Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat a.

18

2. Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat a.

Pengertian Pemberdayaan Pengertian pemberdayaan sebenarnya mengacu kata “empowerment” yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki masyarakat. Secara etimologi pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya atau proses menuju berdaya atau proses pemberiaan dayakekuatankemampuan dari pihak yang mempunyai daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya Ambar Teguh, 2004:77. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang kelompok masyarakat yang rentan dan lemah, sehingga mereka memiliki kekuatan atau dalam: a memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu mereka memiliki kebebasan freedom, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, kebodohan dan kesaktian, b menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, c berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang memengaruhi mereka. Ciri-ciri masyarakat yang telah berdaya menurut adalah sebagai berikut: a mampu memahami diri dan potensinya, b 19 mampu merencanakan mengantisipasi kondisi perubahan kedepan dan mengarahkan dirinya sendiri, c memiliki kekuatan untuk berunding dan bekerja sama secara saling menguntungkan dengan bargaining power yang memadai, d bertanggung jawab atas tindakan sendiri. Pandangan Pearse dan Stiefel menyatakan bahwa pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yakni primer dan sekunder. Kecenderungan primer berarti proses pemberdayaan menekankan proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu mrnjadi lebih berdaya. Sedangkan kecenderungan sekunder melihat pemberdayaan sebagai proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihanya, Prijono dan Pranarka 1996:69. Menurut Sumodiningrat Ambar Teguh S 2004:78 menyampaikan: Pemberdayaan sebenarnya merupakan istilah yang khas Indonesia dari pada Barat. Di Barat tersebut diterjemahkan sebagai empowerment, dan istilah itu benar tetapi tidak tepat. Pemberdayaan yang kita maksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Empowerment dalam khasanah barat lebih bermakna “pemberian kekuasaan” dari pada “pemberdayaan” itu sendiri. 20 Proses pemberdayaan dalam koteks aktualisasi atau pengembangan diri yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan individu, dikemukakan oleh Glickman 1989:4-9 sebagai” internal control and individually divergent practices, solving problems independenly ”, dikutip oleh Prijono dan pranarka 1996:72. Akan tetapi proses ini tidak hanya meliputi pemberdayaan individu saja, melainkan juga mencakup upaya memberdayakan orang lain, seperti yang dikemukakan oleh Weissglass 1990: 351-370,” a process of supporting people to construct new meanings and exercise their freedom to choose’’ , dikutip oleh prijono dan pranarka 1996:72. Pendapat ini diperkuat oleh Irwin 1995:82 mengungkapkan bahwa : “empowering other people means giving them a chance to make their special contribution.…. Your contribution may be a particular insight, a particular talent, a particular energy, a particular loving way to be with people ”, dikutip oleh Prijono dan Pranarka 1996:72. Menurut Kartasasmita Anwar 2007:10 mengemukakan bahwa proses peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat diterapkan berbagai pendekatan, salah satu diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat bukan hal yang sama sekali baru, tetapi sebagai strategi dalam pembangunan relatif belum terlalu lama dibicarakan. Istilah dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dengan individu lainya dalam masyarakat untuk membangun keberdayaan masyarakat yang 21 bersangkutan. Memberdayakan itu meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat. Berdasarkan pada pemaknaan konsep pemberdayaan, Winarni Ambar, 2004:79 mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan enabling, memperkuat potensi atau daya empowerment, serta terciptanya kemandirian.

b. Tujuan Pemberdayaan