Dari bagan di atas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan total angka ekspor pada periode ini dapat dikatakan relatif meningkat walaupun melalui komposisi komoditas yang
berbeda. Ketika di satu sisi suatu komoditas mengalami penurunan misalnya karet, di sisi yang lain suatu komoditas malah mengalami peningkatan yang signifikan sehingga secara
keseluruhan total angka ekspor tetap mengalami peningkatan. Jadi, berlakunya kebijakan Restriksi Karet dan ekspor karet yang harus dalam bentuk karet kering tidak mempengaruhi
angka total ekspor dari Pelabuhan Labuhan Bilik. Selama periode ini hanya mengalami penurunan satu kali yaitu pada tahun 1935 karena berkurangnya angka ekspor karet dan
SabutSerat. Di tahun-tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan.
5.3.2. Kuantitas Impor
Untuk lebih memudahkan melihat dan menganalisa kuantitas impor ke Pelabuhan Labuhan Bilik, dalam hal ini akan di bagi atas dua bagian. Pertama adalah kuantitas impor
khusus komoditas Beras dan kedua adalah komoditas lainnya. Dipisahkannya impor beras dalam pembahasan tersendiri karena secara per komoditas, beras adalah komoditas impor
dengan angka yang terbesar dibanding dengan komoditas lainnya. Selain itu, juga untuk mempertegas pernyataan mengenai petani subsisten yang menyatakan bahwa ekspor karet
rakyat berbanding sejajar dengan impor beras ternyata juga berlaku untuk wilayah yang menjadi cakupan Pelabuhan Labuhan Bilik. Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa jika
harga karet menaik, maka para petani akan memproduksi karet dan meninggalkan penanaman padi sehingga ekspor karet rakyat meningkat yang disusul dengan peningkatan
impor beras. Demikian juga halnya ketika diberlakukan Restriksi Karet melalui kupon karet menyebabkan para petani menghentikan produksi karetnya sehingga ekspor karet rakyat
Universitas Sumatera Utara
menurun diikuti dengan menurunnya impor beras karena petani kembali melakukan penanaman padi. Penurunan ekspor karet rakyat setelah diberlakukannya Restriksi Karet
adalah benar dan pada saat itu juga diikuti oleh menurunnya impor beras. Untuk lebih jelas berikut adalah tabel impor beras ke Pelabuhan Labuhan Bilik.
Tabel 14 Kuantitas Impor Beras Ke Pelabuhan Labuhan Bilik pada tahun 1914-1939 dalam Kg
No Tahun Jenis Beras
Total Britis
Siam Saigon
Lainnya
1. 1914
- -
- -
2.905.900
2. 1915
- -
- -
2.386.300
3. 1916
- -
- -
3.150.940
4. 1917
- -
- -
4.847.690
5. 1918
- -
- -
2.485.825
6. 1919
239.100 2.211.926
369.000 127.316
2.947.342
7. 1920
52.100 846.720
2.400 1.470
902.690
8. 1921
281.500 1.097.200
154.000 47.800
1.580.500
9. 1922
580.940 715.640
356.560 82.475
1.735.115
10. 1923
76.000 353.400
1.082.000 106.310
1.617.710
11. 1924
1.940.375 5.000
645.650 355.600
2.946.625
12. 1925
4.125.750 500
1.093.207 15.062
5.234.519
13. 1926
5.339.400 100
1.220.804 30.000
6.590.304
14. 1927
- -
- -
9.424..000
15. 1928
8.645.461 45.390
959.114 383.035
10.033.000
16. 1929
10.609.118 -
893.922 429.880
11.932.920
17. 1930
- -
- -
12.865..000
18. 1931
8.297.152
-
235.994 257.965
8.791.111
19. 1932
6.694.262 -
149.446 283.322
7.127.030
20. 1933
6.582.315 -
103.940 305.297
6.991.552
21. 1934
7.443.943 -
221.435 385.843
8.051.221
22. 1935
7.091.066 -
126.810 343.055
7.560.931
23. 1936
5.082.165 -
- 353.125
5.435.290
24. 1937
4.988.328 -
- 326.271
5.314.599
25. 1938
10.320.605 -
121.584 331.843
10.774.032
26. 1939
7.537.121 243.915
77.328 324.994
8.183.358
Data pada tahun ini hanya sepuluh bulan pertama Januari-Oktober Sumber: Data dari tahun 1914-1923 berasal dari Mededeelingen van “De
Handelsvereeniging te Medan”, 15 Januari 1926; Data dari tahun 1924-1939 berasal dari Verslag van “De Handelsvereeniging te Medan” dari tahun 1919-1939.
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas, dari tahun 1925-1939 memiliki angka impor di atas 5.000 ton dan angka impor terbesar adalah pada tahun 1930 dengan angka lebih dari 12.000 ton.
Berdasarkan pernyataan mengenai petani subsisten memang terjadi tetapi mengalami sedikit pergeseran dimana ekspor karet rakyat dengan angka yang terbesar adalah pada tahun 1929.
Hal itu juga terjadi saat terjadi penurunan ekspor karet rakyat sejak tahun 1935-1939. Impor beras juga mengalami penurunan kecuali pada tahun 1938 yang mengalami peningkatan dari
tiga tahun sebelumnya. Namun, secara keseluruhan dari tahun 1920-1939 kecuali tahun 1938 perbandingan ekspor karet rakyat berbanding sejajar dengan impor beras. Untuk lebih
jelas melihat perbandingan ekspor karet rakyat dan impor beras pada tahun 1914-1939, lihat bagan pada lampiran VIII.
Garis pergerakan angka ekspor karet rakyat dan impor beras terlihat sejajar dengan pergerakan yang sama. Ketika ekspor karet menurun maka impor beras juga menurun dan
sebaliknya. Pengecualian terjadi pada tahun 1938, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor lain selain dari menurunnya ekspor karet rakyat. Faktor lain itu misalnya gagal panen,
serangan hama atau masyarakat mengalihkan perhatiannya ke tanaman lain selain karet dan padi. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya ekspor Kopra dan Pinang pada tahun
1938 itu dengan angka ekspor yang tertinggi pada kuantitas ekspor periode kedua 1931- 1939. Meningkatnya ekspor Kopra dan Pinang kemungkinan besar karena meningkatnya
harga Kopra dan pinang di pasaran sehingga masyarakat petani mengalihkan perhatiannya kepada produksi kopra dan pinang dan meninggalkan produksi padi dan karet. Sehingga,
pada tahun itu ekspor karet menurun dan diikuti dengan impor beras yang meningkat. Selain komoditas impor beras terdapat komoditas-komoditas impor lainnya. Dalam
hal ini data impor itu akan ditampilkan dalam dua bagian. Bagian pertama menampilkan data
Universitas Sumatera Utara
impor per komditi dari tahun 1915-1928. Sedangkan bagian kedua menampilkan data total impor dari tahun 1929-1939. Berikut adalah kuantitas impor ke Pelabuhan Labuhan Bilik per
komoditas selain komoditas beras pada tahun 1915-1928.
Tabel 15 Kuantitas Impor ke Pelabuhan Labuhan Bilik pada tahun 1915-1928
No Tahun Satuan
kg Unit
Karung Gross
L Gulden
1. 1915
99.342 -
4.129 8.939
11.348 143.713
2. 1916
127.695 -
701 6.330
2.806 241.503
3. 1917
76.586 -
670 8.843
1.297 183.151
4. 1918
62.793 -
1.053 8.889
321 137.802
5. 1919
- -
- -
- -
6. 1920
143.760 -
296 7.860
14.748 210.012
7. 1921
113.898 2
225 6.537
12.709 614.594
8. 1922
9.566 -
1.116 6.433
62.418 202.761
9. 1923
- -
1.103 4.039
24.918 223.844
10. 1924 52.643
- -
1.755 37.113
289.283 11. 1925
81.465 54.340
867 2.736
62.868 784.491
12. 1926 96.302
218.893 -
690 95.286
158.921 13. 1927
16.950 -
- -
- 3.179
14. 1928 -
- -
- -
4.090 Sumber : Verslag van “De Handelsvereeniging te Medan”, tahun 1916-1928
Dari data impor bagian pertama di atas, setiap komoditas mengalami fluktuasi yang tinggi di mana angka pertahunnya dapat dikatakan tidak beraturan dengan satuan yang
berbeda-beda pula. Terdapat enam satuan dalam data itu yaitu Kilogram, Unit, KarungKarung, Gros, Liter dan Gulden. Olek karena itu, menganalisa data yang demikian
secara keseluruhan tidak dapat dilakukan selain menampilkannya hanya dalam bentuk tabel. Sementara itu, data impor bagian kedua adalah data total impor ke Pelabuhan Labuhan Bilik
pada tahun 1929-1939. Berikut adalah data impor bagian kedua.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16 Kuantitas Impor Ke Pelabuhan Labuhan Bilik bagian kedua 1929-1939 dalam satuan
Ton.
No Tahun
Jumlah
1. 1929
25.214 2.
1930 22.654
3. 1931
11.722 4.
1932 10.399
5. 1933
10.190 6.
1934 11.391
7. 1935
10.743 8.
1936 11.561
9. 1937
13.101 10.
1938 16.732
11. 1939
12.949 Sumber: Verslag van “De Handelsvereeniging te Medan” dari tahun 1929-1939.
Data di atas hanya berbentuk satu satuan yaitu Kilogram. Sementara satuan yang lain seperti pada data bagian pertama tidak ada. Kemungkinan besar satuan yang lain juga
dikonfersikan ke dalam satuan Kilogram. Total ekspor dalam satuan kilogram dari tahun 1929-1939 itu sudah termasuk impor
beras. Jadi, dari data itu dapat kita ketahui bahwa impor beras meupakan impor utama ke Pelabuhan Labuhan Bilik di mana pada beberapa tahun mencapai lebih dari 50 total impor.
Berikut adalah persentase impor beras dari total impor pada tahun 1929-1939.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17 Persentase Impor Beras dari Total Impor Ke Pelabuhan Labuhan Bilik pada tahun
1929-1939 No Tahun Persentase Impor Beras
Persentase Impor Lainnya Total
1. 1929
47,33 52,67
100 2
1930 56,79
43,21 100
3. 1931
74,96 25,04
100 4.
1932 68,54
31,46 100
5. 1933
68,61 31,39
100 6.
1934 70,68
29,32 100
7. 1935
70,38 29,62
100 8.
1936 47,01
52,99 100
9. 1937
40,56 59,44
100 10.
1938 64,39
35,61 100
11. 1939
63,19 36,81
100 Sumber: Verslag van “De Handelsvereeniging te Medan” dari tahun 1929-1939.
Data di atas menunjukkan bahwa impor beras memegang peranan yang penting dalam aktifitas impor di Pelabuhan Labuhan Bilik. Hal itu dibuktikan dengan persentase tersebut di
mana beras menyumbang lebih dari 60 dari total impor dari tahun 1931-1935 dan 1938- 1939. Pada tahun yang lain 1929-1930 dan 1936-1937 impor beras bukanlah menunjukkan
angka yang kecil tetapi melebihi dari angka 40 dari total impor. Angka-angka ekspor-impor dari dan ke Pelabuhan Labuhan Bilik pada masa kolonial
bukanlah angka yang kecil. Angka-angka itu dapat dimaklumi mengingat wilayah cakupan Pelabuhan Labuhan Bilik yang sangat luas. Secara keseluruhan angka ekspor-impor di
Pelabuhan Labuhan Bilik mengalami peningkatan di samping juga mengalami fluktuasi.
Universitas Sumatera Utara
untuk lebih jelasnya, berikut adalah angka total ekspor-impor di Pelabuhan Labuhan Bilik pada tahun 1924-1939.
Tabel 18 Total Ekspor-Impor di Pelabuhan Labuhan Labuhan Bilik pada Tahun 1924-1939
dalam satuan Ton No
Tahun Total Ekspor-Impor
1. 1924
12.620 2.
1925 14.325
3. 1926
16.331 4.
1927 24.391
5. 1928
31.484 6.
1929 38.551
7. 1930
37.242 8.
1931 24.690
9. 1932
27.774 10.
1933 31.652
11. 1934
36.933 12.
1935 33.219
13. 1936
35.914 14.
1937 47.408
15. 1938
51.203 16.
1939 51.238
Sumber: Verslag van “De Handelsvereeniging te Medan”, tahun 1924-1939 Dari tabel total ekspor-impor di Pelabuhan Labuhan Bilik di atas, memperlihatkan
bahwa angka ekspor-impor secara umum mengalami peningkatan walaupun juga terjadi penurunan yang sangat tajam pada tahun 1931. Penurunan angka di tahun ini merupakan efek
dari masa resesi ekonomi dunia malaise pada tahun sebelumnya 1930. Penurunan aktifitas ekspor-impor ini bukan saja dialami oleh Pelabuhan Labuhan Bilik tetapi juga pelabuhan-
pelabuhan lain pada umumnya. Setelah terjadi penurunan aktifitas pada tahun 1931 sebagai akibat dari resesi
ekonomi dunia tersebut, pada tahun-tahun berikutnya aktifitas ekspor-impor di Pelabuhan Labuhan Bilik mengalami peningkatan secara signifikan. Peningkatan itu terjadi sejak tahun
Universitas Sumatera Utara
1932 sampai dengan 1939 walaupun terjadi sedikit penurunan pada tahun 1935-1936 dibanding angka tahun sebelumnya 1934 tetapi tidak sampai di bawah angka dua tahun
sebelumnya 1933. Angka ekspor-impor di Pelabuhan Labuhan Bilik di tutup dengan angka 51.328 Ton
pada tahun 1939. Sebuah angka yang sangat tinggi dibanding 16 tahun sebelumnya 1926 yang mengalami peningkatan lebih dari 300 . Jika dirata-ratakan dari tahun 1926-1939,
ekspor-impor di Pelabuhan Labuhan Bilik mengalami peningkatan sebesar 18,75 per tahunnya. Dengan angka yang melebihi 50.000 ton dalam satu tahun pada tahun terakhir itu,
aktifitas ekspor-impor di Pelabuhan Labuhan Bilik rata-rata lebih dari 140 ton dalam satu hari. Sebuah aktifitas yang sangat sibuk tanpa didukung oleh peralatan yang modern saat itu.
Aktifitas ekspor-impor di suatu pelabuhan tentu didukung oleh aktifitas perkapalan. Demikian halnya di Pelabuhan Labuhan Bilik. Berdasarkan aktifitas perkapalan, Pelabuhan
Labuhan Bilik adalah pelabuhan terbesar ketiga di Cultuurgebied setelah Belawan dan T. Balai. Untuk melihat jumlah dan jenis kapal yang melakukan aktifitas di Pelabuhan Labuhan
Bilik, lihat lampiran IX.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN