Kemampuan Psikomotor Tujuan Instruksional Pembelajaran
Prinsip pembelajaran afektif juga memegang peranan yang sangat penting terhadap tingkat kesuksesan seseorang dalam bekerja maupun kehidupan secara
keseluruhan. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh kondisi afektif siswa.
Gambar 3: Domain Taksonomi Afektif
Ada lima kategori mayor tujuan afektif yang dikemukakan, yaitu: penerimaan receiving, pemberian respon responding, penghargaan valuing,
pengorganisasian organization, dan karakterisasi characterization by value set. 1 Penerimaan Receiving
Tahap ini mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap stimulasi yang tepat. Tahap dimana kepekaan siswa dalam
menerima atau menyadari akan suatu fenomena yang datang dari luar dalam bentuk masalah, situasi dan gejala. Dalam tahap ini guru harus mampu membuat
berbagai situasi dalam pembelajaran sehingga siswa lebih mudah membedakan mana yang harus diikutinya.
Penerimaan receiving diperinci kembali dalam tiga tahap. Yang pertama kesiapan untuk menerima awareness, yaitu adanya kesiapan untuk berinteraksi
dengan stimulus program pengajaran, bahan bacaan, tontonan, media, dan sebagainya. Yang kedua adalah kemauan untuk menerima willingness to
receives yaitu usaha untuk mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan. Yang ketiga adalah mengkhususkan perhatian pada bagian tertentu
dari stimulus yang diperhatikan controlled or selected attention. Contoh: guru melakukan demonstrasi mengenai pekerjaan yang akan
dipraktekkan, disini siswa dituntut dapat bersikap untuk siap menerima dan bersedia menerima; siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
2 Pemberian Respon Responding Tahap ini berada satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa
menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik. Mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan
berpartisipasi aktif terhadap sesuatu yang menjadi stimulus baginya. Tahap ini diperinci menjadi tiga tahap. Yang pertama kesiapan
menanggapi acquiescence in responding. Tingkatan ini dianggap sebagai tingkatan pertama siswa aktif merespon. Yang kedua adalah kemauan menanggapi
willingness to respons. Tingkatan ini ditandai dengan siswa mau merespon stimulus yang diterimanya. Yang ketiga kepuasan dalam menanggapi satisfaction
in response. Tingkatan ini siswa mulai muncul berbagai reaksi emosional. Responding merupakan bagian afektif yang meliputi keinginan dan
kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Misalnya menyerahkan laporan praktikumtugas tepat
waktu.
Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek responding adalah mengajukan, melaporkan, menampilkan, mendukung,
dan sebagainya. 3 Penghargaan Valuing
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap sesuatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu
tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi dari pada receiving atau
responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak
hanya mampu menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran
yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan itu adalah baik, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu
mulai dicamkan internalized dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik.
Proses ini terbagi atas tiga tahap. Yang pertama adalah menerima nilai acceptance of value, dimana siswa bersedia untuk memiliki dan menerima nilai
yang ditanamkan kepadanya. Yang kedua adalah pemilihan suatu nilai preference for value. Dan yang ketiga adalah keterikatan commitment.
Dalam valuing reaksi-reaksi yang dapat muncul berupa menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Misalnya menunjukkan rasa tanggung jawab