isjoni, 2012: 23. Manfaat
pembelajaran kooperatif adalah untuk melatih siswa berinteraksi dengan siswa yang lain, serta untuk melatih siswa agar dapat bertukar pendapat,
berdiskusi dengan teman dalam satu kelompok untuk dapat memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah pembelajaran secara berkelompok yang
dibentuk menjadi kelompok-kelompok kecil dan melibatkan aktivitas siswa dimana antar anggota dalam kelompok tersebut harus saling berinteraksi.
Dalam pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok dilakukan secara heterogen, karena agar kemampuan antar siswa satu dengan yang lainnya
dapat terbagi dengan merata.
F. Group Investigation GI
Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan pada proses pembelajaran adalah metode pembelajaran kooperatif Group Investigation
yang selanjutnya dapat disebut dengan GI. Sharan melalui Slavin, 2005: 24 mengatakan bahwa Group Investigation dikembangkan oleh Shlomo dan
Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil. Dalam
metode ini, siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang
anggota. Siswa dan guru berdiskusi memilih subtopik yang akan didiskusikan dan kemudian tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap awal menentukan topik hingga tahap akhir pembelajaran. Hal tersebut akan
memberi banyak peluang kepada siswa untuk lebih memahami materi dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah, sehingga guru
dapat memperbaiki kesalahannya. Pada metode pembelajaran Group Investigation atau GI, pembelajaran
dimulai dengan pembagian kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 hingga 5 orang siswa dengan kemampuan yang heterogen Isjoni, 2013:
87. Setelah pembagian kelompok selesai, kemudian guru beserta seluruh siswa dalam kelas tersebut memilih topik-topik permasalahan yang telah
disediakan oleh guru yang akan di bahas dan didiskusikan dengan masing- masing anggota kelompok. Setelah topik disepakati bersama, guru beserta
siswa menentukan bagaimana langkah atau cara untuk memecahkan masalah. Setelah itu siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan.
Kemudian siswa berdiskusi bersama dan saling bekerja sama serta saling membantu untuk menyelesaikan persoalan yang telah diberikan. Setelah
semua kelompok selesai mengerjakan tugas tersebut kemudian masing- masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas
secara bergantian. Sedangkan kelompok lain yang tidak melakukan presentasi mendengarkan sampai presentasi selesai, kemudian kelompok pendengar