Penduduk LABUHAN BILIK PADA MASA KOLONIAL 1862-1939

bawah perintah dari controleur. Untuk masalah pajak dan pendapatan negara juga di kelola oleh controleur melalui masing-masing departemen yang dibentuk.

3.2. Penduduk

Catatan untuk jumlah penduduk pada masa Kolonial Belanda untuk wilayah Labuhan Batu dicatat oleh controleur pertama Labuhan Batu yaitu J. C. F. Vigelius pada tahun 1866 yang menyebutkan bahwa Penduduk untuk Kerajaan Panai berkisar 5.000-6.000 orang. Sementara itu kerajaan Kota Pinang berkisar 8.000 orang dan kerajaan Bilah berkisar 7.000 orang 36 . Selanjutnya pada tahun 1930, Pemerintah Kolonial Belanda mengadakan Sensus Penduduk untuk seluruh wilayah Hindia Belanda. Hasil sensus penduduk ini juga dilaporkan oleh Controleur Labuhan Batu H. H. Morison pada laporan serah terima jabatannya pada tahun 1933. Dalam laporan ini disebutkan bahwa penduduk kota Labuhan Bilik pada tahun 1931 berjumlah 1.348 orang 37 . Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk untuk wilayah Labuhan Batu dari masing-masing distrik yang ada di Onderafdeeling labuhan Batu. 36 J. C. F. Vigelius, “Memorie van Overgave van het Bestuur over Afdeeling Panei en Bila”, dalam Tijdschrift voor Indische Taal, Land, en Volkenkunde van Bataviasch Genootschap, jilid XVII, 1866. 37 ANRI, Memorie van Overgave Contreleur Labuhan Batu H. H. Morison, 1933, hlm. Bijlangen II. Universitas Sumatera Utara Tabel 1 Jumlah Penduduk Onderafdeeling Labuhan Batu pada Tahun 1931 No Daerah Jumlah 1. Distrik Panai Tengah 8.695 2. Distrik Panai Hilir 4.047 Total Landschap Panai 12.742 3. Distrik Bilah Hilir 7.757 4. Distrik Marbau 5.007 5. Distrik Bilah Hulu 7.033 6. Distrik Raja IX-X 5.905 Total Landschap Bilah 25.702 7. Distrik Kota Pinang 7.729 8. Distrik Langga Payung 5.327 9. Distrik Kampung Raja 1.822 Total Landschap Kota Pinang 14.878 10. Distrik Kualuh Hulu 13.537 11. Distrik Kualuh Hilir 10.975 12. Distrik Aer Natas 5.699 Total Landschap Kualuh 30.211 Total Ondertafdeling Labuhan Batu 83.533 Sumber: MvO Controleur H. H. Morison, 1933, Bijlangen II Dari data di atas dapat dilihat peningkatan data jumlah penduduk pada masa Kolonial Belanda. Berdasarkan catatan J. C. F. Vigelius pada tahun 1866 yang mencatat jumlah penduduk di tiga kerajaan Panai, Bilah dan Kota Pinang yang diperkirakan berjumlah 20.000 orang. Sementara itu, berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk dari tiga kerajaan itu adalah berjumlah 53.322 yang berarti meningkat lebih kurang 33.000 jiwa. Dengan demikian angka pertumbuhan penduduk di tiga wilayah ini dari tahun 1866-1931 adalah 2,54 Universitas Sumatera Utara per tahun. Tabel penduduk dari tiap-tiap kampung pada masing-masing distrik di Labuhan Batu dapat dilihat pada lampiran IV. Pada tahun 1933 tercatat data penduduk asli pribumi untuk Landschap Panai sejumlah 12.975, Landschap Bilah 25.824, Landschap Kota Pinang sejumlah 19.278 dan Landschap Kualuh sejumlah 23.774 38 Pada periode pertama sebelum perkembanganperluasan perkebunan Pemerintahan Kolonial Belanda sebenarnya tidak berbuat banyak terhadap infrastruktur di wilayah Labuhan Batu. Hal ini dapat dimaklumi mengingat kepentingan akan hal itu bukanlah kepentingan yang mendesak atau menjanjikan. Namun, setelah perkembangan perkebunan di wilayah ini, barulah kemudian Belanda mulai membangun infrastruktur terutama untuk kepentingan kelancaran pemerintahan dan kepentingan pihak perkebunan. Pemerintah Kolonial Belanda mulai membangun infrastruktur di wilayah Labuhan Batu terutama di Kota Labuhan Bilik sebagai pusat pemerintahan. Letak Labuhan Bilik yang strategis menjadikan alasan bagi pihak Belanda untuk menjadikannya sebagai pusat pemerintahan sekaligus sebagai pusat perekonomian yang membuat perkembangan wilayah ini menjadi satu kota yang diperhitungkan. Untuk itu pihak kolonial membangun sarana infrastruktur di antaranya transportasi, perdagangan, industri dan pertanian serta sarana pemerintahan. Jadi, . Terdapat perbedaan data yang mencolok untuk Landschap Kualuh di mana terdapat selisih yang lebih kurang 6.400-an. Tidak diketahui secara pasti data yang mana yang lebih valid. Hal ini dapat dimaklumi dan kemungkinan besar adanya error data.

3.3. Infrastruktur