tidak beracun dan tidak berbahaya. Namun kekurangannya adalah harga bahan kimia peroksida dan bahan aditifnya yang masih tinggi Batubara, 2006.
Tabel 2. 7 Dosis NaOH Optimum untuk Berbagai Variasi Dosis H
2
O
2
dalam Proses Pemutihan Kraft Pulp
Dosis H
2
O
2
berat kering pulp Dosis NaOH berat kering pulp
1 2 – 2,5
1,5 2 – 3
2 2 – 3
3 2,5 – 3,5
4 3 - 4
Kondisi Operasi : Temperatur 90
o
C ; 2 jam ; konsistensi 10 - 15 Dence dan Reeve, 1996
2. 4. 1. 4 Proses Bleaching dengan Menggunakan Klorin Dioksida
Klorin dioksida telah menjadi bahan kimia pemutih yang sering digunakan sebagai pengganti klorin. Bahan kimia ini memiliki selektivitas yang tinggi untuk
mengoksidasi struktur kromofor yang menjadikan tahap ini sering diletakkan pada tahap permulaan dari serangkaian tahap bleaching. Klorin dioksida mengalami
pertukaran elektron dengan cepat menjadi klorit dalam larutan asam dan netral. Senyawa ini dapat terurai dalam kondisi keasaman dan suhu yang tinggi. Reaksi
dekomposisi klorin dioksida dikatalisasi dengan beragam senyawa seperti senyawa karbonat atau lainnya. Klorin dioksida terkonversi menjadi ion klorit dengan bantuan
senyawa pereduksi, seperti hidrogen peroksida, asam sulfat, arsenit, iodida dan lain- lain. Jika menggunakan hidrogen peroksida, senyawa ini mudah membentuk ion
hidroperoksi dan menjadi reaktif. Maka dipilih senyawa asam sulfat yang lebih aman dan menjadi bagian penting dalam proses bleaching dengan tahap klorin dioksida.
Dengan pH yang rendah dapat meningkatkan konversi klorin dioksida menjadi ion klorit dan klorida
Hasil yang diperoleh dari tahapan klorin dioksida adalah kecerahan yang dapat mencapai 90 ISO untuk lebih dari 2 tahap D, faktor kappa
± 0,22 pada konsistensi 10 Sixta, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2. 4. 2 Proses Bleaching pulp dari Rumput Laut Merah
Sebelum proses bleaching, ampas didapat dengan mengekstraksi rumput laut sehingga terpisah antara agar-agar dan ampas. Pada proses bleaching, digunakan dua
bahan pemutih. Tahap yang pertama yaitu klorin dioksida dan untuk tahap kedua yaitu hidrogen peroksida. Untuk tahap pertama, digunakan klorin dioksida aktif 5
berat kering rumput laut pada pH 3,5. Temperatur, waktu tinggal dan pH yang digunakan adalah masing-masing 80
o
C, 60 menit dan 3,5. pH dikontrol dengan penambahan asam sulfat. Pada tahap kedua, digunakan hidrogen peroksida 5 berat
kering pulp. Temperatur, waktu tinggal dan pH yang digunakan adalah masing- masing 80
o
C, 60 menit dan 12. pH dikontrol dengan penambahan Natrium
hidroksida. Tahap kedua diulang sampai mendapat kecerahan pulp lebih dari 80.
Digunakan dua jenis rumput laut merah G. amansii, dimana ditemukan di pulau Jeju, Republik Korea Selatan dan G. corneum, diimpor dari Maroko dalam
kondisi kering. Tabel 2. 5 dan 2. 6 menunjukkan kondisi ekstraksi dan bleaching yang terjadi dari penggunaan kedua jenis rumput laut tersebut.
Tabel 2. 8 Kondisi Ekstraksi Rumput Laut Merah Jenis Rumput Laut Bahan Kimia Temperatur
o
C Ampas Ekstrak
Gelidium corneum Tanpa bahan
kimia 120
43,93 35,2
140 35,76
51,25 Asam Sulfat
5 120
40,44 47,66
140 37,56
46,58
Gelidium amansii Tanpa bahan
kimia 120
33,92 31,83
140 33,34
49,36 Asam Sulfat
5 120
45,31 27,54
140 33,99
52,21
Tabel 2. 9 kondisi Bleaching dan bagian ampas pada rumput laut merah Jenis Rumput
Laut Temperatur
o
C Hasil setelah
ekstraksi Hasil setelah
bleaching I Pengulangan
H
2
O
2
Hasil akhir
Gelidium corneum
120 43,93
29,86 2
10,43 140
35,76 32,28
4 9,46
120 40,44
29,79 2
9,54
Universitas Sumatera Utara
140 37,56
30,65 4
8,54
Gelidium amansii
120 33,92
25,85 3
10,46 140
33,34 26,27
4 8,63
120 45,31
25,33 2
8,85 140
33,99 25,23
4 7,62
Seo et al, 2009
2. 4. 3 Variabel Proses Bleaching 2. 4. 3. 1 Konsentrasi Pemutih