48
pelaksanaan program atau kegiatan oleh kelompok sasaran, atau mengukur hasil pelaksanaan programkegiatan.
Dengan pendekatan ini diharapkan dapat menemukan alternatif jawaban, terutama berkaitan dengan Keefektifan Program BKM dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan Minomartani Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta.
B. Informan Penelitian
Informan yang ditunjuk sebagai sumber data adalah orang orang yang dapat memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya. Dalam penelitian ini
informan ditentukan secara purposive dan juga tidak dipersoalkan tentang ukuran dan jumlahnya. Spradley yang dikutip dan diterjemahkan oleh Djihad
Hisyam 1998: 83 dalam menetukan kriteria informasi pada penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Informan sudah cukup lama dan insentif menyatu dalam kegiatan atau bidang kajian peneliti.
2. Informan terlibat penuh dalam kegiatan bidang tersebut. 3. Informan mempunyai waktu yang cukup untuk dimintai informasi.
Dalam penelitian ini, yang menjadi informan adalah 1. Fasilitator Kelurahan Faskel
2. Pengurus BKM Minomartani 3. Warga masyarakat anggota KSM PNPM Mandiri Kelurahan Minomartani.
4. Tokoh Masyarakat
49
Maksud dari pemilihan informan ini adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber sehingga data yang
diperoleh dapat diakui kebenaranya.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang Keefektifan Program BKM dalam Meningkatakan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan Minomartani,
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan bulan Novermber sampai Juni 2012. Lokasi penelitian bertempat di BKM
“Mina Sejahtera” Kelurahan Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Yogyakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian, teknik yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan langsung oleh peneliti terhadap informan. Teknik wawancara ini
dimaksudkan untuk memperluas informasi yang akurat serta untuk memperluas informasi yang didapat dari sumber lain yang terkait dengan
Pelaksanaan Program
BKM dalam
meningkatakan kesejahteraan
masyarakat miskin di Kelurahan Minomartani yaitu Fasilitator Kelurahan Faskel, Pengurus BKM Minomartani, Warga masyarakat anggota KSM
PNPM Mandiri Perkotaan Minomartani, tokoh masyarakat. Dalam melaksanakan wawancara ini pertanyaan-pertanyaan diajukan pada
50
informan dalam konteks tertentu dan memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
Jenis wawancara yang dipakai adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa kerangka pertanyaan,
tetapi penyajianya tidak terikat oleh kerangka yang telah dipersiapkan. Tujuanya adalah untuk memudahkan dalam memperoleh data agar
mendalam, sehingga mendapat informasi yang lebih lengkap. Proses
wawancara dilakukan
dengan terlebih
dahulu mempersiapkan pedoman wawancara dengan model pertanyaan terbuka,
tidak kaku, fleksibel, dan disampaikan secara informal. Pedoman wawancara tersebut terlampir, disusun dan digunakan sebagai arah agar
wawancara terfokus pada persoalan, pelaksanaan Program BKM dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
Miskin di
Kelurahan Minomartani.
2. Teknik Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Dengan
fokus observasi terhadap 3 komponen utama: a. Ruang Tempat
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ruang tempat merupakan aspek fisik yang meliputi gedung kantor dan gedung
tempat dilaksanakanya kegiatan BKM.
51
b. Aktor Pelaku Aktor Pelaku meliputi orang-orang yang terlibat dalam situasi
yaitu Fasilitator Kelurahan Faskel, Pengurus BKM Minomartani, warga masyarakat yang mengikuti program BKM Minomartani
KSM, tokoh masyarakat. c. Aktifitas Kegiatan
Aktifitas kegiatan merupakan kegiatan yang dilakukan aktor pelaku dalam kaitanya dengan Pelaksanaan Program BKM dalam
Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Miskin
di Kelurahan
Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Yogyakarta.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi ini
cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara cenderung merupakan data primer atau data yang
langsung didapat dari pihak pertama Husaini Usman 2004: 74. Fungsi dari pengunaan metode ini adalah untuk memperoleh data
tetulis yang meliputi: Sejarah BKM, data Ketenagaan, data program, data sarana dan prasarana,data sumber pendanaan, data sasaranpeserta
Program BKM di Kelurahan Minomartani dan serta pihak-pihak terkait.
52
Tabel 1. Teknik pengumpulan data
Unit Dimensi
Indikator Teknik
Pengumpulan Data
Sumber Data
UPL Perlindungan
Lingkungan a. Perbaikan Jalan.
b. Peran serta
masyarakat dalam perlindungan
lingkungan. c. Pelaksanaan
Pembangunan sarana
dan prasarana desa.
d. Kepuasan masyarakat dalam
perbaikan lingkungan desa.
Observasi, Wawancara,
Dokumetasi Pengelola
BKM, Masyarak
at, Faskel
UPS Perlindungan
Sosial a. Pemerataan
dalam pemberian bantuan
sosial untuk masyarakat
yang tidak
produktif. b. Keterjangkuan
bantuan sosial
kepada masyarakat.
c. Pemerataan pemberian
bea siswa
kepada anak
putus sekolah
droup out
. d. Kepuasan
masyarakat terhadap bantuan
sosial yang
diberikan. Observasi,
Wawancara, Dokumetasi
Pengelola BKM,
Masyarak at, Faskel
53 UPK Pemberdayaan
Ekonomi a. Kemampuan
membantu perekonomian
masyarakat dari
pinjaman modal. b. Kemampuan
masyarakat membuka
usaha melalui pinjaman
modal yang
diberikan. c. Masyarakat
didampingi untuk membuka
usaha melalui
modal yang
dipinjamkan. d. Kemitraan
yang terbangun antara
masyarakat dengan
pihak luar.
Observasi, Wawancara,
Dokumetasi Pengelola
BKM, Masyarak
at, Faskel
Tabel 2. Intrumen Penelitian Program Badan Keswadayaan Masyarakat
Unit Dimensi
Indikator
UPL Perlindungan Lingkungan
a. Perbaikan Jalan. b. Peran
serta masyarakat
dalam perlindungan
lingkungan. c. Pelaksanaan Pembangunan sarana dan prasarana desa.
d. Kepuasan masyarakat dalam perbaikan lingkungan desa.
UPS Perlindungan
Sosial a. Pemerataan dalam pemberian bantuan sosial untuk
masyarakat yang tidak produktif. b. Keterjangkuan bantuan sosial kepada masyarakat.
c. Pemerataan pemberian bea siswa kepada anak putus sekolah droup out.
d. Kepuasan masyarakat terhadap bantuan sosial yang diberikan.
UPK Pemberdayaan Ekonomi
a. Membantu perekonomian
masyarakat melalui
pemberian pinjaman modal untuk usaha. b. Mendampingi
masyarakat dalam
mengembangkan usaha melalui modal yang dipinjamkan.
c. Meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk
membuka usaha melalui program pelatihan lifeskill diantaranya pelatihan menjahit, bordir, computer,
servis, pengelolaan sampah, tetas ayam dan peternakan. d. Membangun kemitraan antara masyarakat dengan pihak
luar.
54
E. Keabsahan Data