Statistik Deskriptif ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil analisis mengenai pengaruh free cash flow dan struktur kepemilikan saham terhadap kebijakan utang pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan utang yang diproksikan dengan debt to equity ratio. Variabel independennya adalah free cash flow FCF dan struktur kepemilikan saham yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institutional. Sementara variable moderating adalah investment opportunity set IOS yang diproksikan dengan rasio market to book value of asset MBVA. Analisis data dilakukan secara parsial dan simultan untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependennya yaitu kebijakan utang.

5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 akan menunjukkan karakteristik sampel . 52 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Rasio Rata-rata Variabel Variabel 2005 2006 2007 2008 Free cash Flow -0,27 -0,03 -0,05 -0,18 Kepemilikan Manajerial 5,07 5,40 5,18 4,38 Kepemilikan Institusional 62,77 64,34 65,81 66,05 Market to Book Value of Asset 0,85 0,90 1,04 0,85 Debt to Equity Ratio 1,17 1,09 1,04 1,17 Tabel 5.1 menunjukkan bahwa angka free cash flow negatif, dan pada tahun 2008 menjadi sangat rendah. Kepemilikan manajerial juga mengalami penurunan ditahun 2008 namun kepemilikan institusional meningkat menunjukkan sebagian saham manajerial dibeli oleh pihak institusional. Set kesempatan berinvestasi juga menurun di tahun 2008 walaupun sempat naik ditahun 2007, sehingga hal ini menciptakan peningkatan utang. Hal ini menunjukkan sementara bahwa dengan free cash flow yang menurun dimana set kesempatan berinvestasi juga rendah sehingga menambah peningkatan utang. Begitu juga ketika kepemilikan manajerial menurun walaupun kepemilikan institusional meningkat namun ketika set kesempatan berinvestasi menurun maka kebijakan utang debt to equity ratio meningkat. Kondisi setiap perusahaan secara statistik akan dijelaskan dari setiap variabel yang ada. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Rasio Free Cash Flow No Perusahaan Rasio Free Cash Flow 2005 2006 2007 2008 1 AKKU -0,35 -0,28 -0,09 0,16 2 APLI 0,11 0,18 0,06 0,30 3 AKRA -0,13 -0,14 -0,57 -0,18 4 ALMI 0,25 -0,08 0,02 0,22 5 AMFG -0,14 -0,23 -0,14 -0,19 6 BRNA -0,31 -0,19 -0,21 -0,30 7 BRPT -0,18 -0,11 -0,73 -0,26 8 BTON -4,39 -0,34 -0,38 -0,33 9 BUDI 0,01 0,07 -0,26 -0,07 10 DPNS -0,55 -0,47 -1,43 0,50 11 DYNA 0,07 0,16 0,14 0,16 12 ETWA 0,00 -0,05 -0,09 -0,57 13 DSFI -0,11 0,12 -0,42 -0,11 14 INTA -0,44 -0,59 -0,50 -0,45 15 JPRS -0,40 -1,10 -0,74 -0,56 16 KICI -0,14 -0,04 0,28 -0,54 17 LION -0,58 -0,55 -0,63 -0,61 18 LMPI -0,11 -0,28 -0,28 -0,27 19 LMSH -0,30 -0,31 -0,36 -0,51 20 LTLS -0,16 -0,07 0,07 -0,27 21 PYFA -0,06 -0,16 -0,08 -0,13 22 SOBI -0,16 -0,22 -0,25 -0,31 23 STTP -0,22 -0,29 -0,28 -0,13 24 TBLA 0,13 -0,03 -0,22 0,09 25 MTDL -0,20 4,77 -0,28 -0,27 26 HDTX 0,00 0,04 -0,07 -0,25 27 BRAM -0,24 -0,25 -0,35 -0,20 28 NIPS 0,11 -0,07 -0,18 -0,06 29 PRAS -0,10 0,05 0,09 -0,02 30 SQMI -0,43 -0,45 -0,09 0,03 31 IKAI 0,14 0,45 0,04 -0,02 32 IKBI -0,23 -0,23 -0,32 -0,47 33 SSTM 0,17 0,24 0,05 -0,06 34 TCID -0,30 -0,43 -0,28 -0,42 35 GGRM -0,23 -0,21 -0,27 -0,30 Rata-rata -0,27 -0,03 -0,25 -0,18 Max 0,25 4,77 0,28 0,50 Min -4,39 -1,10 -1,43 -0,61 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5.2 diperlihatkan bahwa angka rata-rata free cash flow adalah negatif, angka tertinggi free cash flow pada tahun 2006 sebesar -0,03 dan nilai rata- rata terendah pada tahun 2007 sebesar -0,25. Rata-rata ini menjadi negatif karena nilai free cash flow perusahaan banyak yang negatif, dengan artian kata bahwa nilai kas perusahaan tidak ada yang bebas digunakan untuk berinvestasi selain dari modal kerja perusahaan. Rasio tertinggi atas free cash flow ini dimiliki oleh perusahaan MTLD sebesar 4,77 di tahun 2006, namun pada tahun-tahun berikutnya MTDL mempunyai rasio free cash flow minus, sedangkan nilai terendah rasio free cash flow pada tahun 2005 sebesar -4,39 terjadi di perusahaan BTON. Pada tahun 2005 perusahaan yang mempunyai nilai free cash flow positif hanya 9 sembilan perusahaan dari 35 perusahan sampel penelitian, yaitu APLI, ALMI, BUDI, DYNA, ETWA, TBLA, NIPS, IKAI dan SSTM. Di tahun 2006 juga perusahaan yang mempunyai rasio positif juga 9 sembilan perusahaan. Tahun 2007 rasionya menurun menjadi 8 delapan perusahaan, dan di tahun 2008 semakin menurun, hanya 7 tujuh perusahaan saja yang mempunyai nilai rasio positif, yakni AKKU, APLI, ALMI, DPNS, DYNA, TBLA, SQMI. Pada tahun 2008 terjadi krisis global yang mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kekurangan modal kerja, bahkan banyak perusahaan yang gulung tikar, sehingga sudah dapat dikatakan bahwa terjadinya rasio free cash flow negatif diakibatkan krisis global, sehingga tidak mungkin terjadi surplus perusahaan free cash flow positif. Pada saat perusahaan mampu menutupi modal kerja sudah merupakan hal yang lebih baik pada tahun itu. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Rasio Kepemilikan Manajerial No Perusahaan Kepemilikan Manajerial 2005 2006 2007 2008 1 AKKU 0,65 0,65 1,00 1,00 2 APLI 7,69 7,69 7,69 7,69 3 AKRA 0,13 0,13 0,13 0,25 4 ALMI 1,76 1,70 1,65 1,65 5 AMFG 0,02 0,02 0,02 0,02 6 BRNA 10,51 10,51 10,51 10,51 7 BRPT 2,74 0,77 0,29 0,42 8 BTON 9,58 9,58 9,58 9,58 9 BUDI 0,94 9,62 0,94 1,00 10 DPNS 1,90 1,90 1,90 1,90 11 DYNA 0,69 0,69 0,69 0,69 12 ETWA 0,29 0,06 0,10 7,52 13 DSFI 0,17 0,17 0,09 0,09 14 INTA 1,33 1,33 2,19 5,43 15 JPRS 2,20 2,20 2,20 2,20 16 KICI 4,60 4,60 4,60 0,05 17 LION 0,18 0,18 0,18 0,18 18 LMPI 0,02 0,02 0,02 0,02 19 LMSH 25,61 25,58 25,58 25,60 20 LTLS 3,64 3,64 3,64 3,64 21 PYFA 23,08 23,08 23,08 23,08 22 SOBI 0,05 0,05 0,04 0,19 23 STTP 6,28 6,51 6,50 0,02 24 TBLA 0,10 0,10 0,10 0,10 25 MTDL 0,41 1,43 1,71 6,42 26 HDTX 4,35 2,01 2,01 2,01 27 BRAM 17,31 23,52 25,40 25,4 28 NIPS 18,35 18,35 18,35 18,35 29 PRAS 5,91 6,27 6,27 6,27 30 SQMI 0,60 0,60 0,60 0,60 31 IKAI 5,33 3,67 3,67 3,67 32 IKBI 0,09 0,09 0,09 0,10 33 SSTM 10,4 10,4 8,29 6,65 34 TCID 0,75 0,74 0,74 0,72 35 GGRM 2,06 2,06 2,06 2,06 Rata-rata 5,07 5,40 5,18 4,38 Max 25,61 25,58 25,58 25,60 Min 0,02 0,02 0,02 0,02 Universitas Sumatera Utara Nilai kepemilikan manajerial mempunyai rata-rata dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 tidak menunjukkan perubahan angka yang signifikan, namun bila dilihat pada tahun 2008 angka rata-rata kepemilikan manajerial mengalami penurunan menjadi 4,38. Penurunan paling signifikan terjadi pada STTP tahun 2005 sebesar 6,28, tahun 2006 sebesar 6,51 dan tahun 2007 sebesar 6,50 sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan yang sangat drastis menjadi 0,02. Dari data yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa efek dari krisis global di tahun 2008 mampu menyebabkan kepemilikan manajerial menurun drastis, modal yang dimiliki manajerial dialihkan ke pasar publik. Nilai maksimum dari kepemilikan manajerial berada pada angka 25 lebih, yang dimiliki oleh perusahaan LMSH, sedangkan angka minimum berada pada angka 0,02 yang dimiliki oleh perusahaan LMPI kisaran tahun 2005 – 2007, sedangkan pada tahun 2008 angka terendah 0,02 dimiliki oleh LMPI dan STTP. Penurunan yang terjadi pada perusahaan STTP itu dapat diperkirakan bahwa pada tahun 2008 manajer yang mempunyai saham diperusahaan melepas semua sahamnya ke pasar untuk mempertahankan cash flow perusahaan. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 Rasio Kepemilikan Institusional No Perusahaan Kepemilikan Institusional 2005 2006 2007 2008 1 AKKU 64,57 64,57 72,00 72,00 2 APLI 46,43 46,15 46,44 54,06 3 AKRA 71,24 71,24 71,24 71,11 4 ALMI 80,93 80,93 80,93 80,93 5 AMFG 84,40 84,40 84,40 84,00 6 BRNA 51,42 51,42 51,42 51,42 7 BRPT 62,00 53,64 72,19 72,19 8 BTON 54,30 54,30 54,31 54,31 9 BUDI 73,25 58,82 67,48 50,50 10 DPNS 5,83 63,52 62,22 62,22 11 DYNA 73,69 73,69 61,51 74,7 12 ETWA 73,78 73,78 73,78 63,87 13 DSFI 60,14 60,14 74,3 74,3 14 INTA 86,51 86,51 86,51 86,51 15 JPRS 52,12 67,62 67,62 67,62 16 KICI 75,02 75,02 75,02 75,02 17 LION 57,70 57,70 57,70 57,70 18 LMPI 77,53 77,53 77,53 77 .53 19 LMSH 37,62 32,22 32,20 32,20 20 LTLS 63,03 63,03 63,03 63,03 21 PYFA 53,83 53,83 53,85 53,85 22 SOBI 64,62 64,62 69,91 85,11 23 STTP 66,14 66,90 60,39 56,76 24 TBLA 78,22 59,57 57,35 57,86 25 MTDL 13,07 13,07 12,93 12,73 26 HDTX 41,29 76,30 76,30 84,37 27 BRAM 70,34 59,90 65,82 65,82 28 NIPS 37,11 37,11 37,11 37,11 29 PRAS 86,91 86,91 85,91 81,13 30 SQMI 59,56 59,56 74,76 74,76 31 IKAI 72,44 75,76 75,16 74,28 32 IKBI 93,06 93,06 93,06 93,06 33 SSTM 57,37 57,37 57,37 69,53 34 TCID 79,50 79,50 79,50 79,50 35 GGRM 72,12 72,12 72,12 72,12 Rata-rata 62,77 64,34 65,81 66,05 Max 93,06 93,06 93,06 93,06 Min 5,83 13,07 12,93 12,73 Universitas Sumatera Utara Kepemilikan Institusional merupakan saham yang dimiliki oleh lembaga atau institusi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada Tabel 5.4 terlihat nilai rata-rata kepemilikan saham institusional terus naik, tahun 2005 sebesar 62,77, pada tahun 2006 64,34, tahun 2007 naik menjadi 65,81, dan pada tahun 2008 menjadi 66,05, ini menunjukkan bahwa lembaga-lembaga sangat tertarik melakukan investasi kedalam bentuk surat-surat berharga terutama dalam bentuk saham. Kenaikan persentasi di tahun 2008 atas kepemilikan saham oleh institusional tidak dipengaruhi oleh krisis global, menggambarkan bahwa kepemilikan saham orang pribadi kepemilikan manajerial tidak mampu bertahan dan diselimuti kekhawatiran sehingga orang pribadi melepas sahamnya ke pasar dan ditampung oleh institusi. Nilai maksimum kepemilikan institusional dari tahun ketahun tetap sebesar 93,06 yang dimiliki oleh perusahaan IKBI, sedangkan untuk nilai minimum kepemilikan saham institusional di tahun 2005 sebsar 5,83, sedangkan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 dapat dikatakan relatif tidak terjadi perubahan yang signifikan, ini berarti mempertegas bahwa institusi sudah tertarik melakukan investasi pada surat-surat berharga Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Rasio Investment opportunity set No Perusahaan MBVA 2005 2006 2007 2008 1 AKKU 0,49 0,50 0,65 0,65 2 APLI 0,67 0,69 0,87 0,79 3 AKRA 0,89 1,19 1,80 1,06 4 ALMI 0,65 0,85 0,89 0,92 5 AMFG 1,15 1,07 1,04 0,51 6 BRNA 0,77 0,72 0,72 0,58 7 BRPT 1,17 1,35 1,47 0,72 8 BTON 1,40 1,31 0,98 1,07 9 BUDI 0,88 0,92 1,32 0,92 10 DPNS 1,24 1,27 1,11 1,02 11 DYNA 0,90 0,81 0,77 0,75 12 ETWA 0,60 0,69 0,88 0,63 13 DSFI 0,69 0,88 0,87 0,91 14 INTA 0,93 0,88 0,92 0,80 15 JPRS 0,78 1,31 1,17 0,64 16 KICI 0,69 0,69 0,45 0,40 17 LION 0,82 0,81 0,72 0,84 18 LMPI 0,57 0,59 0,57 0,42 19 LMSH 0,93 0,84 0,86 0,95 20 LTLS 0,88 0,85 0,84 0,85 21 PYFA 0,49 0,54 0,75 0,57 22 SOBI 0,72 0,91 0,70 0,63 23 STTP 0,72 0,85 1,24 0,73 24 TBLA 0,87 1,06 1,69 0,96 25 MTDL 0,76 0,83 1,03 0,79 26 HDTX 1,01 0,96 0,96 1,05 27 BRAM 0,66 0,89 0,85 0,77 28 NIPS 0,70 0,72 0,80 0,71 29 PRAS 0,91 0,88 0,91 0,92 30 SQMI 0,35 0,39 1,77 1,44 31 IKAI 0,90 0,80 1,50 2,35 32 IKBI 0,58 0,79 0,85 0,44 33 SSTM 1,05 0,82 1,11 1,01 34 TCID 1,33 1,97 2,17 1,23 35 GGRM 1,42 0,94 1,09 0,69 Rata-rata 0,85 0,90 1,04 0,85 Max 1,42 1,97 2,17 2,35 Min 0,35 0,39 0,45 0,40 Universitas Sumatera Utara Nilai market to book value of asset MBVA rata-rata perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 bervariasi, tahun 2005 sebesar 85, tahun 2006 sebesar 90 dan tahun 2007 lebih mencapai 100, yakni sebesar 104, namun pada tahun 2008 nilai rata-rata MBVA turun kembali menjadi 85, yang artinya bahwa nilai aktiva yang ditambahkan dengan nilai saham di pasar pada tutup buku tidak dapat menjadi harapan perusahaan dalam berinvestasi dimana yang akan datang. Penurunan di tahun 2008 itu semua dikarenakan adanya krisis global. Sebagaimana Srimulyani mengatakan pada detik com 09 oktober 2008, bahwa perubahan harga saham bukan dikarenakan buruknya faktor fundamental perusahaan, melainkan adanya sentiman pasar yang negatif. Walaupun dikatakan pada tahun 2008 merupakan tahun krisis global, namun nilai MBVA tertinggi terjadi pada tahun 2008 sampai mencapai 235, yang artinya bahwa perusahaan yang mempunyai MBVA tertinggi itu tidak memperlihatkan adanya pengaruh krisis global. Perusahaan yang mempunyai nilai tertinggi itu adalah perusahaan IKAI. Perusahaan ini mempunyai MBVA cukup bagus yang terlihat pada tabel mengalami kenaikan terus sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Untuk nilai terendah MBVA terjadi pada tahun 2005 yakni sebesar 35, terjadi pada perusahaan SQMI. Perusahaan ini dalam dua tahun 2005 dan 2006 menjadi perusahaan yang terendah nilai MBVA-nya, terlihat pada tabel di tahun 2006 nilai MBVA-nya hanya 39, namun untuk tahun 2007 dan 2008 nilai MBVA perusahaan SQMI mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Untuk tahun 2007 dan Universitas Sumatera Utara 2008 nilai MBVA terendah terjadi pada perusahaan KICI, yakni tahun 2007 sebesar 45 dan pada tahun 2008 nilai MBVA-nya sebesar 40. Market book value of asset menggambarkan ukuran investment opportunity set perusahaan dimasa yang akan datang. Hasil rata-rata MBVA tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2005 sampai 2008 terdapat set kesempatan berinvestasi yang meningkat untuk perusahaan manufaktur. Hal ini membuktikan perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut dalam kondisi sehat karena mampu melakukan investasi yang menngkat. Namun di tahun 2008 ketika krisis terjadi maka terlihat set kesempatan berinvestasi menurun, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan harus mulai berhati-hati untuk melakukan investasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6 Debt to Equity Ratio No Perusahaan Debt to Equity Ratio 2005 2006 2007 2008 1 AKKU 0,18 0,48 0,56 0,62 2 APLI 1,17 0,98 1,27 1,20 3 AKRA 0,86 1,09 1,57 1,82 4 ALMI 1,1 1,74 2,07 2,76 5 AMFG 0,3 0,42 0,35 0,33 6 BRNA 1,7 1,66 1,35 1,27 7 BRPT 1,17 0,64 0,57 1,22 8 BTON 0,12 0,31 0,35 0,28 9 BUDI 3,76 2,9 1,31 1,75 10 DPNS 0,2 0,29 0,38 0,47 11 DYNA 1,57 1,71 1,63 1,79 12 ETWA 0,34 0,43 0,19 0,66 13 DSFI 0,94 1,34 0,69 1,12 14 INTA 0,94 1,34 0,69 1,12 15 JPRS 0,25 0,06 0,22 0,48 16 KICI 1,09 1,39 0,28 0,31 17 LION 0,23 0,25 0,27 0,26 18 LMPI 0,35 0,35 0,36 0,45 19 LMSH 0,99 0,86 1,16 0,66 20 LTLS 2,1 2,43 2,42 3,11 21 PYFA 0,21 0,27 0,42 0,42 22 SOBI 0,67 0,72 0,83 0,95 23 STTP 0,45 0,36 0,44 0,72 24 TBLA 1,83 1,37 1,62 2,15 25 MTDL 1,46 1,73 2,88 2,74 26 HDTX 1,17 0,69 0,88 1,29 27 BRAM 0,87 0,61 0,52 0,48 28 NIPS 1,28 1,48 2,02 1,64 29 PRAS 3,33 3,68 3,19 3,84 30 SQMI 0,14 0,13 0,39 0,68 31 IKAI 5,78 2,27 1,27 1,27 32 IKBI 0,62 0,58 0,34 0,26 33 SSTM 2,75 2,92 2,98 2,18 34 TCID 0,19 0,11 0,08 0,12 35 GGRM 0,69 0,69 0,69 0,55 Rata-rata 1,17 1,09 1,04 1,17 Max 5,78 3,68 3,19 3,84 Min 0,12 0,06 0,08 0,12 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 5.6 ini terlihat bahwa persentase kebijakan hutang yang dimiliki perusahaan-perusahaan sebagai sampel penelitian nilai rata-ratanya pada tahun 2008 adalah rasio yang paling tinggi, ini berarti pada tahun 2008 dengan rasio 1,17 diartikan bahwa perusahaan-perusahaan yang di Bursa Efek mempunyai penurunan kemampuan untuk menutupi kewajibannya, krisis ekonomi cukup mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, karena semakin sulitnya ekonomi, maka akan semakin sulit pula perusahaan untuk berkembang dan menutupi hutang yang dimilikinya. Nilai debt to equity ratio yang tertinggi tahun 2005 sebesar 5,78 pada perusahaan IKAI, namun perusahaan ini pada tahun-tahun berikutnya mempunyai rasio kebijakan hutang cukup baik, sampai dengan tahun 2008 rasio kebijakan hutangnya hanya 1,27, di tahun 2006 angka tertinggi sebesar 3,68 terjadi pada perusahaan PRAS, sejak tahun 2006 perusahaan ini menjadi perusahaan yang mempunyai rasio kebijakan hutang paling besar. Rasio kebijakan hutang paling kecil di tahun 2005 adalah perusahaan BTON sebesar 0,12 , pada tahun 2006 sebesar 0,09 terjadi pada perusahaan JPRS, tahun 2007 rasio kebijakan hutang terendah sebesar 0,08 terjadi pada perusahaan TCID, dan pada tahun 2008 rasio terendah sebesar 0,12 yang terjadi pada TCID juga. Universitas Sumatera Utara 5.2 Uji Asumsi Klasik 5.2.1 Uji Asumsi Klasik Hipotesis I

Dokumen yang terkait

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

6 130 144

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

1 81 115

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 99 107

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

0 5 55

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

0 0 10

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

0 0 6

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

1 0 19