2.1.2. Free Cash Flow dan Kebijakan Utang
Free cash flow menggambarkan kepada investor bahwa deviden yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar “strategi” menyiasati pasar dengan maksud
meningkatkan nilai perusahaan. Sementara bagi perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal, free cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai
perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan di masa depan atau tidak. Pasar akan bereaksi jika terlihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan
mereka untuk mendapatkan deviden di masa depan. Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang
dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan lagi untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap Ross et al, 2000 yang dikutip
dari Tarjo dan Jogiyanto 2003. Aliran kas bebas merupakan bagian arus kas perusahaan yang tidak diinvestasikan secara menguntungkan Keown et al,2000.
Free cash flow dapat digunakan untuk pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan, pembayaran utang dan pembayaran kepada pemegang saham dalam
bentuk deviden. Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk
pertumbuhan, pembayaran utang dan deviden. Kas tersebut biasanya akan menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.
Free cash flow yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk yang bukan untuk kepentingan pemegang saham. Dengan
kata lain, para manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan kelebihan
Universitas Sumatera Utara
keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opportunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh dari kegiatan tersebut tetapi kurang mau
menangggung risiko dari biaya yang dikeluarkan. Dengan adanya utang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free
cash flow yang berlebihan oleh manajer. Selain itu pemegang saham juga akan menikmati kontrol yang lebih atas tim manajemennya misalnya, jika perusahaan
menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk membeli kembali saham biasa yang terutang maka manajemen wajib membayar tunai untuk menutupi utang
ini, secara simultan mengurangi jumlah arus kas yang ada pada manajemen untuk dipermainkan. Dengan adanya utang ini, manajemen akan bekerja lebih efisien agar
tidak terjadi kegagalan keuangan sehingga akan mengurangi biaya agensi arus kas bebas. Hal ini sesuai dengan teori arus kas bebas struktur modal Keown et al, 2000.
Biaya keagenan adalah jumlah dari pengeluaran-pengeluaran monitoring oleh pemegang saham, pengeluaran-pengeluaran penggunaan utang oleh manajer dan
residual loss. Penelitian yang dilakukan oleh Gull dan Jaggi 1999 menyebutkan bahwa free
cash flow berpengaruh signifikan dan memiliki arah hubungan yang positif dengan utang untuk perusahaan dengan pertumbuhan rendah. Tarjo dan Jogiyanto 2003
yang menggunakan sampel 295 perusahaan manufaktur di Indonesia dengan periode pengamatan tahun 1996-2000 menunjukkan bahwa perilaku perusahaan publik di
Indonesia yang memiliki IOS rendah, ketika free cash flow tinggi cenderung menggunakan utang untuk kegiatan pendanaan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Struktur Kepemilikan Saham