Kondisi Karakter Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Dari hasil pengolahan data penelitian, indikator responding memiliki persentase sebesar 72.77. Persentase tersebut lebih rendah daripada indikator kemampuan diatasnya, yaitu kemampuan valuing dengan persentase sebesar 84.82. Seharusnya, mengikuti Taksonomi Afektif Krathwohl, idealnya kemampuan responding memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan persentase indikator kemampuan-kemampuan diatasnya valuing, organization , dan characterization. Dari hasil data ini dapat disimpulkan bahwa kondisi siswa pada kemampuan responding berada di bawah kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu valuing dan organization. Sehingga guru harus melakukan upaya perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam tingkatan responding.

6. Kendala yang Dihadapi Guru dalam Mengimplementasikan Pendidikan

Karakter Secara Integratif ke dalam Pembelajaran Praktek Dalam mengimplementasikan konsep pendidikan karakter terintegtrasi dalam pembelajaran praktek menggambar dengan perangkat lunak AutoCAD guru juga mengalami berbagai kendala. Salah satu kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter secara integratif ke dalam pembelajaran terkait dengan perbedaan sumber daya manusia yang masuk, dimana karakter antara satu siswa dengan siswa yang lain berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula bagi setiap siswa. Dalam wawancara, guru berpendapat bahwa hal ini lebih tergantung dengan kualitas psikis siswa tersebut, bukan kualitas kognitif atau psikomotornya. Kendala lain yang dialami oleh guru adalah diberlakukannya sistem blok, yaitu proses pembelajaran teori dan pembelajaran praktek yang dilakukan pada waktu dan tempat yang terpisah. Pembelajaran teori dilakukan di ruang kelas di lingkungan SMK Negeri 3, sementara blok praktek dilakukan di Balai Latihan Pendidikan Teknik BLPT kota Yogyakarta. Akibatnya, guru menghadapi kesulitan dalam mengontrol sikap dan tingkah laku siswa. Jika dilakukan di area sekolah yang merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai peraturan, sehingga setiap siswa bisa dipantau oleh guru. Termasuk karakter setiap siswa baik saat diluar kelas maupun didalam kelas dapat selalu terpantau dengan baik. Solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan melakukan pendekatan secara persuasif. Guru akan mencari informasi tentang siswa yang memiliki kekurangan dalam karakternya, kemudian melakukan upaya lebih lanjut untuk mengatasi masalah tersebut. Solusi tersebut diharapkan dapat memperbaiki karakter siswa yang dinilai masih kurang secara afektif, sehingga integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran praktek AutoCAD dapat terlaksana dengan baik. 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Struktur Silabus mata pelajaran praktek Menggambar Dengan Perangkat Lunak AutoCAD kelas X di SMK Negeri 3 Yogyakarta Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan secara umum tersusun dengan baik dan memuat pendidikan karakter, dengan hasil analisis indikator-indikator sebagai berikut. Identitas silabus dikategorikan sangat baik, komponen silabus dikategorikan sangat baik, rumusan SK dan KD dikategorikan baik, rumusan materi pembelajaran dikategorikan cukup, rumusan kegiatan pembelajaran dikategorikan kurang, rumusan indikator pencapaian kompetensi dikategorikan cukup, rumusan penilaian dikategorikan sangat baik, dan sumber belajar dikategorikan sangat baik. 2. Struktur RPP mata pelajaran praktek Menggambar Dengan Perangkat Lunak AutoCAD kelas X di SMK Negeri 3 Yogyakarta Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan secara umum tersusun dengan baik dan komponennya lengkap, namun terdapat kekurangan pada indikator aspek rumusan kegiatan pembelajaran dan metode pembelajaran. 3. Guru tidak memiliki strategi khusus dalam melaksanakan pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran. Guru sebatas melakukan pendampingan individual dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar. Konsep pembelajaran kontekstual yang mengadopsi sistem eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi belum dijalankan dengan baik oleh guru. Hal ini terlihat dalam

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT.

0 4 29

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGOPERASIKAN AUTOCAD DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 3 35

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 4 31

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN PENGETAHUAN MENGGAMBAR TEKNIK DENGAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.�.

0 4 24

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI (3D) TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 MEULABOH.

1 4 28

RELEVANSI KOMPETENSI MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BANGUNAN GEDUNG DENGAN AUTOCAD TERHADAP INTENSITAS PEKERJAAAN PADA PRAKTEK KERJA INDUSTRI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 2 PENGASIH.

0 0 182

KAJIAN KELAYAKAN RUANG GAMBAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 6 162

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK 1 DI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

1 11 200

MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK

0 1 8

MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK Kelas XII

0 0 7