Kesehatan Keamanan Peradilan LABUHAN BILIK PADA MASA KOLONIAL 1862-1939

3.5. Kesehatan

Kedatangan Belanda membawa perubahan yang besar dalam hal kesehatan di daerah Labuhan Bilik terutama pada periode kedua. Sebagaimana kita ketahui bersama, sebelum kolonial menduduki wilayah ini, sistem kesehatan masih sangat sederhana dan pengobatan masih dilakukan dalam bentuk doa-doa dan pemujaan terhadap roh. Sistem vaksinasi tidak ditemukan di daerah ini. Belanda kemudian melakukan pembangunan kesadaran akan kesehatan masyarakat Labuhan Bilik. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan sebuah Rumah Sakit di Labuhan Bilik. Rumah sakit ini merupakan satu-satunya rumah sakit yang ada di wilayah Labuhan Batu 46 Pada masa kolonial di Labuhan Bilik terdapat dua buah sistem pengamanan. Pengamanan yang berada di bawah kedudukan kerajaan dan pengamanan di pihak gubernemen. Pengamanan ini lebih bersipat korps kepolisian. Untuk menjalankan tugas korps kepolisian Belanda, ditempatkan sebuah kantor polisi dan sebuah penjara di Kota Labuhan Bilik. Sementara itu, Korps Kepolisian kerajaan Opas dibiayai sepenuhnya oleh kerajaan .

3.6. Keamanan

47 Peradilan untuk Kerajaan Panai yang termasuk dalam Pernyataan Pendek ada tiga tingkat yaitu tingkat yang terendah adalah Kerapatan Rol yaitu sebuah peradilan khusus .

3.7. Peradilan

46 ANRI, Memorie van Overgave Contreleur Labuhan Batu H. H. Morisoi, 1933, hlm. 24 47 T. Luckman Sinar, op. cit., hlm. 270. Universitas Sumatera Utara untuk etnis Melayu di pesisir yang diketuai oleh Orang Besar atau Kepala Distrik. Di sini hanya ada panitera dan hukuman perdata yang tidak melebihi dari Fl 16-Fl 24 dan hukuman pidana 1 bulan pejara. Banding ke Kerapatan Raja yang diketuai oleh Raja dengan anggotanya para Orang BesarKepala Distrik. Hukuman yang dikenakan bagi tindak perdata tidak lebih dari Fl 180 dan tindak pidanan tidak lebih dari 3 bulan penjara. Banding lagi ke peradilan tingkat ketiga yaitu Kerapatan Besar yaitu sebuah peradilan bersama antara tiga kerajaan Panai, Bilah dan Kota Pinang di mana ketuanya ialah bergilir diantara ketiga kerajaan itu dan sekaligus sebagai anggota. Pada tingkat peradilan ini ada panitera dan jaksa yang diangkat oleh kontelir melalui persetujuan Gubernur Jenderal dan kontelir sebagai penasehat 48 Selain peradilan kerajaan ada juga peradilan gubernemen ada sejak 1873 di mana seluruh proses peradilan itu dilakukan oleh pihak gubernemen. Peradilan ini untuk orang yang berada di luar kerajaan rakyat gubernemen atau anak buah kerajaan yang . Sistem peradilan bagi kerajaan dengan Pernyataan Pendek kemudian diatur dalam Zelfbestuursregelen 1938 khususnya pada pasal 11 Membuat Undang-undang dan pasal 12- 13 Justisi. Peraturan ini semakin mengikat dan memperkecil kekuasaan kerajaan dalam hal peradilan. Semua keputusan harus mendapat persetujuan dari Binnenlandensambtenar Kontelir, residen, gubernur jenderal. Demikian juga dalam hal mengangkat hakim dan jaksa kerajaan juga dilakukan oleh pihak gubernemen, sedangkat juru penasihat berasal dari pihak gubernemen. Peradilan kerajaan hanya mengadili anak buah kerajaan rakyat kerajaan dengan permasalahan yang tidak bersangkutpaut dengan pihak gubernemen atau orang yang takluk kepada kuasa hukum gubernemen. 48 Ibid., hlm. 260-268 Universitas Sumatera Utara tertuduhterdakwa bersama-sama dengan orang yang takluk kepada kuasa hukum gubernemen. Pengaturan atau pembatasan antara yang mana disebut sebagai rakyat kerajaan dan rakyat gubernemen diatur dalam pasal 7 Kekuasaan Pemerintahan Kerajaan dalam Zelfbestuursregelen 1938.

3.8. Pajak dan Pendapatan Negara